Fotokita.net - Artis transgender serba bisa, Dorce Gamalama, meninggal dunia di usia 58 tahun pada Rabu (16/2/2022). Dorce yang sudah menjalani operasi ganti kelamin berwasiat agar dia dimakamkan sebagai perempuan. Foto dokter yang mengoperasi kelamin Dorce tersebar di media sosial. Dia membongkar rahasia pribadi sang artis.
Menurut informasi kerabat Dorce, Hetty Soendjaya, sang artis meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19 sehingga akan dimakamkan sesuai dengan protokol Covid-19. "Jadi meninggalnya karena Covid. Jadi enggak dibawa pulang, jadi dikemasnya di rumah sakit," ungkap Hetty Soendjaya.
Sebelum meninggal dunia,Dorce pernah menyampaikan wasiat agar diperlakukan sebagai perempuan ketika dia meninggal dunia sehingga memicu polemik.
Dalam sebuahperbincangan yang tayang di akun Youtube Denny Sumargo, Dorce mengaku dirinya sudah berkelamin perempuan.
Apabila ditelusuri melalui Direktori Putusan Mahkamah Agung, identitas gender Dorce juga telah diakui secara sah oleh pengadilan.
Pada tahun 1980, Pengadilan Negeri Surabaya mengabulkan permohonan pergantian jenis kelamin Dedi Yuliardi Ashadi menjadi Dorce Ashadi atau yang lebih dikenal sebagai Dorce Gamalama.
Namun pernyataan Dorce itu mengundang komentar dari sejumlah tokoh agama. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammad Cholil Nafis, melalui akun Twitter-nya, mengatakan bahwa jenazah seorang transgender "diurus sebagaimana jenis kelamin awal dan asalnya".
Pandangan berbeda datang dari Rektor Institut Studi Islam Fahmina, lembaga pendidikan Islam yang berfokus pada kajian gender dan hak asasi manusia, Dr KH Marzuki Wahid.
Dia mengatakan bahwa keputusan pengadilan terkait identitas gender seseorang bisa menjadi acuan yang sahih untuk menentukan hukum Islam yang berlaku pada mereka.
Di sisi lain, salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Taufik Damas, berpendapat bahwa keputusan Dorce itu adalah keputusan pribadinya yang tidak perlu diganggu gugat karena "akan dipertanggung jawabkan olehnya sendiri di hadapan Tuhan.
"Apalagi ada rujukan medisnya dan ada ketetapan hukum dari pengadilan, dia lebih berhak menentukan cara dirinya diperlakukan ketika meninggal dunia, wajar sekali dia berwasiat seperti itu," kata Taufik kepada BBC News Indonesia.
Bagi seorang transpuan yang berdomisili di Depok, Jawa Barat, Audi Manaf, perdebatan terkait identitas gender Dorce adalah hal yang "sangat menyedihkan" dan "melanggengkan stigma" bahwa transgender "menyalahi kodrat".
Dari situ, polemik tata cara pemakaman Dorce Gamalama kembali mencuat. Padahal sejak puluhan tahun lalu, Dorce sudah memutuskan untuk mengganti kelaminnya, dari laki-laki menjadi perempuan.
Dorce dilahirkan sebagai pria. Lalu seiring karirnya di dunia hiburan naik, Dorce Gamalama mengubah kelaminnya untuk bisa menjadi perempuan seutuhnya. Jadi memang secara fisik, Dorce Gamalama saat ini perempuan, mempunyai payudara, juga vagina.
Prof Dr dr Djohansjah Marzoeki SpB SpBP-RE (K) adalah dokter yang mengoperasi ganti kelamin Dorce Gamalama. Prof Djo, sapaan akrabnya, adalah salah satu pengajar di Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.
Pada Juli 2018, Prof Djo mendapatkan kejutan dari anak didiknya yang mengundang Dorce datang ke acara perayaan sang pengajar. Dorce adalah pasien ganti kelamin yang pernah ditangani Prof Djo. Foto dokter yang mengoperasi ganti kelamin Dorce tersebar di media sosial.
Operasi ganti kelamin itu dilakukan Dorce Gamalama di Indonesia, tepatnya di Surabaya, Jawa Timur. Prof Djo memangmemiliki keahlian atau spesialis bedah plastik. Menurut Dorce Gamalama dirinya gembira saat operasinya berjalan mulus dan sukes.
Malah pasca opereasi ganti kelamin, saat di wawancara salah satu tivi pada waktu itu, Dorce Gamalama sempat berkelakar pada sang presenter, saat itu adalah Dewi Huges, “Sebenarnya kita cuma berbeda tipis aja. Kau kelak bisa beranak, aku cuman bisa kasih enak,” ujarnya.
Masih menurut Dorce Gamalama di kesempatan yang sama, “Dokter, kau adalah manusia yang selama ini aku impikan. Walaupun aku terlahir sebagai seorang yang lain daripada yang lain, tapi kau telah membuat aku manis daripada yang lain,” kata Dorce dalam sebuah wawancara acara Angin Malam yang dipandu Dewi Hughes di salah satu stasiun TV swasta tahun 2002 silam.
Dorce Gamalama bisa mengatakan hal itu, karena menurutnya dirinya setelah operasi kelamin menjadi lebih percaya diri.
Itu sebabanya, Dorce Gamalama tak henti-hentinya memuji dan berterimakasih pada Prof Djo.
Baca Juga: Wasiat Dorce Gamalama Tuai Kontroversi Ulama, Netizen Salahkan Keluarga, Foto Terkininya Bikin Pilu
“Ini dokter luar biasa sekali, dia membikin orang yang tadinya nggak percaya diri jadi percaya diri,” tambahnya. Pada kesempatan berbeda, dalam program Angin Malam lainnya, Prof Djohansyah Marzoeki mengungkap perihal operasi perubahan kelamin yang dilakukan pada Dorce.
Dokter Djohansyah mengatakan jika tim dokter yang mengoperasi Dorce telah mengubah dengan menghilangkan alat kelamin laki-lakinya dan membentuk alat kelamin perempuan.
Saat ada penanya yang bertanya mengenai alat kelamin Dorce Gamalam via telpon, Prof Djo menjawab, “Sebenarnya baik labia mayor, labia minor yaitu bibir-bibir yang membentuk kelamin wanita itu memang dibuat (untuk Dorce),” katanya.
Dia menerangkan alat kelamin baru Dorce dibuat dari alat kelamin lahirnya. ”Dibuat dari alat kelamin laki-laki yang tadinya berbentuk lain. Itu yang diubah sedemikian rupa menjadi bentuk yang baru. Termasuk lapisan-lapisan alat kelamin (bentuk) ‘baru’ juga mengambil kulit yang hidup dari sekitarnya,” jelasnya.
Dikarenakan diambil dari kulit atau jaringan hidup, maka urat saraf yang juga ada di jaringan tersebut tetap ada di alat kelamin ‘baru’ Dorce.
Karenanya sensitivitasnya pun tetap ada. “Jadi rasa-rasa (jika tersentuh) juga tetap ada. Karena tidak ada yang dibuang, tetap ikut bersama dengan kulit dan jaringan di bawahnya, hanya bentuknya saja yang diubah,” terangnya.
Dokter pun mengatakan, karena itu jika dilakukan rangsangan terhadap organ yang telah mengalami operasi perubahan kelamin, maka masih akan tetap bisa terasa.
“Pada hakekatnya, merasakan kenikmatan di sana itu tidak hanya dari kelamin bukan? Mestinya kenikmatan itu bisa dari yang lain-lain juga. Tetapi, yang dari kelamin pun masih tetap ada (rasa jika dirangsang),” jelasnya.
Sang dokter juga menjelaskan, dari sekian pasien yang dia temui, dirinya melihat jika keinginan untuk merubah kelamin tersebut, tidak muncul secara tiba-tiba.
”Itu sudah ada sejak kecil. Jadi bukan pada waktu itu (saja) timbulnya keinginan itu, sudah dibentuk mulai kecil,” jelasnya.
Bahkan, menurutnya, sejak lahir sudah terbentuk keadaan yang mendukung untuk para pasiennya melakukan upaya perubahan kelamin pada saat dewasa.
“Mulai lahir kebanyakan begini, beliau-beliau yang kita operasi itu yang biasa kita sebut penderita transeksual, itu memang sejak lahir sudah demikian,” jelas Prof Djo.
Lebih lanjut, sedari awal para penderita transeksual ini sudah mengalami banyak perubahan sebelum dilakukan operasi.
“Jadi kita tidak mengubah secara total, mereka sudah berubah dengan sendirinya, kita hanya menambahkan poin terakhir dengan memberikan aksentuasi pada alat kelaminnya,” papar Prof Djo.
(*)