Fotokita.net - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)Ahmad Taufan Damanik murka ke Irjen Ferdy Sambo di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Emosi petinggi Komnas HAM ini memuncak. "Kau kasih uang nggak sama dia?" hardik Ahmad Taufan kepada Ferdy Sambo.
Komnas HAMmelakukan pemeriksaan terhadap Ferdy Sambo terkait kasus pembunuhan Brigadir Yosua atau Brigadir J. Sejak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk Tim Khusus untuk mengusut kematian Brigadir J, Komnas HAM memang dilibatkan dalam kasus ini.
Pada awal Agustus lalu, Irjen Ferdy Sambo menjalani kurungan di tempat khusus Mako Brimob. Beberapa saat kemudian, Kapolri mengumumkan Ferdy Sambo sebagai tersangka. Ketua Komnas HAM murka ke Ferdy Sambo saat melakukan pemeriksaan. "Kau kasih uang nggak sama dia?" emosi Ahmad Taufan memuncak. Foto Choirul Anam, anak buah Ahmad Taufan di Komnas HAM sempat disorot.
Komnas HAM melakukan pemeriksaan terhadap Ferdy Sambo pada 12 Agustus. Eks Kadiv Propam itu sudah ditetapkan sebagai tersangka pada Selasa, 9 Agustus. Dalam pemeriksaan itu, Ferdy Sambo secara terbuka mengakui sebagai dalang pembunuhan Brigadir J.
“Saya salah, saya khilaf. Emosi saya tidak bisa dikendalikan. Tidak sepantasnya saya, seorang jenderal, tidak mampu menjaga emosi. Jadi saya salah. Saya siap diberi hukuman yang setimpal,” kata jenderal bintang dua itu kepada tim pemeriksa Komnas HAM di Mako Brimob seperti dikutip dari kumparanplus.
Adapun tim pemeriksa Komnas HAM yang mendatangi Mako Brimob adalah Ahmad Taufan Damanik sebagai ketua. Lalu, ada dua komisionerChoirul Anam dan Beka Ulung Hapsara, plus tiga orang staf.
Ferdy Sambo diperiksa Komnas HAM selama sekitar satu jam. Dalam kurun waktu itu, suami Putri Candrawathi ituterus mengutarakan kekhilafannya telah membunuh Brigadir Yosua. Ia sesekali menangis saat disinggung soal keputusannya mengorbankan ajudannya yang paling junior, Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.
“Dia nangis, (bilang) ‘Saya salah, Pak. Saya akan berusaha memberikan kesaksian yang membuat Richard bisa bebas, atau kalau dihukum, [hukumannya] ringan,” cerita Taufan seperti menirukan ucapan Ferdy Sambo.
Pengakuan Ferdy Sambo bersama tiga orang lain yang menjadi tersangka—Bharada Richard, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf—sedianya sudah membuktikan bahwa baku tembak di rumah dinas Duren Tiga cuma rekayasa.
Dalam kesempatan berbeda, Taufan kembali mengulangi cerita hasil pemeriksaan terhadap Ferdy Sambo. Taufan menekankan,Ferdy Sambo mengakui kesalahannya saat pemeriksaan oleh Komnas HAM.