Fotokita.net - Foto kondisi Malaysia mengalami darurat Covid-19 telah membuat miris negara-negara tetangganya, termasuk Indonesia. Itu sebabnya, pakar UI meminta pemerintah dan warga agar tak meremehkan kondisi di Malaysia itu.
Tsunami Covid-19 yang terjadi di India tampaknya mulai menyebar cepat ke negara di wilayah Asia.
Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba menyampaikan bahwa pihaknya telah mendeteksi adanya varian dari India (B.1.617) di Bandara Internasional Kuala Lumpur dari seorang warga negara India.
Adham Baba mengatakan, Malaysia menemukan 30 varian Covid-19 dalam level variant of concern (VOC) yang terdiri dari 27 varian Afrika Selatan (B.1.351) dan 3 varian Inggris (B.117).
Kondisi Malaysia sendiri saat mengalami darurat kasus Covid-19.
Kementerian Kesehatan Malaysia mengatakan jumlah pasien kritis telah meningkat 62 persen hanya dalam dua pekan, menyebabkan unit perawatan intensif (ICU) di sebagian besar rumah sakit besar kewalahan.
Tingkat keterisian ICU di sebagian besar rumah sakit di Malaysia juga sudah hampir penuh.
Kementerian Kesehatan Malaysia mengatakan keterisian tempat tidur pasien kritis melebihi 70 persen di Hospital Sungai Buloh, Hospital Kuala Lumpur, Hospital Ampang, Hospital Serdang, dan Hospital Tengku Ampuan Rahimah Klang.
"Kapasitas perawatan kesehatan di Lembah Klang (Selangor, Kuala Lumpur dan Putrajaya) berada pada tingkat yang mengkhawatirkan," ujar Dirjen Kesehatan Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM), Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah, dilansir dari Malay Mail seperti diberitakan CNNIndonesia.com.
Hisham memperingatkan bahwa ICU di rumah sakit Lembah Klang sekali lagi mendekati kapasitas setelah kasus Covid-19 muncul kembali setelah sebagian besar pembatasan pergerakan dilonggarkan.
Kementerian Kesehatan Malaysia telah membunyikan peringatan darurat menyusul situasi gawat di sejumlah rumah sakit yang menampung pasien Covid-19.
Rumah Sakit Pemerintah di sekitar Klang Valley kehabisan tempat tidur di unit perawatan intensif (ICU) untuk menangani pasien Covid-19 yang kritis.
Dalam sebuah posting Facebook pada Minggu (2/5/2021) disebutkan 63 pasien ICU, dengan lebih dari 25 pasien sakit kritis akan dibantarkan di bangsal umum dan gawat darurat dan lebih dari 20 kasus rujukan ke ICU setiap hari dalam satu minggu terakhir di Rumah Sakit Sungai Buloh.
Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba menyampaikan bahwa pihaknya telah mendeteksi adanya varian dari India (B.1.617) di Bandara Internasional Kuala Lumpur dari seorang warga negara India.
Noor Hisham menambahkan bahwa Rumah Sakit Sungai Buloh, yang telah berdedikasi penuh untuk menangani kasus Covid-19, akan meningkatkan kapasitas ICU dan tempat tidur perawatan kritis secara bertahap untuk mengimbangi meningkatnya jumlah kasus.
Noor Hisham mengatakan Kementerian Kesehatan mulai menyediakan peralatan seperti ventilator pada tahun lalu untuk memungkinkan rumah sakit meningkatkan kapasitasnya saat dibutuhkan.
Noor Hisham menjelaskan bagaimana sistem perawatan kesehatan publik berjuang untuk menangani beban kasus Covid-19 yang kritis.
Dia menambahkan 6 rumah sakit yang mengalokasikan tempat tidur di ICU dan pusat perawatan kritis untuk merawat pasien Covid-19 telah mencapai ambang kewaspadaan.
“RS Sungai Buloh, RS Kuala Lumpur, RS Ampang, RS Serdang, RS Selayang dan RS Tengku Ampuan Rahimah sudah di atas kapasitas 70 persen dengan beberapa di antaranya hampir mencapai 100 persen,” ujarnya seperti dilansir Straits Times.
“Dengan kapasitas ICU Universiti Malaya Medical Centre, kapasitas tempat tidur ICU sekarang lebih dari 50 persen,” tambah Noor Hisham.
Salah seorang warga Malaysia positif Covid-19 dan dibawa oleh petugas medis untuk menjalani isolasi.
Noor Hisham meyampaikan rumah sakit di Klang Valley juga terpaksa mengurangi atau menunda operasi dan prosedur elektif lainnya untuk memprioritaskan perawatan bagi pasien Covid-19.
Noor Hisham mengatakan langkah itu juga akan memungkinkan petugas kesehatan dimobilisasi ke daerah kritis untuk mengobati kasus Covid-19.
“Kementerian Kesehatan akan bekerja sama dengan pihak swasta untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur bagi pasien kritis.
Kami juga akan mengupayakan layanan mereka untuk merawat pasien non Covid-19 di rumah sakit swasta yang biayanya akan ditanggung oleh pemerintah dengan tarif yang disepakati,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa langkah tersebut telah dilakukan sejak gelombang kedua infeksi melanda tahun lalu.
Noor Hisham terus mengingatkan masyarakat untuk secara ketat mengikuti prosedur operasi standar untuk mengekang infeksi.
“100 persen kepatuhan protokol kesehatan sangat penting bagi negara untuk bangkit kembali,” pungkas Noor Hisham.
Kondisi yang terjadi di India hingga kini sudah menyebar ke Malaysia tentu mendapat perhatian serius dari pakar kedokteran Tanah Air.
Guru Besar Universitas IndonesiaProfesor Zubairi Djoerbanmengimbau seluruh elemen bangsa untuk waspada terhadap kemungkinan gelombang kasus positif Covid-19 yang semakin mendekat ke Indonesia.
Zubairi Djoerban yang Ketua Satgas Covid-19 IDI (Ikatan Dokter Indonesia) telah mencermati kondisi Malaysia yang dilaporkan tengah menghadapi darurat Covid-19.
"Gelombang itu mendekat ke Indonesia? Bisa saja. Lihat Malaysia sekarang. Kasus Covid-19-nya meningkat signifikan. Lockdown pun diberlakukan di beberapa kota," kata Prof Zubairi di akun Twitternya, Rabu (5/5/2021).
Berdasarkan data Wrldometers.info, kasus Covid-19 di Malaysia, Rabu (5/5/2021) mencapai 420.632 kasus dengan tingkat kematian 1.574 kasus dan kesembuhan 387.542 kasus.
"Tolong jangan remehkan ini. Kita tahu apa yang terjadi dengan India. Waspada dan bersiap dengan segala kemungkinan," tegas Prof Zubairi.
Prof Zubairi Djoerban (kiri, berkacamata) Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengingatkan status darurat Covid-19 di Malaysia.
Selain itu, dia juga mendorong pemerintah untuk mempersiapkan sejak dini fasiltitas dan alat-alat kesehatan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan kasus Covid-19.
Menurutnya, jangan sampai Indonesia seperti India yang tidak siap menghadapi gelombang kedua pandemi Covid-19.
Melonjaknya pasien di negara tersebut dalam waktu singkat menyebabkan rumah sakit kolaps dan kekurangan pasokan oksigen. Akibatnya, kasus kematian di India naik drastis.
“Bukan berharap yang buruk. Tapi ada baiknya kita dorong pemerintah menyiapkan stok oksigen untuk keperluan darurat.
Seperti mendesentralisasi stok di beberapa daerah sehingga segera tersedia jika suplai terganggu. Semoga kita punya mitigasi untuk hal ini. Terima kasih,” kata Zubairi.
(*)