Disebut Anak Kecil Usai Kritik Proyek 'Jurassic Park' TN Komodo, Bintang Emon Beri Balasan Ini: Noh Anak Lu Dipaksain Banget Masuk Politik

Selasa, 27 Oktober 2020 | 06:38
Twitter.com/@KawanBaikKomodo

Tangkapan layar dari twitter @KawanBaikKomodo yang perlihatkan Komodo menghadang truk proyek Jurassic Park di NTT

Fotokita.net -Disebut anak kecil usai kritik proyek 'Jurassic Park' TN Komodo, Bintang Emon beri balasan ini: noh anak lu dipaksain banget masuk politik.

Pembangunan besar-besaran 'rumah komodo' di Nusa Tenggara Timur menjadi lokasi wisata mendapat respon keras dari para pemerhati lingkungan dan satwa termasuk sebagian masyarakat.

Proyek yang akan menjadikan Taman Nasional Komodo serupa dengan 'Jurassic Park' tersebut dianggap hanya akan menguntungkan investor, namun merusak habitat asli Komodo.

Baca Juga: Foto Komodo Hadang Truk Pekerja Bikin Heboh, Pembangunan 'Jurassic Park' di TN Komodo Jadi Sorotan, Begini Kronologinya

Pulau Komodo dan Pulau Rinca sendiri sudah ditetapkan sebagai taman nasional sejak 1980 untuk melindungi satwa komodo atau Varanus komodoensis, hewan endemik purba yang hanya bisa ditemukan di NTT.

Mengutip keterangan resmi Kementerian PUPR, Senin (26/10/2020), proyek di TN Komodo tersebut merupakan bagian dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur ( NTT).

Baca Juga: Biarpun NIK KTP Tak Masuk Daftar di eform.bri.co.id/bpum, Dana BLT UMKM Rp 2,4 Juta Tetap Cair, Kok Bisa?

Pembangunan besar-besaran

Salah satu kawasan yang akan mengalami perubahan desain secara signifikan adalah Pulau Rinca di Kabupaten Manggarai Barat.

Pulau habitat komodo ini akan disulap besar-besaran oleh pemerintah dan investor swasta sebagai destinasi wisata premium.

Pemerintah mengklaim, proyek-proyek yang dikerjakan di TN Komodo tersebut tetap memprioritaskan aspek ekologi berkelanjutan bagi spesies komodo dan sosial bagi penduduk sekitar.

Baca Juga: Dana Banpres Rp 2,4 Juta Tetap Bisa Cair? NIK Tak Terdaftar di eform.bri.co.id, Cepat Lakukan Hal Ini

"Tujuan utama konsep ini adalah mempromosikan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan dengan mengembangkan potensi yang ada dengan cara yang berkelanjutan," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resminya. Pemerintah pusat menganggarkan dana sebesar Rp 69,96 miliar untuk menata kawasan Pulau Rinca yang meliputi bangunan pusat informasi, sentra suvenir, kafe, dan toilet publik.

Baca Juga: Pandemi Belum Juga Berakhir, Jokowi Potong Gaji Abdi Negara 2 Bulan Lagi, Berikut Besarannya

Kementerian PUPR yang ditugaskan Presiden Jokowi juga akan membangun kantor pengelola kawasan, selfie spot, klinik, gudang, ruang terbuka publik, dan penginapan untuk peneliti.

Lalu pembangunan pemandu wisata (ranger), area trekking untuk pejalan kaki dan selter pengunjung didesain melayang atau elevated agar tidak mengganggu lalu lintas komodo.

Basuki mengeklaim, pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu, baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, serta perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pengembangan infrastruktur.

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Jokowi Potong Gaji PNS, TNI dan Polri Mulai Januari 2021, Buat Apa?

Secara keseluruhan untuk tahun 2020, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran sebesar Rp 902,47 miliar untuk mengerjakan 43 paket kegiatan infrastruktur di KSPN Labuan Bajo yang meliputi peningkatan kualitas layanan jalan dan jembatan, penyediaan sumber daya air, permukiman, dan perumahan.

Basuki mengatakan, upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo dilakukan secara bertahap, dengan pembenahan infrastruktur yang akan menjadi prioritas.

Baca Juga: Dulu Dihormati Sebagai Perwira Polisi, Kini Disebut Pengkhianat Bangsa, Kapolda Riau: Dia Sudah Tidak Punya Pangkat

Fikri Muhammad

Warna merah mudah di Long Pink Beach di Pulau Padar TN Komodo berasal dari koral merah yang bercampur pasir.

Lima penataan Zona Waterfront dimaksud kini akan memasuki tahap lelang yang terdiri atas Zona A Bukit Pramuka, Zona B Kampung Air, Zona C Dermaga, Zona D kawasan Pantai Marina (Inaya Bay), dan Zona E Kampung Ujung.

"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, seluruh pembangunan infrastruktur untuk Labuan Bajo harus selesai tahun 2020. Semua desain sudah selesai, sudah mulai lelang pada Desember 2019, sehingga kegiatan konstruksi fisik dapat dimulai pada Februari-Maret dan selesai akhir Desember 2020," kata Basuki.

Penataan Waterfront Labuan Bajo di 5 zona tersebut meliputi Pengembangan Zona A yang dilakukan dengan membangun promenade atau zona pejalan kaki, dilengkapi dengan fasilitas yang nyaman, termasuk taman, kios-kios, dan menara pandang di Bukit Pramuka.

Baca Juga: Kuota Banpres Ditambah 3 Juta Penerima, Cukup Pakai KTP untuk Daftar di Sini, BPUM Bisa Langsung Cair ke Rekening

Penataan Zona B merupakan lanjutan pengerjaan yang telah dilakukan Kementerian PUPR di Kampung Air yang meliputi penataan ruang-ruang terbuka dengan tema "Tangga Bajo" yang didesain agar setiap sudut ruang dapat diakses publik, termasuk masyarakat lokal, nelayan, dan warga kampung pesisir.

Panggung-panggung terbuka juga dibangun agar masyarakat dan wisatawan dapat berbaur menikmati pertunjukan seni tradisional atau atraksi seni lainnya.

Selanjutnya pada Zona C akan dilakukan penataan Dermaga di kawasan sekitar Pelabuhan Petikemas Bajo yang akan dipindah ke wilayah Wae Klambu.

Baca Juga: Selain Banpres Rp 2,4 Juta dengan Modal NIK KTP, Facebook Ikut Beri Dana Bantuan UKM, Ternyata Gampang Cara Daftarnya

Tribunnews.com

Komodo, satu-satunya satwa purba di dunia yang hanya bisa ditemukan di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.

Penataan dilakukan dengan memperlebar ruang publik lebih menjorok ke laut dengan membangun sculpture dan fasilitas ruang tunggu, kantor pengelola, pusat informasi, serta plaza festival. Saat ini pesisir pantai tersebut menjadi lokasi bersandar kapal-kapal wisata berbagai jenis, pinisi ataupun yacht, dan menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara melalui laut.

Sementara semua kegiatan wisata laut masih bercampur aksesnya dengan kegiatan peti kemas. Selanjutnya, Zona D merupakan area komersial yang disebut dengan kawasan Pantai Marina yang dikelola oleh ASDP Kementerian BUMN.

Baca Juga: Gampang Banget, Tinggal Isi NIK KTP dan Alamat Lengkap Banpres Bisa Langsung Cair, Cek Penerima BLT Rp 2,4 Juta Di Sini

Pada zona ini akan dilakukan penyelarasan trotoar dengan desain yang sama di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta Bawah.

Penataan Zona E merupakan pengembangan dari kawasan wisata kuliner Kampung Ujung yang telah dibangun oleh Kementerian PUPR pada TA 2017-2018 berupa deretan tenda untuk menjual makanan yang didesain berwarna putih dengan sistem knock-down.

Pada kawasan ini wisatawan dapat menikmati beragam olahan seafood di tepi laut dengan tenda-tenda yang bisa menjadi spot untuk swafoto.

Baca Juga: Nekat Jadi Kurir Sabu 16 Kg, Begini Detik-detik Perwira Polisi Diberondong Tembakan Sebelum Dilumpuhkan Aparat

Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR /Kompas.com

Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT)

Sepertidisadur dari Kompas.com, pemandangan tak biasa terjadi di salah satu pulau di Taman Nasional Komodo, Pulau Rinca, saat seekor komodo tampak berhadap-hadapan dengan truk proyek yang akan melintas.

Dalam sebuah unggahan foto yang ramai di media sosial, tampak kadal terbesar di dunia itu berada hanya jarak dalam beberapa meter dari bagian moncong truk yang membawa material proyek.

Truk pengangkut material tersebut merupakan bagian dari proyek pembangunan geopark yang digadang-gadang pemerintah bakal menjadikan TN Komodo serupa dengan " Jurassic Park".

Baca Juga: Cuma Modal NIK KTP, Cepat Daftar Bantuan BPUM Lewat Sini, Cek Status Penerima BLT di eform.bri.co.id

Jurassic Park merupakan film Hollywood yang diadaptasi dari kisah fiksi yang bercerita tentang taman nasional khusus yang didedikasikan untuk penelitian dan wisata edukasi dinosaurus.

Hewan purba itu dihidupkan kembali berkat kemajuan teknologi.

Setelah foto itu viral di media sosial, banyak pihak melontarkan kritik atas pembanhgunan di Taman Nasional Komodo. Salah satu protes datang dari komika Bintang Emon.

Baca Juga: Cepat Cek Saldo ATM, Rekening Mendadak Nambah Karena 6 Bantuan Pemerintah Cair di Bulan Ini, Cicilan Hape Kamera Aman

kompas.com

Bintang Emon kembali buka suara soal keresahannya terhadap isu yang sedang trending terutamanya soal Komodo

Bintang Emon selama ini memang dikenal kritis terhadap sejumlah kebijakan atau kejadian-kejadian yang dianggap tidak sejalan dengan hati nurani.

Paling heboh, ketika ia mengkritik tuntutan pelaku penyiram air keras penyidik KPK, Novel Baswedan. Saat ini, Bintang Emon bahkan mendapatkan fitnah bahkan ancaman.

Terkait proyek 'Jurassic Park', Bintang Emon mengungkapkan kekesalannya sekaligus rasa putus asa kritik terhadap pemerintah tidak akan didengar.

"Ambil aja bos semuanya. Duitin semuanya. Kalimantan sawitin semuanya, bikin kaya yang punya duit. Pulau komodo bikin bangunan yang akan buat kaya investor yang gatau orang mana tuh. Orang lokalnya biarin dapet duit dari kerja kasar aja. Ayo kerja kerja kerja," tulis Bintang Emon dikutip Wartakotalive.com dari akun Twitternya, Senin (26/10/2020).

Baca Juga: Sukses Buat Merana Mantan Istri Faisal Harris, Siapa Sangka Jennifer Dunn Pernah Tinggal di Rumah Sempit Ini, Foto-fotonya Bikin Syok

Mencuit seperti itu, Bintang Emon banyak mendapatkan serangan dari pihak-pihak yang ia sebut akun bayaran atau 'buzzer'.

Bintang Emon diprotes lantaran menanggapi isu tersebut. Bahkan, Bintang Emon disebut masih 'terlalu kecil' untuk ikut nimbrung pada bahasan politik.

Disebut sebagai anak kecil, Bintang Emon berikan balasan menohoknya.

Baca Juga: Blak-blakan Sebut Suami Berondongnya Tak Dapat Warisan, Jennifer Jill Goda Boy William: Kalau Udah Masuk Nggak Bisa Keluar Sayang...

"Anak kecil sok tau banget ngomongin soal politik, lah mending gua cuma ngomongin. Noh anak lu, dipaksain banget masuk politik," tulis Bintang Emon.

Bintang juga menjawab soal larangan seorang warganet untuk bersikap kritis.

"Iya bang. Kaga boleh ngomentarin isu memang. Kita kan harusnya diem aja ya. Selalu setuju. Toh pemerintah gapernah salah kan ya bang?

Baca Juga: Ingat Reynhard Sinaga Mahasiswa Indonesia yang Bikin Syok Pengadilan Inggris? Begini Kabarnya Sekarang Usai Ajukan Banding Atas Hukuman Seumur Hidup

Jadi gaboleh dikritisi kan? Tugas kita cuma bayar pajak dari kerja keras kita, duitnya diapain kita harus tutup mata. Percaya aja ama pemerintah."

"Udeh, kita gausah ngikutin politik lah. Gausah kritis. Kita hanya remah-remah yang diminta suaranya 5 tahun sekali.

Baca Juga: Dicopot dari Dirjen Kemenkes Karena Alasan Ini, Achmad Yurianto Tuai Kontroversi Soal Pernyataan 'Si Kaya dan Si Miskin'

Abis itu selama 5 tahun disarankan tidak bersuara. Fokus kerja aja ampe tipes. Biar kalo pajak dinaikin bayarnya ga berasa. Ya walaupun hasilnya juga ga berasa," tulis Bintang Emon lagi.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya