Di Twitter dan TikTok, video itu masih beredar dan bisa dilihat banyak netizen. Padahal, penyebaran video itu harus dihentikan sekarang juga. "Jadi kita juga harus selektif memilah dan melihat dampaknya," kata Romo Benny.
Efek video bernada kebencian suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di negara majemuk seperti Indonesia bisa sangat merusak. Maka, perlu kesadaran dari netizen untuk menjadi 'komunitas pemutus kata', bukan 'komunitas pembiak kata' yang asal share dan forward sembarang konten.
Soal latar belakang Olvah Alhamid yang mengaku pernah menjadi korban diskriminasi berbasis ras di Surabaya saat masa kecilnya, Romo Benny mengimbau Olvah dan semua pihak yang aktif di media sosial bisa memisahkan masalah pribadi dan masalah publik. Masalah pribadi tidak perlu dijadikan masalah publik yang justru menjadi pemecah belah.
"Pengguna media sosial harus bijaksana dan hati-hati karena negara ini negara majemuk," kata Romo Benny.
(*)