Baca Juga: Foto Pilu Anak-anak Palestina yang Trauma Akibat Serangan Keji Israel
“Kamu berteriak kepadaku untuk datang kepadamu, tetapi aku tidak bisa datang,” kata Riyad.
Reuters menulis laporan, empat saudara kandung Suzy Eshkuntana, termasuk adik laki-lakinya yang berusia 4 tahun, bersama dengan ibu mereka, tidak selamat.
Rumah Eshkuntanas di Kota Gaza dilanda serangan udara Israel Minggu pagi, meratakan tiga bangunan dan menewaskan 42 orang, termasuk 10 anak-anak dan 16 wanita, kata Kementerian Kesehatan Palestina.
Itu adalah hari paling mematikan dalam kampanye pemboman selama seminggu di Israel di tengah beberapa pertempuran terburuk antara Israel dan Palestina sejak perang Gaza 2014 dan selama blokade ekonomi Israel yang sedang berlangsung.
Militer Israel mengatakan mereka menargetkan sistem terowongan yang digunakan oleh militan di bawah kota, yang menyebabkan bangunan di atas terowongan itu runtuh.
Sekitar 50 orang terluka dalam serangan udara hari Minggu dan jumlah itu diperkirakan akan meningkat karena tim penyelamat terus mengeluarkan korban, baik yang masih hidup maupun yang mati, dari bawah reruntuhan, kata pejabat kesehatan.
Baca Juga: Prajurit TNI Tertembak dalam Kontak Senjata, Lekagak Telenggen: Kalau Mau Perang Lawan Kami
Selama berminggu-minggu, polisi Israel bersenjata telah menindak keras para pengunjuk rasa yang berdemonstrasi menentang penggusuran paksa keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah.
Kekerasan meningkat ketika pasukan Israel menggerebek masjid Al-Aqsa selama Ramadan, melukai ratusan jamaah dan mendorong Hamas, kelompok militan yang menguasai Gaza, untuk menembakkan rentetan roket.