Fotokita.net - Nama Winda Earl jadi trending karena berani tuntut Maybank, Hotman Paris malah salahkan sang atlet e-sport, kok bisa?
Atlet e-sport, Winda D. Lunardi aliasWinda Earlmenyambangi KantorBareskrim Polri, Jakarta, Kamis, (5/11/2020), untuk mengetahui perkembangan penyidikan kasus dugaan kejahatan perbankan yang menimpanya.
Laporan itu terdaftar dalam Nomor LP/B/2039/V/2020/Bareskrim tertanggal 8 Mei 2020.
Uang Winda dan ibunya di dua rekening bankMaybanksekitar Rp20 miliar raib.
"Saya datang ke sini untuk melihat perkembangan laporan yang saya ajukan perihal uang saya yang hilang diMaybank," kata Winda diBareskrim Polri, Jakarta pada Kamis (5/11/2020).
Winda dan keluarganya sangat terpukul atas peristiwa ini dan berharap adanya perlindungan dan keadilan terhadap setiap nasabah bank yang sudah memberikan kepercayaan kepada bank untuk menjagatabunganmereka.
Winda dan Floletta berharap uang mereka dapat segera dikembalikan olehMaybank.
"Saya ingin uang saya kembali, itu uang hak saya. Karena bagi saya itu uang besar. Initabunganmasa depan," tuturnya.
Winda Earl, nasabah Maybank yang uangnya sebesar Rp 22 Miliar raib jadi trending topic.
Ini karena belum ada kejelasan atas nasib uang Winda Earl.
Pihak Maybank malah menyewa pengacara mahal, Hotman Paris Hutapea, untuk menghadapi kasus nasabahnya sendiri.
Selain itu, sikap Maybank Indonesia yang menunggu putusan pengadilan mengenai penggantian uang Winda Earl yang raib di rekeningnya, sangat tidak masuk akal.
Winda Earl bersikukuh menuntut pertanggungjawaban Maybank untuk mengganti uangnya yang raib dari rekening.
"Klien nabung, dana milik klien. Kami minta pengembalian uang tersebut. Kami konsisten minta pengembalian. Minta tanggung jawab bank sebagai bank yang kelola uang nasabah," kata Kuasa Hukum Winda Earl, Joey Pattinasarany, dalam konferensi pers yang diliput jurnalis Kompas TV Aulia Faradina dan Yohan Bagja, Senin (9/11/2020).
Menurut Joey, jika diharuskan menunggu putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, sangat tidak masuk akal.
"Tidak ada dasar hukum yang bilang bahwa kami harus tunggu keputusan pengadilan," tegas Joey.
Dipaparkannya, tidak ada jaminan Winda Earl akan mendapatkan kembali dananya yang raib dari rekening jika menunggu putusan pengadilan.
"Meskipun statusnya tersangka (Kepala Cabang Maybank Cipulir), (pertanggungjawaban penggantian) dilimpahkan ke tersangka, dia masih punya hak ajukan banding dan kasasi."
"Sehingga makin tidak jelas baik dari segi kepastian, apakah akan dibayarkan ke klien kami, dari segi waktu juga enggak masuk akal," tutur Joey.
Diingatkan Joey, uang Rp22 miliar itu adalah hak kliennya. "(Uang) itu hak klien kami, dia harus kembalikan (dana yang raib di rekening)," tegasnya.
Winda Earl atau Winda Lunardi menuntut pengembalian dananya, karena tersangka merupakan pegawai yang saat itu bekerja untuk Maybank.
"Segala apapun yang dia lakukan adalah karyawan Maybank. Klien kami tidak pernah menandatangani blanko kosong, hanya tanda tangan pendaftaran penbukaan rekening. Di luar itu saya pastikan tidak ada," tutur Joey.
Tabungan atlet e-sport Winda Lunardi alias Winda Earlsebesar Rp 22 miliar di Maybank sudah hilang sejak tahun 2016 silam.
Namun yang jadi pertanyaan mengapa hal itu baru dilaporkan tahun 2020.
Kuasa Hukum Maybank Hotman Paris mengatakan berdasarkan catatan yang ada, uang di rekening Winda telah dikosongkan Kepala Cabang Maybank Cipulir, A pada tahun 2016.
"Justru kenapa baru mereka lapor Mei 2020? Jadi pelapor ini Winda baru bikin laporan Mei 2020. Itu jadi pertanyaan kita," kata Hotman, Senin (9/11/2020).
Hotman menceritakan pihaknya tidak habis pikir mengapa Winda baru melaporkan kasus tersebut pada Mei 2020 setelah sekian lama dirugikan oleh tersangka.
"Ada apa ini? jangan-jangan sibuk dulu saling bicara-bicara, entah siapa lah. Anda bisa menganalisis sendiri, kita tak mau mencemarkan nama baik," ungkapnya.
Sementara itu Head Financial Crime Compliance National Anti Fraud Maybank Andiko mengatakan bahwa pihaknya telah mempunyai bukti-bukti ada kejanggalan lainnya.
"Ada beberapa keanehan lain yang di sini tidak bisa kami sampaikan. Tapi akan kami sampaikan di pengadilan," ungkapnya.
Hotman Paris Salahkan Winda Kenapa Buku Tabungan dan Kartu ATM Dipegang Kepala Cabang Maybank
Kasus hilangnya dana nasabah Rp 22 miliar milik Winda Lunarditerus bergulir. Belakangan kartu ATM dan buku tabungan miliknya itu dipegang Kepala Cabang MaybankA yang kini tersangka.
Head Financial Crime Compliance National Anti Fraud Maybank Andiko mengatakan Winda buka rekening di Maybank pada 27 Oktober 2014 dengan ditransfer ayahnya, Herman Sunardi.
“Awal membuka ada transfer masuk sebesar Rp 2 miliar. Seluruhnya Rp 17,9 miliar itu semua dengan ayahnya,” ucap Andiko, Senin (9/11/2020).
Ketika membuka rekening tabungan itu, Winda mendapat buku tabungan dan kartu ATM.
Namun anehnya buku tabungan dan kartu ATM itu tidak dipegang oleh nasabah tapi tersangka.
“Jadi sejak dibuka buku tabungan oleh Winda, buku dan ATM dipegang menurut tersangka yang pegang tersangka,” ucap Kuasa Hukum Maybank Hotman Paris.
“Betul dan nasabah tidak pernah komplain dan tidak pernah menyatakan pengaduan atas itu,” sambung Andiko.
Menurut Hotman, hal tersebut menjadi keanehan tersendiri.
Pasalnya sesuatu yang menjadi hak nasabah seperti buku tabungan dan kartu ATM malah dipegang oleh kepala cabang.
“Pertanyaannya, Anda sebagai pemilik uang kenapa anda biarkan kartu ATM anda dipegang pihak lain? Itu yang salah satu diselidiki penyidik,” ungkap Hotman.
Apalagi berdasarkan keterangan tersangka, sejak awal kartu ATM nasabah tidak pernah diambil tapi tetap dipegang oleh kepala cabang. Padahal itu merupakan hak seornag nasabah.
Diberitakan sebelumnya, uang atlet e-sport, Winda D Lunardi alias Winda Earl raib di Maybank.
Tak tanggung-tanggung, uang yang hilang di bank tersebut sebanyak Rp 22 miliar.
Pemain EVOS Ladies, Winda Earl
Pihak kepolisian pun telah menetapkan kepala cabang Cipulir Maybank sebagai tersangka.
"Perkembangan perkara saat ini sedang dalam proses penyidikan dan telah menetapkan tersangka atas nama A selaku kepala cabang Cipulir Maybank," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus)Brigjen Helmy Santikadalam keterangannya, Jumat (6/11/2020) dilansir dari Tribunnews.
Menanggapi hal itu, Head Corporate Communications Maybank IndonesiaEsti Nugrahenimengatakan pihaknya telah menindaklanjuti dan menyerahkan kasus ini untuk diproses pihak kepolisian.
"Sehubungan adanya pemberitaan terkait pengaduan nasabah atas nama Winda D Lunardi dan Floletta Lizzy Wiguna, PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) dengan ini menyampaikan, Maybank Indonesia telah melaporkan dan memproses dugaan tindak pidana ini kepada pihak kepolisian," ujar Esti, dalam keterangan resminya, Jumat (6/11/2020).
Saat ini, kata Esti, oknum yang diduga terlibat tindak pidana tersebut telah ditangkap.
Ia menekankan bahwa proses hukum akan dilakukan terhadap oknum.
"Sehingga oknum kejahatan tersebut saat ini telah ditangkap dan dalam proses hukum di Pengadilan Negeri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, laporan Maybank Indonesia sudah ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian," jelas Esti.
Kronologi pembobolan Rp 20 miliar milik Winda Lunardi di rekening Maybank.
Lebih lanjut Esti menekankan bahwa Maybank Indonesia sepenuhnya akan mendukung proses hukum yang kini tengah berlangsung terkait kasus ini.
"Sebagai warga usaha (corporate citizen) yang taat hukum, Maybank Indonesia menyerahkan sepenuhnya penyelesaian permasalahan ini kepada proses hukum yang berlaku dan akan mematuhi serta menghormati putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap," kata Esti.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa perusahaan berkomitmen untuk terus menjaga kenyamanan dan keamanan transaksi perbankan bagi para nasabah.
"Maybank senantiasa mengedepankan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh nasabah dalam melakukan transaksi perbankan," pungkas Esti.
Baca Juga: Bukan Hanya Jokowi, 6 Tokoh Indonesia Ini Juga Jadi Nama Jalan di Luar Negeri, Siapa Saja?
Jadi Tersangka
Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus)Brigjen Helmy Santikamenyebutkan penyidik telah menetapkan tersangka dalam kasus hilangnya uang atlet e-sport, Winda D Lunardi aliasWinda Earldi Maybank.
"Perkembangan perkara saat ini sedang dalam proses penyidikan dan telah menetapkan tersangka atas nama A selaku kepala cabang Cipulir Maybank," kata Helmy dalam keterangannya, Jumat (6/11/2020).
Menurut Helmy, perkara dilaporkan nasabah atas nama Herman Lunardi dengan rekening atas nama Winda dan Floleta dengan kerugian Rp 22.879.000.000 sesuai LP nomor:LP/B/0239/V2020/Bareskrim tanggal 8 Mei 2020.
Ia menyampaikan saat ini penyidik tengah melakukan proses pelacakan aset untuk telusuri aliran dana yang digunakan tersangka A dan penerima aliran dana hasil kejahatan.
"Penyidik akan melakukan penyitaan terhadap aset berupa mobil, tanah dan bangunan. Dan masih menelusuri aset-aset yang lainnya. Serta akan melakukan pemeriksaan tambahan terhadap tersangka A yang saat ini merupakan tahanan kejaksaan negeri Tangerang untuk mendapatkan keterangan terkait aset-aset yang telah dilakukan penyitaan oleh penyidik," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, atlet e-sport, Winda D. Lunardi aliasWinda Earlmenyambangi Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis, (5/11/2020), untuk mengetahui perkembangan penyidikan kasus dugaan kejahatan perbankan yang menimpanya.
Laporan itu terdaftar dalam Nomor LP/B/2039/V/2020/Bareskrim tertanggal 8 Mei 2020. Uang Winda dan ibunya di dua rekening bank Maybank sekitar Rp20 miliar raib.
"Saya datang ke sini untuk melihat perkembangan laporan yang saya ajukan perihal uang saya yang hilang di Maybank," kata Winda di Bareskrim Polri, Jakarta pada Kamis (5/11/2020).
Winda dan keluarganya sangat terpukul atas peristiwa ini dan berharap adanya perlindungan dan keadilan terhadap setiap nasabah bank yang sudah memberikan kepercayaan kepada bank untuk menjaga tabungan mereka.
Winda dan Floletta berharap uang mereka dapat segera dikembalikan oleh Maybank.
"Saya ingin uang saya kembali, itu uang hak saya. Karena bagi saya itu uang besar. Ini tabungan masa depan," tuturnya.
Kuasa hukum Winda, Joey Pattinasarany menjelaskan bahwa Winda dan ibundanya diketahui telah menabung di Maybank sejak tahun 2015 dalam dua rekening terpisah. Hingga 2020, semestinya uang di rekening keduanya telah mencapai Rp 20 miliar.
"Totalnya Rp20 miliar dengan rincian (tabungan) Winda Rp 15 miliar, ibunya Rp 5 miliar," katanya.
Namun tabungan keduanya raib dan hanya tersisa Rp 17 juta di rekening Floletta dan Rp 600 ribu di rekening Winda.
Hilangnya uang Winda dan ibundanya diketahui setelah Floletta ingin melakukan penarikan dana di Maybank pada Februari 2020 akan tetapi penarikan dananya Floletta ditolak dengan alasan saldo tidak cukup.
"Pas dicek, rekening ibunya tinggal Rp 17 juta. Rekening Winda cuma sisa Rp 600 ribu," tuturnya.
Korban telah berupaya untuk meminta kejelasan terhadap uangnya yang hilang dengan mendatangi dan membuat laporan resmi di kantor Maybank pada bulan Febuari dan bulan Maret 2020, akan tetapi hingga saat ini dari pihak Maybank tidak ada itikad baik untuk mengembalikan uang yang hilang kepada Winda dan Floletta.
"Tidak ada itikad baik (dari Maybank), Ibu Floletta minta ketemu Direksi Maybank bahas pengembalian uang tapi tidak ada respon. Pertama, ditanggapi. Kedua, malah dibalas dengan surat yang isinya permasalahan sudah selesai," katanya.
Setelah beberapa bulan tidak ada kejelasan dari pihak Maybank, akhirnya korban membuat laporan polisi pada Mei 2020 ke Bareskrim Polri.
"Statusnya laporan dari penyelidikan naik ke penyidikan per Oktober 2020," imbuhnya.
Dijanjikan Bunga 10 Persen
Atlet e-Sports Winda D Lunardi aliasWinda Earlternyata memutuskan membukatabungandiMaybankkarena terperdaya iming-iming palsu dari salah satu pejabat bank itu yang kini telah menjadi tersangka.
Pada tahun 2015, ayahWinda Earlditawarkan programtabunganberjangka oleh KepalaMaybankCipulir berinisial A.
Dalam perjanjian dengan nasabahnya, tersangka menjanjikan bunga sebesar 10 persen selama setahun jika mengikuti program tersebut.
Singkatnya, sang ayah Winda menerima tawaran program tabungan berjangka tersebut.
Ayahnya kemudian mentransfer uang sebanyak total Rp 22 miliar melalui rekening Winda dan istrinya.
"Iming-imingnya itu sampai 10 persen (bunga, red), secara berjangka. Tinggi sekali kan," kata Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono diBareskrim Polri, Jakarta, Jumat (6/11/2020).
Namun, belakangan diketahui program tersebut ternyata hanyalah palsu alias fiktif yang dibuat oleh sang kepala cabang.
Menurut Awi, pelaku kemudian secara diam-diam menguras isi rekening korbannya yang dipindahkan ke rekening lain.
"Tanpa seizin pemilik, pelaku mengambil dan menguras sampai habis dan diberikan ke temannya untuk diputar," jelasnya.
Lebih lanjut, Awi menjelaskan asal muasal pelaku bisa membobol data rekening pribadi korbannya.
Menurutnya, tersangka A mengetahui data korbannya karena menjadi salah satu pejabat bank tersebut.
"Dia business manager kan, bahkan yang bersangkutan yang menawarkan korban untuk membuka rekening berjangka.
"Sementara rekening tersebut di bank itu sendiri gak ada. Jadi memalsukan data-datanya, sehingga dari situ uangnya ditarik yang bersangkutan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Brigjen Helmy Santika menyebutkan penyidik telah menetapkan tersangka dalam kasus hilangnya uang atlet e-sport, Winda D Lunardi aliasWinda EarldiMaybank.
"Perkembangan perkara saat ini sedang dalam proses penyidikan dan telah menetapkan tersangka atas nama A selaku kepala cabang CipulirMaybank," kata Helmy dalam keterangannya, Jumat (6/11/2020).
Menurut Helmy, perkara dilaporkan nasabah atas nama Herman Lunardi dengan rekening atas nama Winda dan Floleta dengan kerugian Rp 22.879.000.000 sesuai LP nomor:LP/B/0239/V2020/Bareskrim tanggal 8 Mei 2020.
Ia menyampaikan saat ini penyidik tengah melakukan proses pelacakan aset untuk telusuri aliran dana yang digunakan tersangka A dan penerima aliran dana hasil kejahatan.
"Penyidik akan melakukan penyitaan terhadap aset berupa mobil, tanah dan bangunan. Dan masih menelusuri aset-aset yang lainnya.
"Serta akan melakukan pemeriksaan tambahan terhadap tersangka A yang saat ini merupakan tahanan kejaksaan negeri Tangerang untuk mendapatkan keterangan terkait aset-aset yang telah dilakukan penyitaan oleh penyidik," tandasnya.
(WartakotaLive.com/Kompas.com)