Fotokita.net - Beredar foto jadul Andika Perkasa, sosok mertua KSAD jadi sorotan, ternyata bukan orang sembarangan.
Foto jadul Jenderal Andika Perkasa mengenakan baret merah Kopassus jadi sorotan baru-baru ini.
Foto tersebut diunggah oleh adik ipar Jenderal Andika Perkasa, Diaz Hendropriyono melalui instagramnya pada Senin (18/1/2021).
Tak cuma menarik perhatian netizen, foto tersebut juga dikomentari oleh artis hingga pengacara terkenal.
Dalam foto tersebut, Jenderal Andika Perkasa dan A.M Hendropriyono tampak gagah mengenakan baret merah Kopassus.
Selain itu, sosok istri Jenderal Andika Perkasa, Hetty Andika Perkasa ternyata juga menarik perhatian netizen.
Banyak dari mereka yang memuji Hetty tampak begitu cantik.
Dalam captionnya, Diaz menuliskan motto Kopassus yakni Berani, Benar, dan Berhasil.
"Berani. Benar. Berhasil."
Dua Baret Merah yg ada di rumah
#Kopassus #cijantung
#fotolama #nemu" tulis Diaz Hendropriyono dalam captionnya.
Berikut beberapa komentar netizen.
"Dua Baret merah dan dua duanya jenderal,"

:quality(100)/photo/2021/01/20/51351649.jpg)
Foto Jadul Jenderal Andika Perkasa Kenakan Baret Kopassus yang Jadi Sorotan
"Ibu hetty cantik bgt,"
"Gagah too,"
Foto jadul Jenderal Andika Perkasa ini ternyata juga dikomentara artis seperti Jeremy Thomas hingga pengacara terkenal Sunan Kalijaga.
"Ini contoh keluarga Pejabat yang Rendah hati dan bersahaja" tulis @sunankalijaga_sh
Sedangkan Jeremy Thomas memberikan komentar berupa emoticon bintang.
Kehidupan KSAD Andika Perkasa pun langsung menjadi buruan publik karena membuat penasaran.
Setelah jati dirinya terungkap, latar belakang keluarga Andika Perkasa pun seakan ikut tersorot.
Andika Perkasa memiliki istri bernama Diah Erwiany.
Tak banyak yang tahu, Diah Erwiany ternyata adalah putri dari mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono.
Lantas seperti apa sosok AM Hendropriyono, mertua Jenderal Andika Perkasa?
Dilihat dari latar belakang KSAD Jenderal Andika Perkasa, ternyata ia memiliki mertua yang juga seorang Jenderal TNI terkenal di tanah air. Ia adalah AM Hendropriyono.
Di militer Indonesia, jejak AM Hendropriyono melegenda. Khususnya di dunia intelijen. Diketahui, ia merupakan mantan Kepala BIN.
Berdasarkan profilnya, AM Hendropriyono atau bernama lengkap Abdullah Makhmud Hendropriyono adalah pria kelahiran Yogyakarta, 7 Mei 1945.
Kariernya yang paling melegenda ketika AM Hendropriyono menjadi ujung tombak pertempuran pasukan elite Kopassandha yang kini bernama Kopassus.
Selain itu, Hendropriyono pun masuk ke ranah intelijen sebagai Kepala Badan Intelijen ( BIN ) pertama.
Selama berkarir di dunia militer, AM Hendropriyono terlibat dalam sejumlah operasi yang membesarkan namanya.
Pertemuan Deddy Corbuzier dengan Jenderal TNI yang juga mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono
AM Hendropriyono dikenal sebagai penuntas insiden bersejarah, Peristiwa Talangsari 1989.
Kala itu, AM Hendropriyono berhasil menindak potensi radikalisme dari Kelompok Warsidi di Talangsari, Lampung.
Pertempuran antara tim Kopassus yang dipimpin AM Hendropriyono pun menumbangkan Kelompok Warsidi itu.
Sebelum Peristiwa Talangsari 1989, Mantan mertua KSAD Andika Perkasa pernah melakukan aksi heroik bertempur dengan Pasukan Gerilya Rakya Sarawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku).
Awalnya, pemerintah Soekarno sengaja membentuk pasukan gerilya saat konfrontasi Indonesia-Malaysia, pada 1963-1966.
Kedua pasukan itu dilatih secara khusus oleh TNI di Surabaya, Bandung, dan Bogor.
Namun, ketika kekuasaan Indonesia berpindah tangan pada Soeharto, anak asuh TNI itu justru berbalik menjadi musuh.
Soeharto memutuskan berdamai dengan Malaysia.
Kemudian, pasukan gerilya itu diminta untuk menurunkan senjata.
Namun, PGRS dan Paraku rupanya mengabaikan permintaan itu.
Mau tak mau, pihak TNI pun harus menertibkan aksi para gerilyawan itu.
Akhirnya, AM Hendropiyono bersama timnya bernama Sandi Yudha turun tangan bertempur di hutan rimba kawasan Kalimantan.
Sandi Yudha ini merupakan satuan intelijen tempur milik pasukan elite yang kini bernama Kopassus.
Awalnya, AM Hendropriyono berusaha keras untuk mengambil hati lawan tanpa tindakan keras.
Tim Sandi Yudha ini beberapa kali berhasil mencuri simpati mereka.
Satu di antaranya, dengan Wong Kee Chok, komandan PGRS.
Namun, tak semua bisa diselesaikan secara baik-baik.
Pada akhirnya, pilihan terakhir pun dilakukan tim Sandi Yudha, yakni menggunakan tindakan keras.
Mulai dari penculikan dan interogasi, hingga melakukan perlawanan.
Perlawanan yang membekas diingatan AM Hendropriyono, yakni berduel dengan Hassan, yang juga komandan PGRS.
Kala itu, ia bersama tim kecil sebanyak delapan orang harus mengintai gubuk Hassan semalaman.
Secara hati-hati, satu di antara timnya kemudian membunuh penjaga gubuk yang memegang senjata api menggunakan sangkur.
Kemudian, Hendropriyono pun harus menembak Hassan untuk melumpuhkan lawannya itu.
Ia bahkan membanting tubuh Hassan menggunakan jurus bela dirinya.
Duel sengit satu lawan satu itu dilakukan AM Hendropriyono untuk menumbangkan lawan.
Paha dan jari-jarinya terluka parah karena terkena sangkur Hassan.
Serangan Hassan itu bahkan nyanris mengenai dada AM Hendropriyono.
Pertempurannya di Kalimantan ia tulis dalam buku berjudul Operasi Sandi Yudha: Menumpas Gerakan Klandestin
Keandalannya dalam berbagai operasi pertempuran membuat AM Hendropriyono dipercaya sebagai Kepala BIN.
Tidak hanya mengurus bawahannya di BIN, ia pun membetuk regenerasi melalui pendirian Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN).
Selain sekolah, AM Hendropriyono pun menggagas Sumpah Intelijen, Mars Intelijen, hingga logonya.
Dalam pendidikan, mertua KSAD Andika Perkasa ini bahkan menerangkan intelijen sebagai ilmu.
Sepak terjangnya ini menjadikan AM Hendropriyono menjadi tokoh militer dan intelijen ternama.
Ia bahkan dinobatkan sebagai guru besar intelijen pada 2014.
Hal itu membuat AM Hendropriyono menjadi profesor intelijen pertama di Indonesia, banyak disebutkan yang pertama di dunia.
Kini, AM Hendropriyono pun bergelut di dunia politik, yakni Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Ia bahkan sempat menjabat menjadi ketua umum PKPI hingga April 2018.
Analisis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai akan ada peran Jenderal TNI (Purn) Hendropriyono dalam memuluskan langkah Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Andika Perkasa jadi calon suksesor Panglima TNI.
Seperti diketahui, Hendropriyono merupakan mertua Andika Perkasa. Hendropriyono dikenal memiliki kedekatan emosional dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Maka, hal itu membuat Kasad memiliki kans yang kuat menggantikan Panglima TNI Hadi Tjahjanto.
"Lebih berkurang begitu. Peluang itu tetap ada. Karena bagaimana pun Kasad punya kans menjadi panglima TNI. Apalagi kita tahu bagaimana kedekatan dan chemistry antara Hendropriyono sangat dekat dengan Jokowi," katanya dihubungi Tagar, 19 Juni 2020.
Dia berpendapat, sosok seorang panglima bukan hanya dilihat dari kepintaran yang dimiliki, melainkan loyalitas terhadap kepala negara dan Tanah Air.
"Panglima ini kan tidak hanya soal pintar, tapi juga yang prioritas adalah loyalitas," ujarnya.
Kendati demikian, Pangi juga mempertanyakan melejitnya karir Andika di angkatan militer. Lagi-lagi, peran Hendropriyono dipertanyakan terkait posisi menantunya menjadi Kasad.
"Andika Perkasa memang secara karir di militer termasuk cepat. Jalannya mulus apakah betul karena ada pintu tol via mertuanya Hendropriyono atau beliau sekarang menjadi kasad murni karena kapasitas, trace record serta kapabilitas dan jam terbang beliau?" kata dia.
"Beliau jadi Kasad apakah murni karena prestasi Andika atau ada bekingan kuat dari mertua sehingga mulus menjadi Kasad, apalagi kalau nanti beliau terpilih menjadi panglima TNI, begitu banyak senior yang mereka lewati atau langkahi. Kan senior beliau juga masih banyak," tambahnya.
Dia berpandangan, penetapan panglima TNI akan serupa dengan yang pernah terjadi di Kepolisian Republik Indonesia, dimana Jenderal Tito Karnavian ditetapkan menjadi Kapolri sementara masih ada senior yang mumpuni dan dianggap mampu mendapatkan posisi itu.
"Tapi semua bisa saja terjadi seperti dulu Tito menjadi Kapolri, begitu banyak senior di atas angkatan beliau yang dilangkahi," ucap Pangi.
Kemudian, dia menerangkan, ada dua hal penting yang menjadi sorotan saat ini menyoal prestasi Andika dan peran penting Hendropriyono.
"Bisa saja kedua variabel tersebut, namun bukan tidak mungkin DNA mertua lebih menonjol dan dominan sehingga nanti beliau mulus menjadi panglima TNI," kata dia.
Pangi juga menyinggung pertemuan Jokowi dengan tiga kepala staf angkatan, yakni Kasad Jenderal Andika Perkasa, Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, dan Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, pada Minggu, 14 Juni 2020 lalu.
Pertemuan itu menimbulkan spekulasi siapa yang layak untuk menjabat sebagai Panglima TNI untuk menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
"Terkait pertemuan kemarin lewat olahraga jalan santai pak Jokowi dengan Kasad AD, AU, AL tentu banyak hal yang mereka bahas, apakah ada pembahasan serius ke arah sana kita enggak tahu, kita hanya bisa menduga-duga saja. Biasanya kalau pak Jokowi membicarakan yang agak serius dan genting," ujarnya.
Dia mengatakan, setiap pertemuan seperti itu memiliki tujuan yang berbeda-beda.
"Biasanya setiap pemimpin kan punya simbol-simbol yang mereka mainkan. Misalnya dulu kalau pak Soeharto mengajak bertemu di kandang sapi, itu orang semua sudah paham ke mana arah pembicaraan tersebut. Politik ini kan kita tahu banyak sekali simbol dan meaning yang mereka sampaikan," kata Pangi Syarwi Chaniago.
(TribunNewsmaker/Tagar.ID)