“Jadi dengan handphone bisa terjawab posisi, antara tempat PCR dengan lokasi itu bisa ketahuan,” ujarnya. “Kenapa bisa ketahuan? pasti bts disana ‘bts itu tiang tinggi’ bisa tunjukin itu di mana kita,” sambungnya.

Susno Duadji mantan Kabareskrim Polri yang kini jadi petani menyebut sosok ini yang bikin ribut dalam kasus Brigadir J. Bukan Irjen Ferdy Sambo.
Susno Duadji juga sempat meminta agar dokter forensik yang memeriksa Brigadir J dinonaktifkan. Menurut Susno Duadji, ada sejumlah kejanggalan yang dia lihat pada kasus ini.
“Kejadian meninggalnya Brigadir J itu hari Jumat, kenapa diumumkan hari Senin. Tidak ada istilah libur di Bareskrim,” kata Susno Duadji.
Terlebih lagi ia juga mengunggat keberadaan Bharada E saat kasus penembakanya bergulir. “Dimana pelakunya?” ujarnya lagi.
Di sisi lain, Susno Duadji merasa curiga dengan kinerja dokter forensik yang terlihat sangat janggal. Bahkan, Susno Dudji sampai menyarankan agar dokter forensik tersebut lebih baik dinonaktifkan.
“Dokter yang memeriksa dan yang memberikan autopsi harus diperiksa, bila perlu dinonaktifkan gitu,” ujar Susno.
Lantas, Susno Duadji mengungkapkan alasan mengapa dokter forensik yang menangani jenazah Brigadir J harus diperiksa.
“Ya karena janggal, dan sistemnya harus di buka ke publik. Apa visum yang dibuat sang dokter itu,” ucapnya.

Susno Duadji mantan Kabareskrim Polri yang kini jadi petani menyebut sosok ini yang bikin ribut dalam kasus Brigadir J. Bukan Irjen Ferdy Sambo.