Sebentar Lagi Pensiun, Senior Kapolri Ini Sampai Turun Tangan Interogasi Ferdy Sambo di Mako Brimob, Foto Sang Jenderal Muncul

Senin, 08 Agustus 2022 | 17:08
Facebook

Jenderal yang lebih senior dari Kapolri ini sampai turun tangan interogasi Ferdy Sambo di Mako Brimob. Foto sang jenderal muncul.

Fotokita.net - WakapolriKomjen Gatot Eddy Pramono sebentar lagi memasuki pensiun dari kepolisian. Jenderal bintang tiga yang lebih senior dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ini sampai turun tangan interogasi Ferdy Sambo di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Foto sang jenderal muncul.

Irjen Ferdy Sambo ditempatkan di Mako Brimob selama 30 hari ke depan berkaitan dengan dugaan pelanggaran kode etik terkait kematian Brigadir Yosua atau Brigadir J.Setelah melakukan penyidikan, Bareskrim menetapkan Bharada E sebagai tersangka. Belakangan seorang lagi atas nama Brigadir RR alias Brigadir Ricky Rizal dijerat pula sebagai tersangka.

Sebentar lagi pensiun, senior Kapolri ini sampai turun tangan interogasi Ferdy Sambo di Mako Brimob Kelapa Dua. Foto sang jenderal muncul di media sosial.

Irjen Ferdy Sambo disebut diduga melakukan pelanggaran prosedur terkait penanganan kasus tewasnya Brigadir J. Ferdy Sambo ditempatkan di tempat khusus Mako Brimob.

Ferdy Sambo disebut tidak profesional dalam hal pengambilan CCTV. Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan Wasriksus atau Inspektorat Khusus (Itsus).

"Dari hasil kegiatan pemeriksaan tim gabungan, Wasriksus, terhadap perbuatan Irjen FS yang diduga melakukan pelanggaran prosedur dalam penanganan tindak pidana meninggalnya Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri," ujar Dedi, Sabtu (6/8)

Inspektorat Khusus (Itsus) Polri menempatkan Irjen Ferdy Sambo di Mako Brimob selama 30 hari. Hal itu terkait pemeriksaan dugaan pelanggaran etik yang diduga dilakukan Ferdy Sambo.

Baca Juga: Ikut Periksa Ferdy Sambo di Bareskrim, Jenderal Seangkatan Kapolri Ini Selalu Tunaikan Salat Tepat Waktu, Foto Kadiv Propam Baru Tersebar

Facebook

Jenderal yang lebih senior dari Kapolri ini sampai turun tangan interogasi Ferdy Sambo di Mako Brimob. Foto sang jenderal muncul.

Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono hadir memimpin langsung pemeriksaan berkaitan dengan kasus pembunuhan Brigadir J di Mako Brimob. Salah satu yang diperiksa adalah mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

"Timsus semuanya langsung dipimpin oleh Pak Wakapolri, Pak Irwasum, bersama timsus semuanya, termasuk yang di Bareskrim, semuanya sama, pemeriksaan saksi dan juga menganalisis kembali hasil laboratorium forensik," papar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan di Mako Brimob pada Senin (8/8/2022).

"Semua bukti nanti akan disampaikan dan nanti akan langsung dijelaskan. Semuanya lagi proses, pemeriksaan dari Dirtipidum juga masih proses, Timsus juga masih proses," tambah Dedi.

Dedi memang tidak menjelaskan lebih detail mengenai siapa saja saksi yang menjalani pemeriksaan di Mako Brimob. Namun, berdasarkan informasi, pihak yang diperiksa di Mako Brimob salah satunya adalah Irjen Ferdy Sambo.

Beberapa waktu lalu, Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono sempat memegang sementara jabatan Kepala Divisi dan Profesi Pengamanan (Propam) Polri. Keputusan itu diambil Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo usai memutuskan untuk menon-aktifkan sementara Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo.

Pada 18 Juli lalu,Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan, Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo dinonaktifkan dari jabatannya untuk sementara. Dengan demikian, tugas terkait divisi Propam akan di-handleoleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan penyidikan kasus polisi tembak polisi di rumah Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir J.

"Malam hari ini kita putuskan untuk Irjen Pol Ferdy Sambo untuk sementara jabatanya dinonaktifkan dan kemudian jabatan tersebut saya serahkan ke Pak Wakapolri," kata Listyo di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Pantas Kapolri Copot Jabatan Ferdy Sambo, Irsus Polri Punya Bukti Mantan Kadiv Propam Sengaja Rusak TKP, Foto Kondisi Terkininya Jadi Misteri

Facebook

Jenderal yang lebih senior dari Kapolri ini sampai turun tangan interogasi Ferdy Sambo di Mako Brimob. Foto sang jenderal muncul.

"Tentunya ini untuk menjaga agar apa yang telah dilakukan selama ini, terkait dengan komitmen, objektivitas, transparansi, akuntabel, betul-betul kita jaga agar proses penyidikan yang saat ini sedang dilaksanakan bisa berjalan dengan baik dan membuat terang peristiwa yang terjadi," sambung Kapolri.

Gatot Eddy Pramono lahir di Solok, Sumatera Barat pada 28 Juni 1965 sehingga saat ini umurnya 57 tahun. Ia merupakan perwira lulusan Akpol 1988 yang berpengalaman dalam bidang reserse. Kemudian Gatot Eddy Pramono sukses meraih gelar doktor di bidang Ilmu Kriminologi pada 27 Juli 2015.

Sebelum menjadi Wakapolri, Gatot Eddy Pramono menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya pada 2019. Jabatan lain yang pernah diemban Gatot Eddy Pramono adalah sebagai Kapolres Blitar, Sekretaris Pribadi Kapolri dan Kapolres Metro Depok (2008).

Selain itu Gatot Eddy Pramono pernah menjadi Kapolres Metro Jaksel (2009), Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya (2011). Ia pun sempat mengemban jabatan sebagai Analis Kebijakan Madya bidang Pidum Bareskrim Polri (2012) dan Kabagdukminops Robinops Sops Polri (2013).

Terakhir, Gatot Eddy Pramono menjabat sebagai Asisten Perencanaan dan Anggaran Kapolri (2018). Di tahun yang sama, ia dipercaya menjadi Ketua Satgas Nusantara yang dibentuk agar Pilkada Serentak 2018 bisa berjalan aman.

Wakapolri juga ditunjuk sebagai Wakil Ketua Pelaksana II Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN). Pada Januari 2021 lalu, Komjen Gatot Edy juga ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Wakil Komisaris Utama PT Pindad.

Selain itu, Gatot Edy juga pernah masuk dalam bursa calon Kapolri sebelum pada akhirnya Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang terpilih. Dalam kasus polisi tembak polisi, Gatot Eddy Pramono juga masuk dalam tim khusus bersama sejumlah jenderal lainnya.

Baca Juga: Dinilai Bikin Kasus Brigadir J Jalan Lambat, 3 Jenderal Polisi Dihukum dengan Cara Begini, Foto Wajahnya Langsung Dicari

Facebook

Jenderal yang lebih senior dari Kapolri ini sampai turun tangan interogasi Ferdy Sambo di Mako Brimob. Foto sang jenderal muncul.

Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Profesor Hermawan Sulistyo, percaya akan kinerja tim khusus kasus tewasnya Brigadir J bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Dasar kepercayaan Prof Kikiek, sapaan akrabnya, adalah pernyataan para perwira tinggi bintang tiga Polri yang terlibat dalam tim tersebut.

"Sekarang publik percaya sajalah, karena yang saya dengar para bintang tiga yang jadi anggota tim itu ngomong, 'Kami tidak mau akhir ujung karier kami ini terganggu (karena kinerja di kasus tewasnya Brigadir J)'.

Jadi mereka pasti bekerja benar, dan ini pernyataan bagus bahwa mereka sebentar lagi mau pensiun, terus mereka mau belain apa, ya sudah nggak ada beban," beber Prof Kikiek kepada wartawan, Senin (25/7/2022).

"Kalau (misalnya) dia nipu-nipu publik, dia mau dapat apa? Duit? Jumlahnya berapa? Ada prinsip 'kita itu bisa nipu satu orang selama-lamanya, kita bisa nipu semua orang pada satu waktu, tapi kita nggak bisa nipu semua orang selama-lamanya'," sambung pria yang juga merupakan salah satu penasihat Kapolri ini.

Kikiek menyayangkan bila kinerja Polri yang dinilai baik pada sejumlah hasil survei tercoreng karena kasus ini. "Hasil berbagai survei kan Polri ini sudah bagus image-nya, kinerjanya bagus, eh tiba-tiba ada satu kayak begini, kan rusak semuanya," sebut Kikiek.

Kikiek pun menilai kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J termasuk level kejahatan jalanan. Dia membandingkan kasus ini dengan kasus penembakan istri anggota TNI di Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Senin (18/7/2022).

Baca Juga: Dibentuk Kapolri, Begini Aksi Ferdy Sambo Pimpin Satgassus Merah Putih yang Disebut Bikin Cemburu, Foto Sang Jenderal Dikulik

Facebook

Jenderal yang lebih senior dari Kapolri ini sampai turun tangan interogasi Ferdy Sambo di Mako Brimob. Foto sang jenderal muncul.

"Ini kasus biasa saja sebetulnya. Yang jadi luar biasa itu ya penjelasan di awalnya. Itu TNI nembak istrinya saja sebentar selesai, kok. Dari awal, jika kasus ini ditangani sesuai prosedur-prosedur penanganan street crime, sudah kelarlah. Ini kan nggak ada yang diuntungkan, jadi cepat diselesaikan," terang Kikiek.

Dia lalu menyinggung soal kejujuran dan oknum. Kikiek menegaskan keterbukaan adalah sikap yang tepat, yang diambil Polri.

"Karena melebar ke mana-mana, makanya Polri mau meluruskan tuduhan publik, ya dibentuk tim (khusus)-nya itu. Minggu ini pasti bisa selesai kok kalau mau.

Ini kan pada nggak mau ngomong, bukti fisik banyak yang hilang. Suruh sikap jujur saja semua (pihak yang mengetahui peristiwa penembakan Brigadir J), oknum yang terlibat pecati saja semua," papar Kikiek.

Kikiek merasa publik perlu tahu suasana di internal kepolisian. Dia menekankan lagi kepercayaan pada tim khusus bentukan Kapolri.

"Kasus seperti ini sangat sulit ditutupi. Kita tunggu saja hasilnya. Ada empat komjen terlibat, saya kira nggak mungkin menyetir empat komjen senior yang sudah mau pensiun. Kapolri berkali-kali mengatakan biar ikannya tidak busuk, dipotong kepalanya dulu. Inilah saatnya membuktikan," terang Kikiek.

Kikiek mewanti-wanti agar persoalan ini jangan sampai dibawa ke ranah politik. Dia mengingatkan bahwa perkara ini adalah kasus jalanan biasa yang tidak ada kaitannya dengan posisi pejabat tinggi negara.

Baca Juga: Jarang Terekspos, Mantan Mertua Ayu Ting Ting Digugat Rp 11 Triliun Oleh Ahli Waris Perusahaan Taksi, Foto Terkininya Sampai Dicari-cari

Facebook

Jenderal yang lebih senior dari Kapolri ini sampai turun tangan interogasi Ferdy Sambo di Mako Brimob. Foto sang jenderal muncul.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya