Follow Us

Foto Tampang Haji Sasa yang Mau Tanggung Biaya Hidup Kakek Suhud, Ini Profil Pengusaha Kaltim yang Habiskan Rp 1 Miliar Buat Borong Dagangan Warga

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 13 Oktober 2021 | 18:25
Foto tampang Haji Sasa atau H Suriansyah yang mau tanggung biaya hidup Kakek Suhud usai disemprot Baim Wong.
Istimewa

Foto tampang Haji Sasa atau H Suriansyah yang mau tanggung biaya hidup Kakek Suhud usai disemprot Baim Wong.

Haji Sasa besar dari keluarga sederhana. Ayahnya, Mansyur bin Taman, seorang tukang yang bekerja mendirikan rumah. Ibunya, Tuah binti Kastawi, bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Masa kecil Haji Sasa dilewati dalam kehidupan yang pas-pasan, bahkan kekurangan. Ia harus putus sekolah di bangku SMP pada 1980-an. Ketika berusia 16 tahun, ibunya meminta ia bekerja sebagai kuli bangunan untuk membantu paman. Empat tahun kemudian, pada 1994, ia sudah menjadi tukang sebelum akhirnya menjadi pemborong bangunan (kontraktor skala kecil) pada 1997.

Baca Juga: Foto Tim Editor Bapau Tinggal Kenangan, Baim Wong Sentil Mantan Karyawan yang Selingkuh Usai Ditraktir Belanja di Eropa

Foto tampang Haji Sasa atau H Suriansyah yang mau tanggung biaya hidup Kakek Suhud usai disemprot Baim Wong.
Istimewa

Foto tampang Haji Sasa atau H Suriansyah yang mau tanggung biaya hidup Kakek Suhud usai disemprot Baim Wong.

Kehidupan susah terus menggelayuti perjalanan Haji Sasa. Dunia properti yang ia geluti selama 11 tahun ternyata gagal. Haji Sasa terlilit utang ratusan juta rupiah. Hartanya habis. Jangankan rumah, sepeda motor pun tak punya. Ia pun hidup menggembel di kawasan Citra Niaga. Orang-orang yang dia kenal, kenang Haji Sasa, satu per satu meninggalkannya.

"Saya didatangi preman yang menagih utang. Waktu itu, saya sudah tidak punya apa-apa. Tidak punya siapa-siapa,” tuturnya. Saking putus asa, ia sempat berpikir untuk bunuh diri dari lantai atas sebuah hotel di Samarinda.

Awal titik balik kehidupan Haji Sasa terjadi 12 tahun silam di Pelabuhan Samarinda. Ia bertemu seorang pria yang baru dikenalnya. Haji Sasa kemudian menceritakan semua kesusahan hidupnya.

“Orang itu meminta saya pulang, cuci kaki kedua orangtua, dan minta ampun. Saya juga diminta mengubah perilaku dan kata-kata," ungkapnya. Suriansyah yang sudah putus harapan mengikuti perintah lelaki itu. Setelah bertemu kedua orangtua, Haji Sasa mengaku, kehidupannya mulai berubah.

Pada awal 2010, Haji Sasa mendapatkan sejumlah uang dari bisnis jual-beli tanah. Uang itu ia pakai sebagai modal untuk kembali berusaha di bidang properti. Pelan tapi pasti, Haji Sasa membangun rumah demi rumah kemudian menjualnya. Begitu modal yang terkumpul makin banyak, ia memutuskan membangun perumahan.

Baca Juga: Raup Penghasilan Rp 6 Miliar Per Bulan, Baim Wong Ternyata Cuma Pakai Kamera Harga Segini Buat Produksi Konten YouTubenya

Haji Sasa membangun tiga perumahan di Jalan PM Noor, di Kecamatan Palaran, dan di dekat Perumahan Bengkuring. Ketiganya selesai dibangun pada 2012. Keberhasilan di bisnis properti ini membuatnya merambah ke bisnis yang lain; pertambangan batu bara. Haji Sasa membangun beberapa perusahaan pertambangan.

Hari ini, 12 tahun sejak ia berniat bunuh diri, Haji Sasa bukan hanya mampu melunasi utang-utangnya. Ia telah menjadi saudagar yang sukses di Kota Tepian. "Mukjizat itu nyata. Allah memiliki cara-cara indah atas hidup yang saya jalani ini," tuturnya.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest