Seperti kita ketahui, China sudah menyanggupi permintaan Indonesia untuk membantu mengangkat kapal selama KRI Nanggala-402 yang tenggelam di dasar perairan Bali utara.
Pada awal Mei 2021, Kementerian Pertahanan China memastikan akan bergabung dalam upaya penyelamatan internasional setelah menyampaikan pernyataan "belasungkawa yang mendalam" untuk para korban.
"Kami ingin menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban kapal selam Indonesia yang tenggelam, KRI Nanggala-402, dan menyampaikan simpati yang tulus kepada keluarga yang berduka," kata Kolonel Ren Guoqiang, juru bicara Kementerian Pertahanan China.
Kolonel Ren menambahkan, atas permintaan Pemerintah Indonesia, Tentara Pembebasan Rakyat telah mengirim kapal-kapal Angkatan Laut ke "perairan yang relevan di Selat Lombok" untuk membantu mengangkat kapal selam buatan Jerman yang berusia 44 tahun itu.
Pada akhir 2020, TNI AL menunjukkan drone bawah laut yang diduga milik China yang ditemukan oleh nelayan Pulau Selayar yang letaknya di sekitar perairan tersebut.
Sejumlah pihak menduga alat berukuran seperti rudal ini sedang memetakan jalur maritim penting menuju Australia.
Baca Juga: Kapal China Bantu Angkat KRI Nanggala-402, Sekutu Amerika Langsung Pergi
Seorang pakar kapal selam China yang tidak disebutkan namanya, dikutip oleh media pemerintah, menyebutkan misi penyelamatan ini akan mendatangkan manfaat bagi Tentara Pembebasan Rakyat.
"Ini dapat membantu China mempelajari geografi militer maritim di daerah tempat kapal selam itu tenggelam, serta memperluas kerja sama internasional dan pengaruh Angkatan Laut kita dalam penyelamatan kapal selam," kata pakar tersebut.
Pihak Angkatan Laut Indonesia mengatakan bahwa tiga kapal China, termasuk kapal penyelamat Yongxingdao 863, diharapkan bergabung dalam operasi penyelamatan ini.