Terungkap, Ternyata Jack Ma Lakukan Ini Saat Hilang Selama 3 Bulan, Jadi Tahanan Rumah?

Sabtu, 13 Februari 2021 | 11:13
Biro Pers Setpres

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berbincang hangat dengan bos Alibaba Jack Ma pada 1 September 2018.

Fotokita.net - Terungkap, ternyata Jack Ma lakukan ini saat hilang selama 3 bulan, jadi tahanan rumah?

Publik sempat terkejut saatPendiri Alibaba Group, Jack Ma mendadak hilang dari depan kamera.

Ya, pada akhir tahun 2020 lalu, publik dibuat penasaran tentang keberadaan Jack Ma.

Sang miliarder dilaporkan hilang - atau mengasingkan diri - dan tidak muncul di muka publik selama berbulan-bulan.

Sejumlah spekulasi yang berkembang soal "hilangnya" Jack Ma. Termasuk dugaan bahwa bos Alibaba itu dipenjara atau bahkan kehilangan nyawa.

Baca Juga: Blak-blakan Kritik Partai Komunis Hingga Hilang Tanpa Jejak, Ini Janji Bos Alibaba Jack Ma Pada Jokowi yang Belum Tuntas

Sebab, Ma menghilang tak lama setelah mengkritik pemerintah China soal reformasi regulasi finansial dan perbankan yang disebutnya menghambat inovasi.

Namun pertengahan Januari, publik kembali dihebohkan dengan kemunculan pertama Ma setelah menghilang sekitar tiga bulan.

Lantas bagaimana kronologi hilangnya Jack Ma hingga kembali muncul di muka publik?

Baca Juga: Hilang Mendadak Usai Kritik Keras Pemerintah China, Ternyata Jack Ma Pernah Diajak Bercanda Jokowi Soal Ini

Berawal dari kritik

Pada 24 Oktober 2020, Jack Ma menyampaikan sebuah pidato dalam sebuah acara yang berlansung di Shanghai.

Dalam acara yang juga dihadiri politisi China itu, Ma melontarkan kritik pedas terhadap regulator finansial dan perbankan.

Ma menilai regulasi perbankan di China menghambat inovasi dan harus direformasi demi mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pernyataan ini membuat geram pemerintah China yang kemudian bereaksi dengan memperketat regulasi bisnis tekfin (fintech).

Baca Juga: Ternyata Sudah 2 Bulan Lenyap, Foto Pemilik Harta Rp 861 Triliun Ini Juga Hilang di Situs Web Perusahaan Sendiri, Kronologinya Bikin Ngeri

Gagal IPO

Pengetatan regulasi membuat anak perusahaan Alibaba Group, Ant Group yang bergerak di bidang tekfin gagal melakukan menggelar penawaran saham perdana (initial public offering, IPO).

Perintah penangguhan rencana IPO Ant Group dikeluarkan langsung oleh Presiden China, Xi Jinping.

Penangguhan dilakukan 3 November, tepat dua hari sebelum perusahaan itu dijadwalkan melantai di bursa saham Hong Kong dan Shanghai.

Baca Juga: Terlanjur Senang Dapat Kabar Bikin dan Perpanjangan SIM Gratis, Korlantas Polri Buru-buru Beri Penjelasan Begini

Alasan penangguhan cukup sederhana, yakni adanya perubahan peraturan oleh regulator China.

Menghilang

Berita penangguhan IPO itu sejatinya berita yang cukup serius karena diprediksi bakal memecahkan rekor.

Namun, Jack Ma tidak memberikan tanggapan apapun, bahkan setelah berbulan-bulan.

Sejak bulan Desember, publik mulai bertanya-tanya keberadaan Jack Ma. Pidato di Shanghai adalah kemunculan terakhir Ma kala itu.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Butuh Waktu 3,5 Tahun, Rakyat Amerika Malah Rasakan Efek Samping Ini Usai Disuntik Penangkal Virus Corona

Twitternya juga tampak lebih "sunyi". Twit terakhirnya diunggah bulan Oktober. padahal Ma cukup aktif di Twitter.

Absennya Ma semakin mencolok saat dia tidak hadir dalam acara Africa's Business Heroes, acara reality show buatannya sendiri, di mana ia menjadi salah satu juri.

Kursi juri Ma diisi oleh petinggi Alibaba lain di episode itu. Nama Ma juga dihapus dari website acara dan tidak diikutsertakan dalam video promosi.

Kabar hilangnya Jack Ma membuat publik berspekulasi. Kabar burung menyebut Ma ditangkap dan dipenjara karena mengkritik pemerintah China.

Baca Juga: Jadi Organisasi Terlarang Seperti PKI dan HTI, Ini Hukuman Buat PNS Bila Nekat Ikut Gabung dengan FPI

dok. Kompas

Miliarder sekaligus pendiri Alibaba Group Jack Ma ternyata melakukan ini saat menghilang selama 3 bulan.

Namun menurut jurnalis CNBC, David Faber, Ma bukan menghilang, melainkan sembunyi dari sorotan publik.

Faber menduga Ma berada di Kota Hangzhou, markas perusahaan Alibaba.

Nasionalisasi perusahaan Jack Ma

Di sela-sela "hilangnya" Jack Ma, pemerintah China mengumumkan akan melakukan investigasi ke perusahaan teknologi raksasa, termasuk Alibaba Group atas dugaan kasus monopoli.

Pemerintah China juga akan merilis undang-undang anti-pakat untuk "menjinakkan" perusahaan-perusahaan besar, seperti Alibaba dan Tencent.

Baca Juga: Utang Pemerintah Jokowi Tembus Rp 6.000 Triliun, Ayahanda Gubernur DIY Tulis Ramalan Indonesia Jadi Negara Maju Jika 5 Pusaka Ini Bisa Terkumpul

Penyelidikan tersebut konon adalah upaya Pemerintah China untuk mengambil alih Alibaba Group dan Ant Group.

Orang dalam industri keuangan internet China, Song Qing mengatakan bawah investigasi anti-monopoli yang dilakukan pemerintah China kepada Alibaba adalah upaya untuk mempercepat proses pengambil alihan perusahaan atas Alibaba dan Ant Group oleh Partai Komunis yang berkuasa di China (CCP).

"Mereka (CCP) membuat rencana nasionalisasi Alibaba beberapa pekan lalu; timing-nya bukan kebetulan... rencana-rencana ini datang dari pimpinan pusat," kata Qing, sebagaimana dihimpun dari IBTimes.

Baca Juga: Ucapkan Kiong Hi Fat Choi, Ustaz Tengku Zulkarnain Langsung Diprotes, Respon Sahabat Habib Rizieq Disorot

Belum diketahui bagaimana nasib perusahaan apabila nasionalisasi terjadi. Beragam spekulasi muncul di forum online Reddit soal bagaimana nasib pemegang saham Alibaba dan Ant Group.

Beberapa pengguna berpendapat bahwa pemerintah China akan melakukan pembelian (buyout) terhadap Alibaba.

Sehingga para pemegang saham, kemungkinan akan mendapatkan ganti rugi, tapi nilainya kemungkinan tidak terlalu besar.

Namun, ada pula yang berpendapat bahwa nasionalisasi ini tidak mungkin terjadi.

Baca Juga: Pantas Bikin Hati Sepupu Sandiaga Uno Adem, Sosok Ayahanda Syekh Ali Jaber Terungkap Hingga Banjir Pujian dari Netizen

Sebab, jika benar, maka hal tersebut akan sangat mempengaruhi pergerakan pasar dan harga saham perusahaan yang berasal dari China.

Sejauh ini belum ada informasi lanjutan mengenai dugaan rencana nasionalisasi Alibaba Group dan Ant Group.

Muncul ke publik

Pada 20 Januari 2021, Ma muncul untuk pertama kalinya setelah tiga bulan "absen" dari muka publik.

Kemunculan Ma dilaporkan pertama kali oleh Tainmu News. Ma muncul dalam sebuah siaran langsung konferensi video untuk menyapa 100 guru di pelosok China.

Dalam video berdurasi 50 detik itu, Ma mengenakan pakaian berwarna navy dan berbicara singkat di depan kamera.

Baca Juga: Normalisasi Sungai Dihapus, Begini Cara Anies Baswedan Hilangkan Banjir di Kampung Melayu, Padahal Zaman Ahok Masih Kelelep Air

Tidak diketahui dari mana Ma melakukan siaran tersebut, hanya tampak sebuah ruangan dengan latar belakang sebuah dinding atau lukisan.

The Jack Ma Foundation dan Alibaba Group kompak mengonfirmasi bahwa benar Jack Ma hadir di acara virtual tersebut.

Meskipun kembali muncul, publik masih dibuat penasaran, apa sebenarnya yang dilakukan Jack Ma selama bersembunyi?

Teka-teki itu sedikit diungkap oleh CEO SoftBank, Masayoshi Son. Miliarder asal Jepang itu menceritakan, dirinya tetap menjalin kontak dengan Ma selama dia bersembunyi dari publik.

Baca Juga: Bak Dapat Amunisi Baru, Kabar Fadli Zon Ditendang Gerindra Beredar, Denny Siregar Langsung Serang Begini: Pantas Ga Sibuk Ngetwit Lagi

Son dan Jack Ma memang kawan karib, baik secara bisnis maupun personal. Secara bisnis, perusahaan Son, SoftBank telah lama menjadi investor Alibaba sejak 20 tahun lalu.

Ketika Alibaba menjadi perusahaan publik pada 2014, SoftBank untung besar, di mana nilai investasinya berlipat ganda, dari 20 juta dollar AS menjadi 60 miliar dollar AS saat itu.

"Namun, kita tidak melulu mengobrol soal bisnis," kata Son dalam sebuah acara baru-baru ini, dirangkum dari CNN, Sabtu (13/2/2021).

"Ma suka menggambar dan dia mengirimkan beberapa gambarnya ke saya," tutur Son. Son kemudian membalas gambar yang dikirim Ma dengan gambar buatannya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Makin Parah, Hotel Bintang 5 Putuskan Jualan Nasi Bungkus Rp 7.000, Ternyata Malah Dapat Respon Begini

Terkadang, Son menyempatkan menggambar sebelum tidur malam. "Sekitar 30 menit sebelum tidur, saya membuat beberapa gambar dan menunjukkan kepadanya," ujar Son yang menyebut Ma sebagai sahabat lama.

Son juga bercerita, sebelum pandemi, dia dan Ma selalu makan malam bersama untuk membahas bisnis dan kehidupan.

Ma dan Son menjadi dewan direksi di perusahaan satu sama lain. Tampaknya, persahabatan mereka dalam ranah bisnis semakin berlanjut.

"(SoftBank) akan terus menjadi pemegang saham terbesar Alibaba dan Alibaba akan menjadi aset investasi paling penting bagi kami," tulis Son dalam laporan perusahaan bulan Juli lalu.

Baca Juga: Disindir Pakai Foto Ngopi Moeldoko, Mantan Jubir SBY Malah Singgung Perbedaan Kudeta Myanmar dengan Indonesia: Jenderal Mau Kudeta Mayor

Jack Ma tidak khawatir

Saat ditanya tentang masalah regulator China yang sedang membelit Alibaba, Son mengaku tidak khawatir dan menilai regulasi anti-monopoli memang diperlukan.

"Saya pikir yang menjadi perbincangan saat ini adalah sesuatu yang sudah dilakukan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dan aturan itu tidak melebihi apa yang kita lihat di negara tersebut," jelas Son.

Son mengibaratkan Alibaba adalah "telur emas" yang sedang dierami SoftBank sebagai "induknya".

Baca Juga: Menang Telak di Pilkada Solo 2020, Hati Anak Jokowi Malah Ketar-ketir Hingga Ogah Lakukan Ini, Ada Apa?

Dia memahami bahwa banyak orang khawatir dengan Alibaba yang tengah disorot Pemerintah China terkait dugaan monopoli.

"Bisnis (Alibaba) sendiri sebenarnya beroperasi dengan lancar dan berkembang," imbuh Son.

Namun, Son enggan mengomentari mengapa Ma memberikan kritik yang keras terhadap Pemerintah China bulan Oktober lalu.

"Saya tidak tahu detailnya. Jadi saya ragu untuk memberikan tanggapan tentang itu," katanya.

Sebelum dilaporkan "menghilang", Ma sempat melontarkan kritik pedas ke Pemerintah China dalam sebuah pidato di Shanghai, 24 Oktober lalu.

Baca Juga: Habis Unggah Foto Ngopi Buat Sindir AHY, Moeldoko Malah Murka Usai Dapat Laporan Ini Hingga IDI Tawarkan Solusi

Ma menuding bahwa bank-bank di China beroperasi dengan mentalitas "rumah gadai", berkaitan dengan jaminan untuk kredit.

Ma juga mengkritik regulasi perbankan yang berlaku dan menilai regulasi itu menghambat inovasi dan harus segera direformasi untuk mendorong ekonomi.

Tampaknya, Pemerintah China kurang berkenan menerima kritik tersebut. Pemerintah kemudian memperketat regulasi fintech sehingga menjegal rencana IPO Ant Group pada November 2020.

Baca Juga: Sukses Kalahkan Hotman Paris, Ternyata Seluruh Gaji Jaksa Pinangki Habis Buat Bayar 7 ART, Siapa yang Paling Besar?

Tidak hanya itu, Pemerintah juga membentuk satgas khusus untuk mengawasi Ant Group.

Beijing juga menyusun aturan baru mengenai anti-monopoli untuk "menjinakkan" raksasa teknologi di China, seperti Alibaba dan Tencent.

(KompasTekno/Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma