Fotokita.net - Seorang pria yang menendang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru sudah bikin murka Bupati Lumajang Thoriqul Haq. Foto tampang penendang sesajen Gunung Semeru itu sudah tersebar luas di media sosial. Ternyata pelaku punya profesi ini. MUI sampai angkat bicara.
Baru-baru ni, foto tampang penendang sesajen Gunung Semeru sudah mendapatkan banyak respons negatif di jagat maya. Foto tampangnya berasal dari tangkapan layar video viral yang merekam aksi tidak terpuji itu.
Pada Jumat (7/1/2022) video yang merekam seorang pria membuang dan menendang sesajen diunggah di media sosial.
Dalam video berdurasi 30 detik itu tampak seorang pria mengenakan tutup kepala dan rompi berdiri lalu mendekat ke sebuah sesajen yang diletakkan di atas tanah.
Ada dua sesajen yang terlihat yakni buah dan nasi yang masing-masing berada di wadahnya.
Sambil menunjuk ke sesajen pria itu berkata, "Ini yang membuat murka Allah. Jarang sekali disadari bahwa inilah yang justru mengundang murka Allah, hingga Allah menurunkan azabnya. Allahu Akbar."
Sejurus kemudian, tangan pria itu bergerak membuang sesajen buah dan menendang sesajen nasi.
Kebetulan letak sesajen itu berada di atas permukaan tanah yang lebih tinggi sehingga kedua sesajen itu langsung jatuh.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq telah meminta polisi untuk memburu pria tersebut. Bahkan, dalam sejumlah grup WhatsApp perintah Bupati Lumajang yang murka tersebar luas. Dalam perintah pencarian itu, foto tampang penendang sesajen Gunung Semeru ikut disebarkan.
"Saya sudah minta (polisi) untuk segera dicari pelakunya," ujar Thoriq kepada awak media dari detikcom, Minggu (9/1/2022).
Sementara itu Kapolres Lumajang AKBP Eka Yekti Hananto Seno membenarkan bahwa pihaknya sedang memburu pria yang viral membuang dan menendang sesajen di lokasi erupsi Semeru.
"Masih kami upayakan mencari," kata Eka Yekti singkat.
Pria yang viral membuang dan menendang sesajen di lokasi terdampak erupsi Semeru dipastikan bukan warga Lumajang. Ternyata penendang sesajen Gunung Semeru itu punya profesi ini.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq menyebut penendang sesajen Gunung Semeru itu adalah seorang relawan.
Thoriq menyebut pria itu merupakan seorang relawan yang masuk ke lokasi terdampak erupsi Semeru. Namun ia kecewa ternyata relawan itu justru melakukan urusan lain yang bukan merupakan tugasnya.
"Apapun motifnya jadi bagian relawan ke Lumajang, tentu saya kecewa tindakan itu. Karena itu melanggar tata nilai yang kami hidup berdampingan bersama dengan seluruh agama, seluruh suku di Lumajang" kata Thoriq kepada wartawan di Gedung Grahadi usai Muswil IKA PMII Jatim, Minggu (9/1/2022).
Lebih lanjut, Thoriq akan mengambil langkah-langkah untuk mengedukasi para relawan yang turun ke lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru.
"Harus ada segera langkah-langkah melakukan pemahaman kembali kepada seluruh relawan yang datang di Lumajang adalah prioritasnya urusan kemanusiaan. Ada masyarakat kena bencana, relawan datang karena urusan kemanusiaan bukan karena urusan lain," tegas Thoriq.
Thoriq juga memastikan telah meminta polisi dibantu relawan sekitar lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru untuk mencari pelaku.
"Saya minta semua teman-teman, baik aparat maupun relawan di sana untuk mencari, dari mana orang itu, atau identitasnya siapa itu, dari kelompok mana itu. Saya minta segera untuk dicari, dan saya minta harus untuk pelaku mengklarifikasi supaya ini tidak mengganggu kami yang ada di Lumajang saat ini damai," lanjut Thoriq.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyesalkan tindakan seorang pria membuang dan menendang sesajen di lokasi terdampak erupsi Semeru. MUI menilai sikap tersebut tidak perlu dilakukan.
"Terkait seseorang yang menendang sesajen yang ada di Gunung Semeru saya pribadi menyesalkan adanya tindakan itu. Hal itu tidak perlu dilakukan meskipun menyaksikan bahwa praktik tradisi sesajen kepada makhluk halus atau jin atau penguasa alam sekitarnya yang diyakini masyarakat itu bertentangan dengan akidah Islam," kata Wasekjen MUI, Muhammad Ziyad kepada wartawan, Minggu (9/1/2022).
Ziyad mengatakan lebih baik mengingatkan dengan cara yang baik dibanding menuruti kemauan sendiri. Misalnya dengan memberikan edukasi kalau praktik sesajen itu menyimpang.
"Kita harus menyadari bahwa berdakwah itu adalah menyampaikan pesan ilahi dengan cara baik, bukan menuruti kemauan sendiri, karena itu lah kewajiban bagi seorang muslim adalah mengingatkan saudaranya atau masyarakat apabila ada praktik keagamaan yang menyimpang atau bertentangan dengan akidah umat," ucapnya.
"Karena itu lah perlu dilakukan edukasi, bimbingan kepada masyarakat bahwa terjadinya erupsi gunung merapi adalah bagian dari takdir Allah SWT, semua yang terjadi di alam raya ini merupakan kehendak dari Allah SWT, yang kita lakukan adalah bukan dalam bentuk pemberian sesajen. Tapi kita berdoa kepada Allah memohon perlindungannya agar dijauhkan dari malapetaka yang terjadi," lanjut Ziyad.
Lebih lanjut, Ziyad mengatakan pemberian nasehat kepada masyarakat juga penting. Jika tidak berhasil, maka bisa dilakukan dengan adu argumentasi tentunya dengan cara yang baik dan benar.
"Ritual sesajen yang diyakini masyarakat itu merupakan yang dikategorikan syirik, menyekutukan Allah, syirik itu perbuatan yang dilarang agama.
Untuk itu, kita meluruskan dengan cara berdakwah dengan penuh kebijaksanaan, nasehati yang baik dinasehatkan ini tidak baik bertentangan dengan agama, kalau tidak bisa lakukan berdebat dengan argumentasi yang baik," tuturnya.
(*)