Follow Us

Warga Jakarta Wajib Khawatir, Bambu Getih Getah Jadi Korban Atas Ibu Kota yang Tidak Sehat. Foto-foto Ini Jadi Buktinya!

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 19 Juli 2019 | 14:08
Seniman Getih Getah Sebut Polusi Udara Jakarta Bikin Karyanya Cepat Rapuh
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Seniman Getih Getah Sebut Polusi Udara Jakarta Bikin Karyanya Cepat Rapuh

Instalasi Seni Bambu "Getih Getah" senilai Rp 550 juta
Warta Kota | Alex Suban

Instalasi Seni Bambu "Getih Getah" senilai Rp 550 juta

Selama berdiri, karya seni itu sudah dilakukan perawatan sebanyak tiga kali dengan menggunakan pelapis cat.

"Saya kasih apa pelapis lagi untuk menahan air dari luar ya, cat sih intinya cat kayak semacam vernis untuk kayu itu terus ada perbaikan-perbaikan lain," ujarnya.

Diketahui, instalasi bambu tersebut dibongkar pada Rabu (17/7/2019) malam.

Instalasi itu diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 16 Agustus 2018.

Baca Juga: Gerak Cepat Peneliti, Selamatkan Hiu yang Lehernya Nyaris Terputus Akibat Sampah Plastik. Lihat Foto Penyelamatannya!

Saat itu Anies menyampaikan keinginannya untuk membuat sebuah karya seni dari material khas Indonesia dalam rangka menyambut perhelatan Asian Games 2018.

Biaya pembuatan serta pemasangan instalasi seni bambu tersebut mencapai Rp550 juta.

"Biaya sekitar Rp 550-an (juta) kemudian dikonsorsium oleh 10 BUMD kalau enggak salah," ucap Anies di lokasi saat itu.

Baca Juga: Gerhana Bulan Parsial Terakhir Pada 2019. Lihat Foto-foto Hasil Jepretan dari Warganet

Suasana gedung bertingkat yang terlihat samar karena kabut polusi di Jakarta Pusat, Senin (8/7/2019). Kualitas udara di DKI Jakarta memburuk pada tahun ini dibandingkan tahun 2018. Prediksi ini berdasarkan pengukuran PM 2,5 atau partikel halus di udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Suasana gedung bertingkat yang terlihat samar karena kabut polusi di Jakarta Pusat, Senin (8/7/2019). Kualitas udara di DKI Jakarta memburuk pada tahun ini dibandingkan tahun 2018. Prediksi ini berdasarkan pengukuran PM 2,5 atau partikel halus di udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).

Memasuki bulan kemarau, cuaca di Jakarta menjadi lebih panas. Ternyata ini juga disebabkan oleh meningkatnya kadar polusi dari tahun sebelumnya.

Source : Kompas.com

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest