Kerumunan Warga Saat Didatangi Jokowi Berujung Laporan Polisi, Rocky Gerung Malah Beri Saran Ini Buat Presiden: Biar Tahu Keadaan Sebenarnya

Jumat, 26 Februari 2021 | 08:09
Kompas.com

Kerumunan warga saat Presiden Jokowi mengunjungi Maumere.

Fotokita.net - Kerumunan warga saat didatangi Jokowi berujung laporan polisi, Rocky gerung malah beri saran ini buat Presiden: biar tahu keadaan sebenarnya.

Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menimbulkan kerumunan, berbuntut panjang.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan dilaporkan ke Bareskrim Polri.

Laporan tersebut akan didaftarkan oleh Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan.

Baca Juga: Kabar Gembira Buat Siswa dan Orangtua Murid, Jokowi Umumkan Belajar Tatap Muka Dimulai Pada Bulan Ini

Mereka menduga Presiden Jokowi melanggar protokol kesehatan di tengah pandemi.

"Iya sedang buat pelaporan. Masih alot, saya masih berusaha," kata Kurnia, Koordinator Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan, saat dikonfirmasi, Kamis (25/2/2021).

Dalam keterangannya, dia menyayangkan sikap Presiden Jokowi yang tidak memberikan contoh yang baik terkait penerapan protokol kesehatan.

Sebaliknya, Jokowi malah terlihat berkerumun dalam kegiatannya di NTT.

Padahal, kata dia, Presiden Jokowi mengetahui betul pandemi Covid-19 yang saat ini sedang menjangkiti dunia mengakibatkan kehidupan menjadi terganggu.

Baca Juga: Datangi Lokasi Food Estate, Jokowi Terpaksa Bicara Blak-blakan ke Gubernur NTT yang Dikenal Galak: Mohon Maaf...

Terlebih, Indonesia sebagai salah satu negara yang menduduki angka kematian tertinggi akibat Covid-19, juga mulai kewalahan menangani pandemi tersebut.

Satu-satunya cara untuk menekan itu, katanya, dengan penerapan protokol kesehatan.

"Sayangnya di tengah gencarnya penegakan program protokol kesehatan ini dalam kegiatan kunjungan kepresidenan di NTT (23/2/2021)."

"Presiden Joko Widodo sebagai pemimpin rakyat malah membuat kerumunan dan abai terhadap protokol kesehatan dengan melemparkan bingkisan dari atas mobil," jelasnya.

Baca Juga: Digadang-gadang Terawan Jadi Bukti Kesetiaan Pada Jokowi, Ahli Malah Minta Stop Izin Vaksin Nusantara, Ini Alasannya

Kurnia menjelaskan, pelaporan itu didasarkan video berdurasi 30 detik yang beredar di media sosial.

Dalam video itu, Jokowi tampak di tengah keramaian membagikan suvenir kepada warga NTT.

"Didasarkan atas video berdurasi 30 detik menampakkan seseorang yang patut diduga Presiden Jokowi di atas kendaraan."

"Di tengah kerumunan yang sangat ramai serta membagikan suvenir/gift, padahal kita sedang mengatasi bencana berupa pandemi," ucap Kurnia.

Baca Juga: Bikin Warga Desa Borong Mobil Baru Meski Tak Bisa Nyetir, Ini Pesan Jokowi ke Ahok Soal Proyek Pertamina di Tuban

Kerumunan yang terjadi saat Jokowi tiba di Maumere terabadikan melalui sejumlah rekaman video yang kini beredar luas di dunia maya.

Saat itu, Presiden sejatinya hendak meresmikan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka.

Namun, sejak pagi hari warga Sikka sudah ramai menunggu kedatangan Jokowi di tepi jalan.

Saat keluar dari bandara tepatnya di Kelurahan Waioti, Maumere, mobil Jokowi langsung disambut kerumunan warga.

Baca Juga: Digadang-gadang Jokowi Bakal Sedot Investasi, Tesla Malah Putuskan Bangun Pabrik di Negara Ini, Indonesia Kecolongan?

Meski dilarang merapat, warga tetap nekat menerobos pengamanan Paspampres dan aparat keamanan.

Karena terus diadang, Jokowi pun akhirnya menunjukkan diri melalui atap mobil yang terbuka.

Melalui atap mobil yang terbuka, Jokowi melambaikan tangan ke arah warga.

Badannya bergerak ke kiri dan ke kanan. Jokowi nampak memakai masker hitam.

Ia juga sempat terlihat mengetuk-ngetukan tangan ke maskernya seakan mengingatkan tentang penggunaan masker.

Baca Juga: Tertawa Terbahak Dengar Jawaban Rocky Gerung Bila Jadi Presiden, Ustaz Abdul Somad Mendadak Buka Peci Saat Bertemu Kiai Sepuh NU, Terungkap Tujuannya

Serentak warga berteriak histeris, "Bapak Presiden, Bapak Presiden, selamat datang di Sikka".

Warga juga riuh bertepuk tangan, melambaikan tangan, dan mengarahkan ponsel ke Presiden untuk mengabadikan momen.

Meski memakai masker, warga saling berdesakan. Dari rekaman video yang beredar terlihat tak ada jaga jarak antara satu orang dengan lainnya.

Tak lama, Jokowi nampak melempar suvenir dari mobil ke arah warga, yang lagi-lagi disambut dengan keriuhan.

Baca Juga: Diminta Kandangkan Usai Insiden Mesin Terbakar di Udara, Garuda Indonesia Ngotot Terbangkan Boeing 777, Ini Alasannya

Pembelaan Istana

Merespons peristiwa tersebut, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin yang juga ikut dalam rombongan Presiden angkat bicara.

Bey menjelaskan, saat Jokowi dan rombongan masih dalam perjalanan, masyarakat Maumere sudah menunggu di tepi jalan.

Warga kemudian mendekat ketika mobil Jokowi tiba.

"Saat dalam perjalanan masyarakat sudah menunggu rangkaian di pinggir jalan. Saat rangkaian melambat masyarakat maju ke tengah jalan sehingga membuat iring-iringan berhenti," kata Bey kepada wartawan, Selasa malam.

Baca Juga: Dulu Pamer Barang Selundupan Dirut Garuda Indonesia, Kini Sri Mulyani Dituding Bawa Sepeda Brompton dari Amerika, Ini Penjelasannya

Twitter
Twitter

Kerumunan warga saat Presiden Jokowi mengunjungi Maumere.

Melihat spontanitas dan antusiasme warga, Jokowi memutuskan untuk menyapa dari atap mobil. Bersamaan dengan itu, ia mengingatkan warga untuk memakai masker.

"Kebetulan mobil yang digunakan Presiden atapnya dapat dibuka sehingga Presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker," ujar Bey. "

Karena kalau diperhatikan, dalam video tampak saat menyapa pun Presiden mengingatkan warga untuk menggunakan masker dengan menunjukkan masker yang digunakannya," tuturnya.

Bey menambahkan, pembagian suvenir yang dilakukan Jokowi merupakan bentuk spontanitas untuk menghargai antusiasme masyarakat.

Suvenir yang dibagikan berupa buku, kaus, dan masker. "Tapi poinnya Presiden tetap mengingatkan warga tetap taati protokol kesehatan," kata dia.

Baca Juga: Bak Jilat Ludah Sendiri, Banjir Jakarta Jadi Sorotan, Anies Baswedan Akhirnya Pilih Pejabat DKI yang Dulu Dipuji Ahok Saat Sukses Pimpin Proyek Ini

Berikan contoh

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menyayangkan kerumunan yang terjadi di Maumere tersebut.

Ia menilai, seharusnya Jokowi memberikan contoh pentingnya protokol kesehatan Covid-19 5M.

"Selain 3M yaitu meminimalisir mobilitas, mencegah keramaian kerumunan. Itu contoh yang harus kita berikan," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/2/2021).

Menurut Dicky, dibutuhkan keteladanan dan konsistensi atau komitmen untuk mematuhi protokol kesehatan.

Baca Juga: Transfer Banyak Uang Hingga Hobi Party Tiap Malam, Bisnis Batu Bara Suami Pertama Jennifer Jill Sudah Bangkrut Sejak Sebelum Pandemi, Ini Penyebabnya

Salah satu contoh keteladanan itu dapat dilakukan oleh siapa saja termasuk pejabat publik dalam hal ini Presiden.

"Kita perlu keteladanan dan memberikan contoh konsistensi mematuhi protokol kesehatan yang penting untuk tidak hanya siapapun yang melakukan, tapi juga untuk masyarakat dan berkontribusi dalam perbaikan pandemi kita yang belum terkendali ini," jelasnya.

Dicky menilai, kedatangan Jokowi ke Maumere yang memicu kerumunan berisiko tinggi baik bagi Presiden sendiri maupun masyarakat setempat.

Sebab, menurut dia, NTT merupakan wilayah dengan performa pengendalian pandemi yang buruk.

"Artinya beliau datang ke wilayah yang berisiko tinggi. Sehingga harus dihindari adanya keramaian seperti itu. Berbahaya buat Presiden kita," kata Dicky.

Baca Juga: Banjir di Kemang Disebut Paling Parah, Wagub DKI dan Anggota DPRD Malah Saling Sindir Soal Program Warisan Jokowi Ini

Langgar protokol kesehatan

Merespons peristiwa tersebut, Politikus Partai Demokrat Benny K Harman menilai bahwa Jokowi melanggar aturan protokol kesehatan (prokes) yaitu menjauhi atau menghindari kerumunan.

"Secara hukum, Presiden jelas kasat mata melanggar aturan prokes, aturan yang dibikin Presiden sendiri.

Peristiwa ini juga memperlihatkan masyarakat NTT rela mati, rela korbankan dirinya terpapar Covid-19 hanya untuk melihat pemimpin yang mereka cintai," kata Benny saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/2/2021).

Benny pun menyinggung peristiwa kerumunan yang terjadi saat masyarakat menyambut pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, yang baru tiba di Indonesia beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Dipanggil Jokowi Usai Disuntik Vaksin Corona Dosis Kedua, Raffi Ahmad Syok Dengar Cerita Uya Kuya Saat Blackout Karena Covid-19: Udah Ampun!

Menurut Benny, kerumunan di Maumere mengingatkan dia akan ramainya penyambutan terhadap Rizieq Shihab yang kini berujung pada penindakan kepolisian.

"Saya teringat dengan masyarakat yang menyambut Habib Rizieq di Bandara Soekarno-Hatta saat pulang dari luar negeri. Seolah tidak percaya bahaya Covid," katanya.

Lebih lanjut, kata Benny, peristiwa ini seakan menunjukkan bahwa Jokowi ingin menguji Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang merupakan mantan ajudannya.

"Presiden mau menguji Kapolri, mantan ajudannya, apakah punya nyali tidak untuk menegakkan hukum.

Ada nyali tidak untuk menindak secara hukum Presiden yang jelas-jelas kasat mata melanggar aturan prokes, aturan yang dibikin Presiden sendiri," kata dia.

Baca Juga: TNI AU Borong Jet Tempur Canggih Buatan Boeing, Pimpinan Komisi I DPR Kaget Saat Tahu Jumlah Helikopter yang Boleh Terbang

Sementara itu, berawal dari Ustadz Abdul Somad atau UAS yang mengundang Rocky Gerung ngobrol secara live streaming, bicara soal kritik dan kekuasaan, ini jawaban Rocky seandainya jadi presiden.

Video live streaming itu dilakukan pada Sabtu (20/6/2020).

Tayangan tersebut masih bisa disaksikan melalui Kanal YouTube Ustadz Abdul Somad Official.

Baca Juga: Bikin Bangga Ustaz Abdul Somad, Ini Respons Mellya Juniarti Usai Foto Putra Sang Pendakwah Disebut Mirip Mas Al di Ikatan Cinta

Pada kesempatan itu, mereka membicarakan tentang banyak hal seputar akal sehat, kritik, dan kekuasaan.

UAS menjadi tuan rumah dan lebih banyak melontarkan pertanyaan kepada Rocky Gerung.

Baca Juga: Rencana Jahatnya Buat Habib Rizieq Dibongkar, Ini Sosok Aoki Vera, Pegiat Media Sosial yang Kicep Saat Ditantang Balik Ustaz Abdul Somad

Beberapa jawaban Rocky Gerung pun membuat Abdul Somad tertawa terpingkal-pingkal.

Obrolan dibuka dengan UAS yang menanyakan kabar selama pandemi Covid-19.

"Covid itu bagian dari keperluan alam semesta untuk menguji banyak hal.

Baca Juga: Bikin Geram Karena Picu Kerumunan Massa, Ustaz Abdul Somad Malah Jadi Bingung: Apa Salah Habib Rizieq Shihab?

Soal kesehatan, kenikmatan hidup, persaudaraan solidaritas dan soal kedunguan kebijakan negara itu juga diuji Covid," kata Rocky.

UAS pun kembali bertanya kepada Rocky Gerung tentang apakah virus tersebut ini menambah akal sehat atau justru menambah kedunguan.

"Banyak pejabat yang negatif covid tapi positif stupid itu. Begitulah ustaz," jawab Rocky.

Baca Juga: Ikut-ikut Sentil Massa Penjemput Habib Rizieq, Denny Siregar Ciut Nyali Usai Ditegur Sosok Ini Hingga Hapus Tweetnya, Warganet Langsung Sinis: Banci!

Pada kesempatan itu juga, UAS juga bertanya seperti apa standar akal sehat menurut Rocky Gerung.

Menurut Rocky, standar akal sehat menurutnya adalah tidak menipu, tidak mengalihkan isu dengan berbagai alasan.

Ia juga mengatakan bahwa watak kekuasaan saat ini adalah sensitif terhadap argumen.

Hal yang Dilakukan Rocky Gerung Seandainya Jadi Presiden

Ada beberapa bahasan yang membuat Ustadz Abdul Somad tertawa terpingkal-pingkal.

Salah satunya ketika UAS menanyai soal bagaimana seandainya Rocky Gerung menjadi presiden.

Baca Juga: Kini Nikahi Selebgram Cantik, Ternyata Taqy Malik Ungkap 1 Kata yang Bikin Dia Murka Hingga Jatuhkan Talak Pada Salmafina Sunan Lewat Video Call

"Kalau Bung Rocky jadi presiden, apa yang Bung Rocky lakukan terhadap para pengkritik Bung Rocky?" tanya UAS.

Jawaban Rocky Gerung pun mengejutkan, sampai-sampai membuat UAS tertawa terpingkal-pingkal.

"Hari pertama saya beliin pempek mereka, supaya protein otaknya tinggi," sahut Rocky.

Baca Juga: Kabar Gembira Buat Siswa dan Orangtua Murid, Jokowi Umumkan Belajar Tatap Muka Dimulai Pada Bulan Ini

Tribun Manado

Pengamat politik Rocky Gerung

Pada kesempatan live streaming dengan UAS itu, Rocky Gerung juga membicarakan soal kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.

Menurutnya, tidak ada seorang pun dengan akal sehat menerima tuntutan 1 tahun penjara kepada penyerang air keras tersebut.

Ia lantas menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk masuk ke dalam grup WA emak-emak.

Dengan mengikuti grup WA tersebut, kata Rocky, presiden akan mendapatkan informasi sebenarnya yang dibutuhkan dalam menyikapi berbagai persoalan yang terjadi, termasuk kasus Novel Baswedan.

Baca Juga: Awan Duka Memayungi Kediaman Ashanty, Anang Hermansyah Tak Mampu Berkata-kata Saat Tahu Sosok yang Membawa Virus Corona Hingga Bikin Kesehatan Ashanty Drop

"Dia masuk saja ke WA Grup emak-emak, baru dia tahu keadaan sebenarnya, dia kan bisa pakai nama samaran," terang Rocky.

"Supaya presiden dapat informasi yang betul-betul sehangat yang dia inginkan bukan informasi yang udah dibekukan, diedit," imbuhnya.

Sebab, Rocky meyakini, informasi yang masuk ke presiden sudah melalui proses penyaringan atau diistilahkannya editing dari orang sekitarnya.

"Gorong-gorong yang paling berguna saat ini adalah grup WA emak-emak," ungkapnya.

Baca Juga: Mantan Istri Raul Lemos Sebut KD Bukan Tujuan Akhir Cinta, Sang Diva Malah Pamer Rahasia 10 Tahun Pernikahannya Pada Mayangsari

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya