Fotokita.net-Sejak teknologi digital semakin canggih makin membuat hidup manusia kian gampang. Terlebih lagi, ada banyak pilihan platform media sosial yang menjadi ruang berekspresi bagi seseorang.
Siapa saja kini bisa mengakses media sosial dengan begitu mudahnya. Tak peduli dengan status dan latar belakangnya, siapapun bisa memanfaatkan media sosial untuk berbagai macam kepentingan.
Lihat saja, konflik yang terjadi di dalam keluarga Krisdayanti justru bermula dari penggunaan media sosial anggota keluarga untuk mencoba berkomunikasi, alih-alih silaturahmi warisan leluhur, yaitu tatap muka.
Platform media sosial ini juga yang menjadi pilihan seorang tukang sayur untuk mengeluarkan unek-uneknya.
Lantaran mengeluarkan curhatnya di ruang publik, tukang sayur ini dianggap tak bersyukur karena kondisi istrinya.
Bayangkan saja, hanya gara-gara kepincut seorang janda cantik, tukang sayur yang viral ini berniat meninggalkan istri yang telah lama mendampinginya dalam susah dan senang.
Tak ayal, curahan hati tukang sayur ini pun viral di media sosial dan banyak dikomentari publik.
Bercerita tentang masalah yang dihadapi, bisa menjadi sebuah cara untuk sedikit meringankan beban.
Seiring kemajuan zaman, media sosial memiliki fungsi sebagai tempat untuk mencurahkan isi hati.
ilustrasi tukang sayur
Media Sosial yang memang diciptakan untuk saran berbagi pikiran dan berkomunikasi seringklai menjadi alat untuk mencurahkan hatinya.
Hal ini dilakukan hampir oleh semua orang tak pandang golongan.
Beberapa waktu lalu, curhat seorang tukang sayur di platform media sosial menyita perhatian publik.
Pasalnya tukang sayur bernama Firdaus Shakirin mengeluarkan beban hatinya berkaitan dengan sang istri.
Postingan curhatnya itu viral setelah dibagikan oleh Akun Facebook bernama Wardah Zulkifli.
Dilansir dari Tribun Cirebon pada Selasa (24/9/2019), tukang sayur tersebut rupanya telah mengarungi bahtera rumah tangganya selama 10 tahun.
Ilustrasi tukang sayur
Tukang sayur ini pun telah memiliki 7 orang anak buah pernikahannya dengan sang istri.
Bukannya makin kuat hubungannya dengan sang istri, tukang sayur itu justru merasa bosan dengan sang istri.
Dia mengungkap jika istrinya tak bisa memenuhi keinginannya.
Tukang sayur itu berkomentar jika sang istri tak tahu cara mempercantik dirinya.
Dengan tak tahu malu, tukang sayur itu menyatakan keinginannya untuk pindah ke lain hati.
Postingan curahan hati sang tukang sayur yang mengaku tak lagi tertarik dengan sang istri.
Ia jatuh hati dengan seorang janda yang ia kenal.
Tukang sayur ini merasa terpesona dengan kecantikan dan tubuh harum miliki sang janda.
Dia berkilah jika janda yang ia idamkan itu mampu merawat dirinya.
Ia menyampaikan keinginannya untuk menikah lagi dan ditolak mentah-mentah oleh istrinya.
"Saya sudah menikah selama 10 tahun dan saya adalah ayah dari tujuh anak. Saya hanya menjual sayuran untuk mencari nafkah.
"Sejak hari pertama, istri saya tidak tahu bagaimana melayani kebutuhan saya. Dia tidak tahu bagaimana membuat dirinya terlihat menarik.
"Secara kebetulan, saya mengenal seorang janda. Dia benar-benar pandai melayani saya, 100%.
"Dia cantik, dan baunya enak. Adapun istri saya, dia bahkan tidak tahu cara 'meningkatkan' dirinya sendiri.
"Aku bosan dengan semua ini. Ketika saya membahas topik tentang hubungan poligami, istri saya menangis. Dia tidak mengerti kebutuhan saya." ungkap pria itu.
Tak beberapa lama setelah diunggah, postingan itu menjadi viral dan dibagikan lebih dari 3.800 kali.
Usai diunggah tak ada komentar lebih lanjut dari si tukang sayur.
Tak ada juga keterangan mengenai identitas dari pria itu.
Warganet menyampaikan komentar terkait postingan curhatan tersebut.
Tak sedikit juga yang merasa geram dan tak habis pikir dengan keinginan pria itu.
"Hingga memiliki 7 anak dalam 10 tahun pernikahan. Apakah kamu pikir dia punya waktu untuk membuat dirinya terlihat cantik jika dia hamil setiap saat?" kata seorang warganet.
(Ruhil Yumna)
Artikel ini sudah pernah tayang di Gridhype dengan judul: "Sudah 10 Tahun Menikah dan Punya 7 Anak, Tukang Sayur Ini Mengaku Bosan dengan Istrinya".