Justru yang membuat heran dirinya adalah selama kurun waktu beberapa tahun ini banyaknya ujaran kebencian dan penghinaan terhadap ajaran Islam yang menjadi agama mayoritas di negeri ini.
“Kok saya heran yah, justru saya yang Buddha gak habis pikir kenapa di negara yang mayoritas ini yang dihina dan banyak Dinista adalah Islam. Aneh sekali negeri ini. Lebih aneh lagi umumnya yang menista dan para penghina itu aman dan tidak tersentuh hukum,” kata Lieus lagi.
Malah berkebalikan dengan tindakan aparat yang malah sibuk memburu para pembuat mural yang mengkritik pemerintah.
Maka tokoh senior Tionghoa itu juga mengingatkan semuanya tentang usia perjalanan negeri ini sudah tidak muda lagi. Maka semua pihak harus terus memelihara rasa saling menghormati dan menghargai setiap perbedaan yang ada. Serta saling menjaga kebhinekaan yang sudah ada dari dulu sampai sekarang.
“Terakhir pesan saya kepada Muhammad Kece sebaiknya memperbaiki diri dan jangan menista Nabi Muhammad. Mari kita saling menjaga toleransi dan kebhinekaan yang ada,” pungkasnya.
(*)