Foto Komodo Hadang Truk Pekerja Bikin Heboh, Pembangunan 'Jurassic Park' di TN Komodo Jadi Sorotan, Begini Kronologinya

Senin, 26 Oktober 2020 | 09:27
Tribunnews.com

Komodo, satu-satunya satwa purba di dunia yang hanya bisa ditemukan di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.

Fotokita.net - Foto komodo hadang truk pekerja bikin heboh, pembangunan 'Jurassic Park' di TN Komodo jadi sorotan, begini kronologinya.

Pemandangan tak biasa terjadi di salah satu pulau di Taman Nasional Komodo, Pulau Rinca, saat seekor Komodo tampak berhadap-hadapan dengan truk proyek yang akan melintas.

Dalam sebuah unggahan foto yang ramai di media sosial, tampak kadal terbesar di dunia itu berada hanya jarak dalam beberapa meter dari bagian moncong truk yang membawa material proyek.

Baca Juga: Jauh Lebih Besar dari Banpres Rp 2,4 Juta, Facebook Guyur Bantuan Rp 31 Juta Buat Setiap UKM, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

Truk pengangkut material tersebut merupakan bagian dari proyek pembangunan geopark yang digadang-gadang pemerintah bakal menjadikan TN Komodo serupa dengan " Jurassic Park".

Jurassic Park merupakan film Hollywood yang diadaptasi dari kisah fiksi yang bercerita tentang taman nasional khusus yang didedikasikan untuk penelitian dan wisata edukasi dinosaurus.

Baca Juga: Pendaki Gunung Gede Nekat Sebar Foto Tanpa Busana Hingga Bikin Geger, Pengelola Taman Nasional Ungkap Fakta Sebenarnya

Hewan purba itu dihidupkan kembali berkat kemajuan teknologi.

Pulau Komodo dan Pulau Rinca sendiri sudah ditetapkan sebagai taman nasional sejak 1980 untuk melindungi satwa Komodo atau Varanus komodoensis, hewan endemik purba yang hanya bisa ditemukan di NTT.

Mengutip keterangan resmi Kementerian PUPR, Senin (26/10/2020), proyek di TN Komodo tersebut merupakan bagian dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur ( NTT).

Baca Juga: Tiba-tiba Dihubungi Dapat Banpres Rp 2,4 Juta Padahal Tak Daftar BLT UMKM, Cek Kebenarannya Lewat WA 08111450587

Pembangunan besar-besaran

Salah satu kawasan yang akan mengalami perubahan desain secara signifikan adalah Pulau Rinca di Kabupaten Manggarai Barat.

Pulau habitat Komodo ini akan disulap besar-besaran oleh pemerintah dan investor swasta sebagai destinasi wisata premium.

Baca Juga: Bikin Panik Warga Hingga Lari Keluar Rumah, Begini Penyebab Gempa M 5,9 yang Guncang Pangandaran

Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR /Kompas.com

Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT)

Pemerintah mengklaim, proyek-proyek yang dikerjakan di TN Komodo tersebut tetap memprioritaskan aspek ekologi berkelanjutan bagi spesies komodo dan sosial bagi penduduk sekitar.

"Tujuan utama konsep ini adalah mempromosikan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan dengan mengembangkan potensi yang ada dengan cara yang berkelanjutan," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resminya.

Baca Juga: Hore, Pemerintah Hapus Denda Pajak Kendaraan di 7 Provinsi Ini, Catat Jadwalnya

Pemerintah pusat menganggarkan dana sebesar Rp 69,96 miliar untuk menata kawasan Pulau Rinca yang meliputi bangunan pusat informasi, sentra suvenir, kafe, dan toilet publik.

Kementerian PUPR yang ditugas Presiden Jokowi juga akan membangun kantor pengelola kawasan, selfie spot, klinik, gudang, ruang terbuka publik, dan penginapan untuk peneliti.

Lalu pembangunan pemandu wisata (ranger), area trekking untuk pejalan kaki dan selter pengunjung didesain melayang atau elevated agar tidak mengganggu lalu lintas Komodo.

Baca Juga: Ditakuti China dan Rusia, Indonesia Tolak Mentah-mentah Pendaratan Pesawat Mata-mata Amerika, Ternyata Begini Alasannya

Basuki mengklaim, pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pengembangan infrastruktur.

Secara keseluruhan untuk tahun 2020, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran sebesar Rp 902,47 miliar untuk mengerjakan 43 paket kegiatan infrastruktur di KSPN Labuan Bajo yang meliputi peningkatan kualitas layanan jalan dan jembatan, penyediaan Sumber Daya Air, permukiman, dan perumahan.

Basuki mengatakan upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo dilakukan secara bertahap, dengan pembenahan infrastruktur yang akan menjadi prioritas.

Baca Juga: Unggah Foto Kelahiran Anak Ketiga, Istri Presenter Tampan Ini Bantah Pindah Agama Karena Nikahi Pria Idaman Hingga Sang Ayah Cuma Bisa Pasrah

Lima penataan Zona Waterfront dimaksud kini akan memasuki tahap lelang yang terdiri atas Zona A Bukit Pramuka, Zona B Kampung Air, Zona C Dermaga, Zona D kawasan Pantai Marina (Inaya Bay), Zona E Kampung Ujung.

"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo seluruh pembangunan infrastruktur untuk Labuan Bajo harus selesai tahun 2020.

Baca Juga: Ucapan Hotman Paris Soal Omnibus Law Bukan Bualan, Sosok Ini Sebut Karyawan Kontrak Malah Diuntungkan UU Cipta Kerja, Berikut Penjelasannya

https://www.maxpixel.net/
MaxPixel's contributors

Pulau di wilayah Taman Nasional Komodo

Semua desain sudah selesai, sudah mulai lelang pada Desember 2019, sehingga kegiatan konstruksi fisik dapat dimulai pada Februari-Maret dan selesai akhir Desember 2020," kata Basuki.

Penataan Waterfront Labuan Bajo di 5 zona tersebut meliputi Pengembangan Zona A yang dilakukan dengan membangun promenade atau zona pejalan kaki, dilengkapi dengan fasilitas yang nyaman, termasuk taman, kios-kios dan menara pandang di Bukit Pramuka.

Penataan Zona B merupakan lanjutan pengerjaan yang telah dilakukan Kementerian PUPR di Kampung Air yang meliputi penataan ruang-ruang terbuka dengan tema "Tangga Bajo" yang didesain agar setiap sudut ruang dapat diakses publik, termasuk masyarakat lokal, nelayan, dan warga kampung pesisir.

Baca Juga: Belum Kapok Pamer Foto Panas, Tingkah Manja Amanda Manopo ke Billy Syahputra Saat Tiduran di Atas Ranjang Bikin Netizen Berpikir Negatif

Panggung-panggung terbuka juga dibangun agar masyarakat dan wisatawan dapat berbaur menikmati pertunjukkan seni tradisional atau atraksi seni lainnya.

Selanjutnya pada Zona C akan dilakukan penataan Dermaga di kawasan sekitar Pelabuhan Petikemas Bajo yang akan dipindah ke wilayah Wae Klambu.

Penataan dilakukan dengan memperlebarkan ruang publik lebih menjorok ke laut dengan membangun sculpture dan fasilitas ruang tunggu, kantor pengelola, pusat informasi serta plaza festival.

Baca Juga: Pandemi Belum Juga Berakhir, Jokowi Potong Gaji Abdi Negara 2 Bulan Lagi, Berikut Besarannya

Saat ini pesisir pantai tersebut menjadi lokasi bersandar kapal-kapal wisata berbagai jenis, phinisi maupun yacht, dan menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara melalui laut, sementara semua kegiatan wisata laut masih bercampur aksesnya dengan kegiatan peti kemas.

Selanjutnya Zona D, merupakan area komersial yang disebut dengan kawasan Pantai Marina yang dikelola oleh ASDP Kementerian BUMN.

Baca Juga: Video Pramugari Tayamum dan Shalat di Kabin Pesawat Banjir Pujian, Pengunggah Malah Ngaku Bikin Salah, Ada Apa?

Pada zona ini akan dilakukan penyelarasan trotoar dengan desain yang sama di sepanjang Jalan Soekarno Hatta Bawah.

Penataan Zona E merupakan pengembangan dari kawasan wisata kuliner Kampung Ujung yang telah dibangun oleh Kementerian PUPR pada TA. 2017-2018 berupa deretan tenda untuk menjual makanan yang didesain berwarna putih dengan sistem knock-down.

Baca Juga: Foto Jadul Mulan Jameela Bikin Geger, Benarkah Wajah Cantik Istri Ahmad Dhani Karena Operasi Plastik? Sosok Ini Ungkap Fakta Sebenarnya

Pada kawasan ini wisatawan dapat menikmati beragam olahan seafood di tepi laut dengan tenda-tenda yang bisa menjadi spot untuk swafoto.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya