Diantaranya berhasil menyelamatkan anak kemenakan di Sumbar dengan vaksinasi, memberantas penyakit masyarakat, meningkatkan marwah niniak mamak dengan program restorasi justice serta berhasil membina masyarakat yang terlanjur bergabung dengan organisasi terlarang NII.
Kapolda Sumbar, Irjen Pol Teddy Minahasa, Tuanku Bandaro Alam Sati dalam sambutannya usai prosesi pengukuhan menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pemberian gelar tersebut.
Kapolda berjanji akan menjaga amanah tersebut dan tetap menjaga silaturahmi.meskipun nanti tidak lagi bertugas di Sumbar.
"Saya dan istri sungguh merasa terhormat dan apresiasi yang tinggi atas pemberian gelar adat Minangkabau. Kami akan menyertai dengan tanggungjawab sebagai bagian dari keluarga besar Minangkabau yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, konsisten dan konsekwen," ujar Kapolda.
Kapolda juga memaparkan hubungan sejarah Kerajaan Pagaruyung, Kerajaan Dharmasraya dan Kerajaan Singosari, sebagai silsilah dari Kapolda.
Menurutnya, silsilah dari Keturunan Kerajaan Singosari itu menjadi ikatan emosional tersendiri bagi Kapolda. Sebab Raja Pagaruyung Adityawarman merupakan anak dari Panglima Perang Kerajaan Singosari yang menikah dengan Putri Kerajaan Dharmasraya.
Sehingga dalam kesempatan pengukuhan ini, Kapolda juga menghibahkan benda pusaka Raja Raja Minangkabau yang selama ini dirawat dan dijaga oleh leluhur beliau yang telah berusia 500 tahun lebih.
"Saya melihat geografis Sumbar sangat indah, dan nilai budaya luhur di Minangkabau juga tak kalah. Karena itu saya ingin mengembangkan destinasi wisata yang tak hanya geografis tapi juga dari sisi budaya. sebelumnya saya pernah lakukan hal serupa di banten. Sumbar juga punya potensi yang lebih banyak," kata Teddy dalam acara penganugerahan gelar kehormatan itu.
(*)