Artinya, dia menjaga laut, merawat isinya, merawat manusia yang menggantungkan penghasilan dari laut, dan melindungi laut dengan cara mengebom kapal-kapal yang mencuri dan merusak laut kita”.
6. Berantas Maksiat dengan Cara Manusiawi
Dahulu Purwakarta sebelum zaman Dedi Mulyadi terkenal dengan sebutan Kota Tasbeh. Tetapi sayangnya, saat zaman tasbeh malah justru banyak maksiat, banyak copet, dan banyak pemalak. Sedangkan di zaman Dedi Mulyadi, semuanya diberantas dengan cara manusiawi. Tidak menimbulkan guncangan. Bahkan, waria saja dimanusiakan dengan diberikan pekerjaan.
Para “Pak Ogah” diberi pekerjaan dengan gaji yang manusiawi. Artinya, Dedi Mulyadi sedang menegakkan syariat Islam karena menjalankan perintah nabi. Islam oke, Pancasila pun jalan. Dedi Mulyadi adalah kaum santri yang lahir dari keluarga Nahdlatul Ulama.

Inilah 7 aksi kontroversial yang pernah dilakukan Dedi Mulyadi. Yusuf Mansur sampai bilang liar. Foto suami Bupati Purwakarta disorot.
Ia mengaji sejak kecil di kampung halamannya dan mendapatkan pengetahuan-pengetahuan keagamaan dari kiai-kiai kampung lazimnya warga NU. Dedi Mulyadi seperti kaum santri suka tirakat. Ia percaya pentingnya mengekang hawa nafsu, pengendalian diri sehingga ia pun rutin berpuasa senin-kamis.
Ilmu keagamaannya memang tidak tinggi, tetapi ia cukup memiliki paham agama yang baik. Cukup untuk bekal ibadah dan muamalah. Bahkan karena ia merasa senang dengan studi pemikiran, ia mendapatkan banyak khazanah keislaman dengan cara otodidak.
Dedi Mulyadi dalam hal pemikiran rendah hati karena itu ia terus belajar. Kesukaannya selain membaca buku, adalah mendekat pada tokoh-tokoh besar. Dedi Mulyadi kagum dengan Gus Dur, Cak Nur, Quraish Shihab, Gus Mus, dan sangat perhatian pada Nahdlatul Ulama.
7. Ustaz Yusuf Mansur Sampai Bilang Liar
Ustaz Yusuf Mansur, mengatakan, kebijakan dan gagasan kepemimpinan Dedi Mulyadi sebagai Bupati Purwakarta selama ini dinilai sangat liar dan berbeda dengan sistem kepemimpinan kepala daerah pada umumnya.
Meski demikian, kebijakannya yang sudah dijalankan di Purwakarta malah langsung dirasakan oleh masyarakat dan menjadi jalan keluar semua permasalahan selama ini. "Kalau bahasa kasarnya, Kang Dedi itu liar. Tapi, gagasan, pemikiran dan kebijakan seperti ini sangat dibutuhkan oleh kita. Pemimpin seperti itu sangat dibutuhkan," ujarnya saat mengunjungi Purwakarta, Jumat (9/2/2018).