Djulianto yang pernah menulis skripsi tentang konservasi Candi Borobudur dari pandangan arkeologi pada 1985 telah mengingatkan pentingnya upaya perlindungan Candi Borobudur akibat ulah manusia.

Menko Luhut bakal menaikkan harga tiket Candi Borobudur jadi Rp 750 ribu. Ahli arkeologi menyentil foto pengunjung injak-injak stupa.
"Waktu itu ada beberapa saran yang saya kemukakan. Antara lain pengetahuan kearkeologian penting diajarkan kepada anak-anak sekolah. Lembaga pariwisata juga harus berperan, dengan kegiatan pariwisata terencana dan terkontrol dengan baik. Hanya dalam bentuk rombongan pengunjung boleh naik didampingi pemandu.Saya juga menyarankan setiap pengunjung memakai alas kaki khusus yang lembut untuk naik ke atas candi. Selain itu memberi alas, terutama pada undak, untuk meminimalisasi gesekan antara alas kaki dengan batu," tulis Djulianto.
Sebetulnya, mantan Kepala Balai Arekologi Borbudur Marsis Sutopo pernah mengingatkan kondisi Candi Borobudur sudah semakin aus, terutama di tempat yang sering diinjak oleh pengunjung.
Tim ahli Cagar Budaya Nasional dan Asesor Cagar Budaya itu sudah melontarkannya dalam sebuah acara diskusi “Reorganisasi Pengelolaan Kawasan Candi Borobudur” di Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin, 30 September 2019. "Sementara, jumlah pengunjung ke candi itu tidak dibatasi," kata Marsis.
Kerusakan candi bisa diminimalisir jika pemanfaatan untuk pariwisata tetap mempertahankan aspek pelestarian. Dua aspek ini memang sudah berjalan tetapi belum ada sinkronisasi dan harmonisasi. “Aspek keseimbangan itu perlu ditingkatkan lagi, tetapi karena koordinasi dan harmonisasi belum berjalan secara optimal sehingga kadang kala menjadi kekhawatiran dari pihak-pihak pemerhati pelestarian (candi),” sebut Marsis.Peninggalan nenek moyang ini ternyata setelah 1200 tahun dibangun, mendatangkan banyak manfaat tapi juga masalah. Mendatangkan banyak manfaat karena menjadi destinasi wisata. Setiap tahun dapat mendatangkan jutaan wisatawan nusantara maupun mancanegara. Bahkan sekarang sudah ditetapkan menjadi salah satu dari sepuluh Bali Baru sesuai kebijakan pengembangan pariwisata nasional.
Namun, kritik atas rencana pemerintah memberlakukan tarif baru tiket masuk Candi Borobudur bagi wisatawan nusantara sebesar Rp750.000 juga muncul dari sejumlah kalangan.

Menko Luhut bakal menaikkan harga tiket Candi Borobudur jadi Rp 750 ribu. Ahli arkeologi menyentil foto pengunjung injak-injak stupa.
Dari perspektif perlindungan terhadap cagar budaya, Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Sri Margana, sepakat bahwa "membatasi kunjungan untuk preservasi heritage yang sudah ribuan tahun umurnya itu baik".Pembatasan pengunjung juga perlu karena, menurutnya, setiap tahun jumlah wisatawan di Borobudur semakin berjubel di area yang terbatas sehingga pengunjung tidak bisa menikmati kunjungannya dengan nyaman. Namun, dia tidak sepakat dengan rencana kenaikan harga tiket bagi wisatawan domestik hingga mencapai Rp750.000."Membatasi kunjungan dengan cara menaikkan tiket secara ugal-ugalan itu juga akal-akalan saja, mau melindungi obyeknya tetapi tidak mau berkurang penghasilannya," kata pria yang berfokus pada bidang ilmu sejarah dan arkeologi tersebut. Ada dua solusi yang dia tawarkan untuk membatasi kunjungan, alih-alih menaikkan harga tiket hingga ratusan ribu rupiah. "Masih ada cara yang lebih bijak, yaitu dengan membatasi kuota kunjungan, khususnya bagi para pengunjung rombongan dengan melakukan reservasi lebih dulu."Atau mengatur aliran pengunjung sedemikian rupa sehingga tidak merusak heritage. Misalnya membedakan tiket bagi mereka yang ingin naik ke candi atau hanya berkeliling di sekitar candi," paparnya.Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Jawa Tengah sangat menyayangkan rencana penerapan tarif baru tiket masuk kawasan Candi Borobudur. "Ini terlalu mahal kenaikannya," kata Penasihat Asita Jawa Tengah, Daryono, kepada wartawan di Solo, Fajar Sodiq, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.Harga kenaikan tersebut, menurut dia, akan sangat memberatkan untuk para wisatawan lokal. Tak hanya itu, kenaikan harga tiket juga diprediksi bakal membuat para pelaku usaha perjalanan wisata mengalami kerugian pasalnya para biro wisata telah memesan tiket destinasi wisata untuk konsumen setahun sebelumnya.Sebelum menaikkan harga tiket, ia meminta kepada pemerintah untuk mengajak bicara dengan para pemangku kepentingan di sektor wisata dan industri. "Hendaknya semua stakeholder diajak ngomonglah biar bisa kasih masukan-masukan agar tidak merugikan semua pihak, mulai dari turis lokal, biro perjalanan dan lainnya," kata dia.
Baca Juga: 7 Foto Meme Makan di Warteg Cuma 20 Menit, Netizen Sentil Luhut: Aduh Kegigit Lengkuas!