Foto Banpol Polsek Jalancagak Diungkap Danu, Ahli Forensik Polri Dibuat Geram

Senin, 08 November 2021 | 19:19
Instagram

Ahli forensik Polri dokter Sumy Hastry Purwanti untuk berbincang bersama kriminolog UI, Adrianus Meliala.

Fotokita.net - Foto oknum bantuan polisi (banpol) Polsek Jalancagak di Subang, Jawa Barat diungkap oleh Danu, salah satu saksi kunci pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu. Ahli Forensik Polri, dokter Sumy Hastry Purwanti dibuat geram dengan perbuatan keduanya.

Pembunuhan keji yang merenggut nyawa ibu dan anak di Subang sudah menguras energi netizen. Berawal dengan lagak detektif, netizen tanpa henti berlomba-lomba mengeluarkan asumsi tentang pelaku pembunuhan yang menggemparkan publik itu.

Sudah hampir tiga bulan sejak penemuan jasad Tuti dan Amalia di bagasi mobil yang diparkir di halaman rumah mereka, polisi belum juga mengungkap pelaku pembunuhan di Subang. Netizen akhirnya lelah. Mereka seolah sudah kebingungan mencari petunjuk baru.

Namun, baru-baru ini, Muhammad Ramdanu alias Danu (21), salah satu saksi kunci dalam pembunuhan ibu dan anak itu mengungkapkan fakta baru yang menggemparkan publik. Maklum, fakta ini baru diungkap hingga menjadi jawaban atas pertanyaan mengapa kasus pembunuhan di Subang begitu lama diungkap oleh polisi.

Dalam pengakuannya, Danu menceritakan pertemuannya dengan oknum banpol Polsek Jalancagak. Oknum banpol ini berinisial U. Danu juga mengungkap foto oknum banpol Polsek Jalancagak itu.

Baca Juga: Foto Sumy Hastry Bareng Polwan Bikin Bangga, Ahl Forensik Polri Ungkap Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu Dibunuh dengan Cara Keji Ini

Akibat pertemuan Danu dengan oknum banpol itu, tempat kejadian perkara (TKP) kasus pembunuhan di Subang menjadi tidak steril. Kejadian yang membuat TKP jadi tak steril terjadi sehari setelahnya atau tanggal 19 Agustus.

Danu pun mengungkap kronologi pertemuan tersebut. Ini setelah ia selama beberapa terakhir menjalani pemeriksaan di Polres Subang. Pemeriksaan dilakukan terkait sejumlah hasil penyelidikan polisi di lokasi perampasan nyawa ibu dan anak di Subang.

Sebelumnya, tersiar kabar jika sidik jari Danu ada di mana-mana di TKP ditemukannya jasad Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu. PadaKamis (4/11/2021), wartawan Tribunjabar berkesempatan melakukan wawancara dengan Danu.

Dalam wawancara itu, Danu membeberkan kronologi ia menerobos garis polisi serta membersihkan bak mandi. Ia mengatakan, sekira pukul 12.00 WIB pada tanggal 19 Agustus 2021, ia berangkat ke depan TKP yang tak lain rumah kedua korban perampasan nyawa.

Danu datang ke TKP karena disuruh oleh keluarga korban untuk menjaganya. "Siang sekira jam 12an waktu itu saya ke TKP disuruh sama keluarga untuk jagain TKP," cerita Danu.

Baca Juga: Foto Kapolres Subang Beri Hadiah Digeruduk, Saksi Pembunuhan Tuti dan Amalia Akui Bohongi Polisi, Ahli Forensik Ungkap Petunjuk Ini

Facebook

Foto oknum bantuan polisi (banpol) Polsek Jalancagak di Subang, Jawa Barat diungkap oleh Danu

Saat berada di TKP,Danu berdiam di SMA Negeri Jalancagak tepat di depan rumah Tuti Suhartini itu. Namun, saat itu ia melihat seseorang berdiam diri di TKP. Tanpa pikir panjang ia pun mendatangi orang tersebut.

"Nah terus saya melihat orang itu diem di TKP, langsung saya samperin karena saya udah dapet amanat dari keluarga buat ngejaga di TKP," katanya. Setelah mendatangi orang tersebut, Danu mengira bahwa orang tersebut adalah anggota kepolisian.

Danu langsung disuruh untuk memasuki TKP dan diminta juga untuk membersihkan bak mandi yang berada di TKP. "Saya ngeliatnya itu bapaknya datang ke TKP, terus saya disuruh masuk yang bukakan pintunya juga sama bapak itu dan si bapak megang kunci rumah," katanya.

Menurut Danu, di saat itu ia tidak sendiri di depan SMA Negeri Jalancagak tersebut. Ia bersama dengan kepala sekolah Yayasan Bina Prestasi Nasional. "Saya di sana enggak sendiri ada temen-temen dari Yayasan termasuk kepala sekolah juga ada di situ di SMA Negeri Jalancagak cuman yang nyamperin hanya saya," katanya.

Baca Juga: Foto Cucu Tuti Suhartini Ungkap Petunjuk Aneh, Yosef Subang Mengaku Gelisah, Polisi Beri Jawaban Soal Pelaku Pembunuhan

Dok. Danu

Foto oknum bantuan polisi (banpol) Polsek Jalancagak di Subang, Jawa Barat diungkap oleh Danu

Foto oknum banpol Polsek Jalancagak yang meminta Danu membersihkan TKP diungkap. Danu menunjukkan foto oknum banpol berinisial U yang tersimpan di dalam HP miliknya.

Oknum banpol Polsek Jalancagak jadi sorotan.Dari informasi yang didapatkan, oknum banpol tersebut berinisial U dan kabarnya sering berada di Polsek Jalancagak.

Banpol berinisial U tersebut, merupakan sosok yang sangat dipercaya oleh anggota Polsek Jalancagak. Maksud dari sangat dipercaya itu, karena sosok banpol U yang sering dimintai pertolongan perihal membantu membersihkan Mapolsek Jalancagak.

Dapat diketahui, sosok banpol sendiri turut meramaikan kasus dari perampasan nyawa ibu dan anak di Subang tersebut. Pasalnya, dalam pernyataan Danu sebelumnya, ia menerobos garis polisi yang terpasang di TKP serta membersihkan bak mandi diminta oleh oknum banpol itu.

Sampai berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari oknum banpol tersebut yang namanya mulai tercuat dalam kasus Subang.

Baca Juga: Foto Yosef Subang Tersenyum Bersama Pengacara Diunggah, Rara Indigo Sampaikan Pesan Arwah Korban Pembunuhan di Subang: Sosoknya Laki-laki

Sementara itu, pihak kuasa hukum Danu juga sampai dengan saat ini masih menunggu serta mempercayakan sepenuhnya kepada pihak kepolisian perihal oknum banpol yang menyuruh kliennya tersebut.

"Terkait banpolnya sudah diperiksa apa belum, kami tidak tahu, ya, kami serahkan semuanya kepada penyidik," ucap Achmad Taufan kuasa hukum Danu saat ditanya wartawan, Kamis (4/11/2021).

Keberadaan sosok banpol ini pun belum diketahui. Apakah sudah diperiksa polisi atau belum masih menjadi tanda tanya. Jika apakah dia termasuk dicari polisi karena juga saksi kunci, hal ini belum dapat dipastikan.

Proses pengungkapan kasus pembunuhan di Subang yang sudah berjalan selama 79 hari itu juga menyita perhatian dari Pusat Forensik Universitas Indonesia. Lembaga penelitian ini mengundang ahli forensik Polri dokter Sumy Hastry Purwanti untuk berbincang bersama kriminolog UI, Adrianus Meliala.

Seperti ingin menjawab rasa penasaran netizen, diskusi itu mengambil judul“Kasus Pembunuhan Subang : Kok Sulit Banget?”. Maklumpihak kepolisian sudah memeriksa 54 saksi agar dapat petunjuk dari kasus yang sudah menjadi sorotan publik tersebut. Namun, pelaku pembunuhan belum juga diungkap hinggamenyisakan tanda tanya besar.

Baca Juga: Foto Yosef Main Golf Beredar, Adik Suami Korban Pembunuhan di Subang Ungkap Fakta Sebenarnya

Instagram

Ahli forensik Polri dokter Sumy Hastry Purwanti untuk berbincang bersama kriminolog UI, Adrianus Meliala.

Dalam acara diskusi melalui Instagram Live ini, dokter Sumy Hastry Purwanti tampak geram dengan adanya oknum yang sudah mengacak-acak TKp sebelumnya. Hal ini diungkapkan ahl forensik Polri secara terang-terangan. Dia jugamenjelaskan beberapa fakta dalam kasus ini.

Dalam talkshow tersebut, dr Sumy Hastry Purwanti mengaku mengalami kesulitan dalam pengungkapan kasus Subang karena TKP yang sudah berbeda atau rusak.

"Minimal ada 5 meter dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) tidak boleh ada orang yang memasuki ke sana apalagi menyentuhnya," ujar Sumy Hastry dalam acara diskusi yang digelar pada Minggu (7/11/2021).

“Apabila TKP tidak ada orang yang memasukinya, maka penyidikan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang tentunya akan lebih mudah. Intinya jangan pernah berani mengacak-ngacak TKP,” kata Sumy Hastry Purwanti menambahkan.

Kriminolog UI Adrianus Meiala juga bertanya saat ini kasus pembunuh ibu dan anak di Subang lama terungkap, situasi konflik diantara keluarga dan terlihatlah bahwa pelaku maupun saksi tidak akan jauh.

Baca Juga: Bocorkan Foto Rapat Penyidik Gabungan, Ahli Foresik Polri Ungkap Penetapan Pelaku Pembunuhan di Subang, Yosef Buka Suara

Lantas dokter Sumy Hastry menjelaskan terkait hal tersebut bahwa memang pada saat itu olah TKP tidak holistik, tidak bersama-sama dan buktinya ketika di lakukan gelar perkara tidak konek.

"Kuncinya itu harus bersama sama, mungkin kedepan minta dari kriminolog dan ahli forensik lainnya dan ada psikiater forensiknya untuk mengantisipasi berbagai keterangan saksi yang berubah ubah," ujarnya.

"Jadi dalam kasus Subang ada titik lemah saat penggabungan, TKPK, hasil otopsi, penyidik saat itu belum menyeluruh dan otopsi kedua dilakukan untuk melengkapi saja," tambahnya.

Kasus pembunuh ibu dan anak di Subang telah memasuki bulan kedua terhitung sejak 18 Agustus 2021.

Korban pembunuh ibu dan anak di Subang, Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) dibunuh dengan sadis, dimana kedua jenazahnya ditemukan di dalam bagasi sebuah mobil mewah.

Baca Juga: Foto Amalia Mustika Ratu Ungkap Perbuatan Pacar, Korban Pembunuhan di Subang Ternyata Punya Konflik Besar dengan Orang Dekatnya

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya