'Kenapa Dibiarkan Bebas, Pak Kapolri?' Sosok Pembuat Press Release Baku Tembak di Rumah Dinas Ferdy Sambo Dikuliti, Foto Terkininya Lenyap Ditelan Bumi

Selasa, 16 Agustus 2022 | 21:26
Facebook

Fahmi Alamsyah sosok pembuat press release baku tembak sesama polisi di rumah dinas Ferdy Sambo dikuliti. Foto terkininya lenyap.

Fotokita.net - Fahmi Alamsyah mantanPenasihat Ahli Kapolri Bidang Komunikasi Publik masih terus menjadi perbincangan. Sosok wartawan ini mengakui sudah membuat press realease berdasarkan skenario Irjen Ferdy Sambo, baku tembak sesama polisi di rumah dinas eks Kadiv Propam itu.

Fahmi Alamsyah sudah mengundurkan diri dari jabatan menterengnya itu. Namun, sejumlah pihak masih bertanya mengenai status hukum mantan pemimpin potal media online ini. Sebab, ada 63 anggota polisi yang menjalani pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik dalam kasus Ferdy Sambo itu.

Rudi S Kamri, pegiat media sosial termasuk salah satu pihak yang menyoroti dosa Fahmi Alamsyah dalam kasus Ferdy Sambo. Sosok pembuat press realease baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo dikuliti Rudi Kamri. "Kenapa Fahmi Alamsyah dibiarkan bebas, Pak Kapolri?" tanya Rudi. Foto terkini Fahmi Alamsyah bak lenyap ditelan bumi.

Fahmi Alamsyah adalah Penasihat Ahli Kapolri Bidang Komunikasi Publik yang diangkat Jenderal Pol (Purn) Idham Aziz saat yang bersangkutan menjabat Kapolri.

Belakangan banyak pihak tersengat petir, Fahmi ternyata pembuat press release terkait kematian Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo saat menjabat Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).

Fahmi membuat press release itu berdasarkan skenario versi Ferdy Sambo. Press release itulah yang kemudian menjadi dasar bagi Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto memberikan keterangan pers atau “press conference” terkait insiden kematian Brigadir J.

Skenario versi Ferdy Sambo itu akhirnya terbukti rekayasa dan tidak benar. Polri kemudian menetapkan Ferdy Sambo sebagai tersangka dalang pembunuhan berencana Brigadir J.

Selain Ferdy Sambo, ada tiga tersangka lainnya, yakni Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E, Brigadir Kepala Ricky Rizal, keduanya ajudan Ferdy Sambo, dan Kuat Ma’ruf, sopir Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo.

Baca Juga: Dirumorkan Bikin Skenario Kasus Ferdy Sambo, Ini Profil Fahmi Alamsyah Penasihat Kapolri yang Buat Pengakuan Begini, Foto Sosoknya Sampai Digeruduk

Facebook

Fahmi Alamsyah sosok pembuat press release baku tembak sesama polisi di rumah dinas Ferdy Sambo dikuliti. Foto terkininya lenyap.

Rudi S Kamri mengutarakan pendapat, pengunduran diri Fahmi Alamsyah dari jabatan Penasihat Ahli Kapolri Bidang Komunikasi Publik saja tidak cukup. Sesuai prinsip “equality before the law” (kesetaraan di muka hukum), Fahmi Alamsyah juga harus bertanggung jawab dengan diproses secara hukum.

Fahmi membuat press release yang menyesatkan Presiden Joko Widodo, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, dan masyarakat Indonesia pada umumnya terkait insiden kematian Brigadir Yosua atau Brigadir J.

“Apa pengunduran diri itu sudah cukup? Tidak fair. Sesuai prinsip kesamaan di muka hukum, dia harus bertanggung jawab. Dia harus diperiksa. Jangan biarkan dia melenggang bebas,” ujar Rudi S Kamri.

Terkait sorotannya terhadap Fahmi Alamsyah, Rudi Kamri mengutarakan pendapatnya dalamdalam program “Opini Rudi” KAB TV bertajuk, “Fahmi Alamsyah Penyusun Press Release Terbunuhnya Brigadir Yoshua, Kenapa Dibiarkan Bebas, Pak Kapolri?” yang diunggah di akun YouTube Kanal Anak Bangsa, Jumat (12/8/2022).

Sejumlah pejabat Polri juga dicopot. Selain Ferdy Sambo, Kepala Biro Pengamanan Internal (Karo Paminal) Div Propam Polri Brigadir Jenderal Pol Hendra Kurniawan, Karo Provost Div Propam Polri Brigjen Pol Benny Ali, dan Kapolres Metro Jakarta Selatan Budhi Ferdi Susianto juga dicopot dari jabatan masing-masing. Hendra dan Benny bahkan ditempatkan di sel khusus di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Belum cukup jenderal bintang satu. Masih ada 31 anggota Polri dari perwira dan bintara juga menjalani pemeriksaan intensif oleh Tim Khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang diketuai Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono.

“Jangan biarkan Fahmi Alamsyah melenggang bebas. Dia harus diperiksa. Jangan hanya polisi kroco-kroco, termasuk Kapolres Jakarta Selatan yang tidak tahu-menahu dan hanya mengikuti skenario Ferdy Sambo yang ditulis Fahmi Alamsyah. Masa depan mereka terancam. Karier mereka terancam. Pak Kapolri jangan diskriminatif,” urai Rudi S Kamri yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Anak Bangsa (LKAB).

Menurut Rudi, press release yang disusun Fahmi berdasarkan skenario versi Ferdy Sambo itu telah menyebabkan peyesatan terhadap Kapolri dan publik serta terjadi insinuasi (penyimpangan) dalam proses penyidikan insiden kematian Brigadir J, sehingga berlarut-larut.

Baca Juga: Miris! Terbuai Rayuan Maut Ferdy Sambo, Karir Jenderal Senior Polri Ini Berujung Kurungan di Mako Brimob, Foto Wajah Kepala Puslabfor Sampai Dicari

Facebook

Fahmi Alamsyah sosok pembuat press release baku tembak sesama polisi di rumah dinas Ferdy Sambo dikuliti. Foto terkininya lenyap.

“Kalau versi Choirul Huda, Penasihat Ahli Kapolri lainnya, Fahmi Alamsyah didesak dan diultimatum para Penasihat Ahli Kapolri yang lain untuk mengundurkan diri. Tapi versi Fahmi, dia secara sukarela mengundurkan diri agar tidak membebani Kapolri.

Entah mana yang benar. Monggo. Silakan kalian beradu. Yang jelas, Fahmi Alamsyah harus bertanggung jawab dengan diproses secara hukum. Apalagi dalam rapat-rapat Penasihat Ahli Kapolri, dia selalu memaksakan bahwa skenario Ferdy Sambo yang benar. Inilah saatnya Kapolri bersih-bersih, apalagi Fahmi diangkat oleh Kapolri sebelum Jenderal Listyo Sigit. Jangan ada diskriminasi,” papar Rudi.

Kata rudi, terlebih lagi dari unggahan-unggahannya di media sosial, Fahmi yang ternyata pemimpin redaksi sebuah media online dan akun-akun tak ternama lainnya diketahui merupakan pendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

“Bagi saya itu sah-sah saja. Tapi ketika simpatisan PKS yang merupakan partai oposisi menjadi Penasiha Ahli Kapolri, saya bertanya-tanya. Tapi bukan salah Jenderal Listyo Sigit juga, karena dia diangkat oleh Kapolri sebelumnya. Kini saatnya Kapolri bersih-bersih. Fahmi Alamsyah harus diperiksa.

Perkara nanti terbukti bersalah atau tidak, biarlah penyidik yang memutuskannya. Yang jelas dia harus diperiksa, jangan hanya polisi-polisi yang mengikuti skenario yang ditulisnya,” tegas Rudi.

Menurut Rudi, sebagai orang sipil, sebenarnya Fahmi bisa saja menolak tugas dari Ferdy Sambo, karena dia tidak terkait dengan polisi atau Propam yang dibawahi Ferdy Sambo.

“Tapi kenapa dia mau menyusun press release itu? Ada deal apa antara Fahmi dan Ferdy Sambo? Inilah yang saya maksud dia harus diperiksa. Dia harus bertanggung jawab secara hukum, tidak hanya mengundurkan diri lalu masalah dianggap selesai,” tandas Rudi.

Sosok pembuat press release baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo terus dikuliti. Foto terkini Fahmi Alamsyah bak lenyap ditelan bumi.

Baca Juga: Sopir Putri Candrawathi Ngadu Kejadian di Magelang, Rumah Ferdy Sambo Pernah Dihuni Orang Kepercayaan Jokowi, Begini Foto Penampakannya

Dosa besar Fahmi Alamsyah juga sudah membuat murka penasihat ahli Kapolri lainnya. Salah satunya,Penasihat Ahli Kapolri Bidang Hukum Pidana, Chairul Huda. Dia mengungkapkan hal itu dalam program blak-blakan detikcom bersama Alfito Deanova.

Sampai saat ini, Tim Khusus (timsus) Polri terus mendalami kasus pembunuhan Brigadir J yang diotaki Irjen Ferdy Sambo (FS). Termasuk, mendalami dugaan keterlibatan Penasihat Kapolri bidang Komunikasi Publik Fahmi Alamsyah di kasus tersebut, sebagaimana ditegaskan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Selasa (9/8/2022) lalu.

Mencuatnya nama Fahmi dalam pusaran kasus pembunuhan Brigadir J membuat para penasihat ahli kecewa. Terlebih Fahmi ternyata mengetahui peristiwa pembunuhan itu sejak hari pertama.

"Para Penasehat Ahli Kapolri yang lain kecewa atas yang bersangkutan. Karena dia ternyata tahu dari sejak hari pertama kejadian. Bahkan sudah ketemu Pak Irjen FS malam itu juga. Katakanlah seperti itu. Dan kemudian melakukan, membantu atas permintaan Pak FS menyusun draf rilis katakanlah benar seperti itu," papar Chairul Huda.

Berdasarkan sejumlah pemberitaan, jumlah Penasihat Ahli Kapolri sebanyak 17 orang, yakni Agus Rahardjo (bidang penanganan korupsi), Indriyanto Seno Adji (bidang hukum), Indria Samego (bidang ilmu politik), Chaerul Huda (bidang hukum pidana), Fachry Aly (bidang sosiologi), Hendardi (bidang HAM).

Lalu, ada Muradi (bidang keamanan dan politik), Hermawan Sulistyo (bidang politik), Nur Kholis (bidang HAM), Sisno Adiwinoto (bidang ilmu kepolisian sekaligus Ketua Penasihat Ahli Kapolri), Adi Indrayanto (bidang informasi teknologi), Fahmi Alamsyah (bidang komunikasi publik).

Selanjutnya, ada pula Rustika Herlambang (bidang media sosial), Refly Harun (bidang tata negara), Ifdal Kasim (bidang HAM), Wildan Syafitri (bidang ekonomi), Andy Soebjakto Molanggato (bidang pergerakan kepemudaan).

Baca Juga: Pantas Berani Tolak Perintah Ferdy Sambo, Bripka Ricky Dapat Perlakuan Istimewa dari Putri Candrawathi, Foto Terkininya Lenyap

Facebook

Fahmi Alamsyah sosok pembuat press release baku tembak sesama polisi di rumah dinas Ferdy Sambo dikuliti. Foto terkininya lenyap.

Lantas, Huda mengungkapkan bahwa Fahmi sejatinya sejak awal menginformasikan permintaan FS itu ke para Penasihat Ahli Kapolri yang lain. Maksud pemberitahuan itu adalah sebagai masukan agar bisa dinilai oleh yang lain.

Tetapi, belakangan justru muncul kabar keterlibatan Fahmi di sejumlah media. Hal itu membuat Ketua Penasihat Ahli Kapolri Sisno Adiwinoto berpikir bahwa berita itu hoax.

"Pak Sisno ketua kami masih berpikir positif bahwa itu hoax sehingga minta dia (Fahmi) menggunakan hak jawab. Tapi dia tidak respons sampai akhirnya dia mengaku seperti yang dikatakan tadi, dia hanya menyusun draf rilis," kata Huda.

Karena dianggap tidak menjalankan tupoksinya, Fahmi diminta mengundurkan diri oleh para Penasihat Ahli Kapolri yang lain. Alasan para Penasihat Ahli Kapolri, membantu FS menyusun draf rilis itu tidak ada hubungannya dengan tugas Fahmi sebagai Penasihat Ahli Kapolri.

Huda menjelaskan, mekanisme kerja Penasihat Ahli Kapolri adalah menangkap isu dari masyarakat yang semestinya diperhatikan oleh polri. Selanjutnya, masalah yang ada di masyarakat itu disusun dan dibahas serta memberikan saran untuk disampaikan kepada Kapolri.

Baca Juga: Isu Suami Penyuka Sesama Jenis Makin Liar, Ferdy Sambo Disebut Jalani Kebiasaan Ganjil Saat Tugas di Brebes, Foto Eks Kadiv Propam Dibahas

Facebook

Fahmi Alamsyah sosok pembuat press release baku tembak sesama polisi di rumah dinas Ferdy Sambo dikuliti. Foto terkininya lenyap.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya