Kasus Covid-19 Tembus 1 Juta Disorot, Nama Raffi Ahmad Hilang dalam Daftar Penerima Suntikan Kedua Vaksin Sinovac?

Rabu, 27 Januari 2021 | 08:42
YouTube Sekertariat Negara

Raffi Ahmad saat menerima suntikan pertama vaksin covid-19 bersama Presiden Jokowi

Fotokita.net - Kasus Covid-19 tembus 1 juta, nama Raffi Ahmad hilang dalam daftar penerima suntikan kedua vaksin Sinovac?

Pandemi Covid-19 di Tanah Air yang sudah berlangsung hampir 11 bulan belum menunjukkan tanda bakal berakhir.

Justru, penularan virus corona terus meluas. Kasus bahkan menembus 1 juta per Selasa (26/1/2021).

Angka tersebut merupakan akumulasi sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Baca Juga: Bak Panggang Jauh Dari Api, Terus-terusan Diklaim Jokowi, Media Asing Soroti Kondisi Indonesia Usai Lewati 1 Juta Kasus Covid-19

Merespons angka ini, Presiden Joko Widodo memanggil sejumlah menteri ke Istana Kepresidenan, Jakarta, untuk menggelar rapat terbatas.

Salah satu yang turut menghadiri rapat yakni Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Usai rapat, Menkes pun menyampaikan sejumlah pesan. Ia menyebut bahwa ada 2 makna di balik angka Covid-19 yang kasusnya sudah lebih dari 1 juta.

Baca Juga: Belum Sebulan Dilantik Jadi Presiden AS, Joe Biden Larang Warga Asing dari 30 Negara Masuk Amerika, Termasuk Indonesia?

"Angka ini membuat kita harus merenung dan ada dua momen penting yang harus kita sadari," kata Budi dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa.

Makna pertama, kata Budi, saatnya Indonesia untuk berduka. Sebab, dengan terus meningkatnya kasus, banyak sekali pasien yang meninggal dunia.

Bahkan, sudah lebih dari 600 tenaga kesehatan gugur dalam menghadapi pandemi ini.

"Dan mungkin sebagian dari kelaurga dekat dan teman dekat sudah meninggalkan kita. Itu momen pertama yang harus kita lalui, bahwa ada rasa duka yang mendalam dari pemerintah, dari seluruh rakyat Indonesia atas angka ini," ujar Budi.

Baca Juga: Dituding Jadi Penyebar Virus Corona, Kini Warga Kota Wuhan Makin Pede Hidup Bebas dari Covid-19, Ini Rahasianya

Makna kedua, kerja ekstra keras mesti terus dilanjutkan. Dengan cara demikian, pengorbanan yang sudah dilakukan para tenaga kesehatan tidak menjadi sia-sia.

Menurut Budi, 1 juta kasus Covid-19 memberikan indikasi bahwa seluruh rakyat Indonesia bersama pemerintah harus bekerja bersama-sama untuk mengatasi pandemi dengan lebih keras lagi.

"Angka satu juta ini memberikan satu indikasi bahwa seluruh rakyat Indonesia harus bersama dengan pemerintah bekerja bersama untuk atasi pandemi ini dengan lebih keras lagi. Kita teruskan kerja keras kita," ujar Budi.

Baca Juga: Muncul Kasus Positif Covid-19 Usai Divaksin, Kepala Puskesmas Ini Ungkap Alasannya Berteriak Histeris Saat Akan Disuntik Vaksin Sinovac

Dua langkah kerja ekstra

Budi pun meminta seluruh masyarakat bekerja keras mengurangi laju penularan virus corona. Ia menyebut, setidaknya ada dua langkah besar yang harus ditempuh.

"Ada dua hal yang harus kita lakukan bersama-sama, ada dua hal, kerja keras, sangat keras, dan ekstra keras bersama-sama," kata dia.

Langkah pertama, menerapkan disiplin protokol kesehatan pencegahan virus. Budi mengakui bahwa disiplin memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak bukan hal yang mudah.

Baca Juga: Bikin Kagum Karena Terbebas Covid-19, Ini Fakta Menarik Suku Baduy yang Jarang Diketahui

Oleh karenanya, upaya tersebut harus dilakukan secara berbarengan antara masyarakat dan seluruh komponen pemerintah.

"Kita harus memastikan, kita harus bekerja keras mengingatkan diri kita sendiri, mengingatkan teman-teman kita, mengingatkan keluarga kita, dan seluruh rakyat yang ada di lingkungan kita agar kita disiplin protokol kesehatannya kita patuhi," ujar Budi.

Langkah kedua yakni bekerja keras melakukan testing, tracing, dan treatment (3T).

Budi berjanji Kementerian Kesehatan akan memastikan proses 3T berjalan dengan baik.

Menurut dia, testing dan treatment yang masif akan mengurangi laju penularan virus.

Baca Juga: Belum Divaksin, Ketua Satgas Doni Monardo Tertular Virus Covid-19 Karena Lakukan Hal Sepele Ini

Sebab, masyarakat yang terpapar virus corona dapat segera diketahui. Sementara, dengan menyediakan tempat isolasi yang nyaman bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19, angka kesembuhan dapat ditingkatkan.

Dengan demikian, kasus kematian akibat virus corona juga bisa ditekan. "Tujuannya hanya satu, mengurangi laju penularan, flattening. Dengan ini kita bisa mengendalikan penyebaran dari pandemi ini," kata Budi.

Budi mengatakan, jika laju penularan virus dapat dikendalikan, maka beban berat fasilitas pelayanan kesehatan dapat dikurangi.

Dengan demikian, pihak-pihak terkait, termasuk tenaga kesehatan, punya waktu lebih banyak dalam merespons pandemi ini.

Baca Juga: Disebut Positif Covid-19 Usai Kunjungi Sulbar dan Kalsel, Ternyata Sumber Kekayaan Kepala BNPB Doni Monardo Berasal dari Sini

"Kita bisa secara gradual mengurangi penularan virus ini sampai insyaallah satu saat kita bisa menghilangkanya sama sekali atau mengeradikasi virus ini," kata Budi.

Percepatan vaksinasi

Dalam kesempatan yang berbeda, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan, dibutuhkan percepatan dan keserempakan program vaksinasi Covid-19 untuk membangun kekebalan kelompok atau herd immunity.

Semakin cepat herd immunity terbentuk, semakin cepat pula pandemi berakhir.

"Perlu ada kecepatan. Itu kuncinya kenapa perlu cepat dilakukan vaksinasi kepada 2/3 populasi agar memiliki antibodi," kata Tito saat Rapat Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19, Senin (25/1/2021).

Baca Juga: Disumpah dengan Alkitab Warisan Keluarga, Joe Biden Langsung Ajukan Tuntutan Pada Warga Muslim Indonesia Karena Peristiwa Besar Ini

Tito mengatakan, perlu ada keserempakan antara pemerintah pusat, daerah, hingga ke tingkat desa untuk melakukan mobiliasi vaksinasi.

Mobilisasi yang dimaksud misalnya terkait kesiapan pemerintah daerah dalam menggelar vaksinasi, termasuk penyiapan infrastruktur yang memadai.

"Dimobilisasi infrastruktur mulai fasilitas kesehatannya, pengadaan vaksinatornya, kemampuan mereka untuk melakukan vaksin," ujarnya.

Mendagri juga meminta pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi program pengendalian penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Dulu Dipromosikan Hillary Clinton, Kini Saung Angklung Udjo Gigit Jari Gegara Pandemi, Ini Kronologinya

Evaluasi itu, kata dia, bisa dilakukan melalui pembentukan tim yang bertugas untuk melihat kontributor penyebaran kasus.

"Tiap-tiap daerah belum tentu kontributor peningkatan angka positive rate itu sama, belum tentu sama," kata Tito dilansir dari laman resmi Kemendagri, Selasa (26/1/2021).

"Oleh karena itu tiap-tiap kota itu memiliki tim yang bekerja untuk mendalami, mengevaluasi apa kontributor utama dari kenaikkan angka di daerah Bapak dan Ibu sekalian," ujar dia.

Baca Juga: Baru Sebulan Menjabat, Menkes Budi Gunadi Blak-blakan Sebut Cara Testing Covid-19 di Indonesia Salah, Ini Penjelasannya

Lewati 1 juta kasus

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Selasa (26/1/2021) pukul 12.00 WIB, total ada 1.012.350 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak diumumkannya kasus perdana pada 2 Maret 2020.

Jumlah itu muncul setelah ada penambahan 13.094 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Data yang sama juga menunjukkan ada penambahan pasien sembuh Covid-19 sebanyak 10.868 orang dalam sehari.

Baca Juga: Minggu Lalu Disuntik Vaksin Sinovac, Ini Penyebab Bupati Sleman Positif Covid-19

Sehingga, total pasien sembuh dari Covid-19 kini berjumlah 820.356 orang sejak awal pandemi.

Kendati demikian, jumlah pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 juga masih terus bertambah.

Data juga menunjukkan ada penambahan 336 pasien Covid-19 yang tutup usia dalam 24 jam terakhir.

Dengan demikian, angka kematian Covid-19 di Indonesia saat ini berjumlah 28.468 orang.

Baca Juga: Bangga Jadi Orang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19, Sosok Ini Malah Positif Corona, Begini Kondisinya Sekarang

Sejumlah nama pejabat, tokoh hingga pesohor dikabarkan akan menerima suntikan dosis kedua vaksin Covid-19 di Istana Merdeka, Rabu (27/1/2021) pagi ini.

Mereka dijadwalkan akan disuntik vaksin bareng Presiden Jokowi pada pukul 08.30 WIB.

Berdasarkan informasi yang diterima Kompas.com lewat seorang sumber di Istana, nama-nama yang akan menerima vaksinasi kedua hari iniadalah nama-nama yang sama yang menerima vaksinasi perdana Covid-19 bersama Presiden Joko Widodo pada 13 Januari 2021.

Mereka adalah Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih, Sekjen MUI Amirsyah Tambunan, Kyai Ishomuddin dari PBNU, Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Idham Azis.

Selain itu ada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Ketua PGRI Unifah Rasyidi serta perwakikan dari PGI, KWI, PHDI, Permabudhi dan Matakin.

Baca Juga: Disebut Vaksinasi Jokowi Gagal, Ini Penjelasan Ahli Kenapa Lengan Presiden Tidak Disuntik 90 Derajat

Kemudian, ada pula Kepala BPOM Penny Lukito, Ketua Kadin Rosan Roeslani, Sekjen Ikatan Bidan Indonesia Ade Zubaedah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Juru Bicara Vaksinasi Reisa Brotoasmoro.

Untuk perwakilan perawat ada Nur Fauzah, perwakilan buruh oleh Agustini Setiyorini, dan Ibu Narti yang mewakili pedagang pasar.

Selain itu, artis Raffi Ahmad juga disebut akan menerima suntikan dosis kedua vaksin Covid-19 pada pagi ini.

Baca Juga: Pernah Jadi Dokter di Perusahaan Puan Maharani, Anggota DPR Ini Dapat Sanksi dari Megawati Usai Nyinyir Soal Vaksinasi Covid-19

Sebagaimana diketahui, sebelumnya Raffi sempat menuai kontroversi karena setelah disuntik vaksin pada 13 Januari lalu langsung menghadiri acara pesta pada malam harinya.

Saat itu, Raffi tampak tidak menerapkan protokol kesehatan karena berfoto sambil berkerumun dan tidak menggunakan masker.

Istana sempat menyayangkan tindakan Raffi dan telah memberikan teguran serta pembinaan. Lewat pernyataan resmi di akun Instagram-nya, Raffi pun mengakui kesahalannya dan menyampaikan permintaan maaf.

Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo akan menerima suntikan vaksin Covid-19 dosis kedua pada Rabu pagi ini.

Baca Juga: Dulu Kritik Habis Anies Saat Tarik Rem Darurat, Kini Sikap Airlangga Hartarto Bikin Geram Sosok Ini Hingga Pihak Istana Memilih Bungkam

Berdasarkan siaran pers Sekretariat Presiden, penyuntikan yang kedua kalinya ini akan dilakukan di Istana Merdeka dan disiarkan secara langsung.

Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono mengatakan, penyuntikan kedua ini sesuai dengan jadwal vaksinasi Covid-19 yang sudah ditentukan.

"Rencananya Bapak Presiden akan menerima vaksin tahap kedua sesuai jadwal yang telah ditentukan," ujar Heru, Selasa (26/1/2021).

Baca Juga: Kolase Fotonya dengan Gorila Dikecam, Ini Sosok Natalius Pigai yang Blak-blakan Bela Habib Rizieq Shihab Meski Berbeda Agama

Presiden Jokowi sebelumnya telah menerima suntikan vaksin CoronaVac yang diproduksi Sinovac Biotech Ltd pada 13 Januari 2021.

Saat itu, sebanyak 0,5 mililiter vaksin sudah diberikan kepada Jokowi.

Sebagaimana diketahui, vaksin CoronaVac membutuhkan dua kali penyuntikan masing-masing sebanyak 0,5 mililiter dengan jarak waktu 14 hari.

Sehingga pagi ini, Jokowi akan menerima suntikan sebanyak 0,5 mililiter vaksin yang sama.

(Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya