Follow Us

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Jubir Menhan Prabowo Subianto Mendadak Kehilangan Sosok Tercinta: Insya Allah Beliau Husnul Khotimah

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 23 April 2021 | 07:19
Dahnil Anzar Simanjuntak.
Kompas.com

Dahnil Anzar Simanjuntak.

Perjuangan Radhar Panca tak hanya soal mempertahankan seni dan budaya itu sendiri.

Pada November 2019, ia dan rekan-rekannya sesama seniman di TIM menyatakan penolakan keterlibatan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk mengelola kawasan dan fasilitas di sana, termasuk wacana pembangunan hotel bintang lima.

Baca Juga: Bak Masuk Kuping Kiri Keluar Kuping Kanan, Atta Halilintar Lupakan Nasihat Nikah Gus Miftah, Terus Minta Aurel Seperti Leggogeni Faruk: Jangan Cari Pasangan Sempurna

Kawasan di TIM, oleh Jakpro, akan dikomersialkan. Hal ini yang menyulut kecaman para seniman termasuk Radhar Panca.

”Jangan sampai pemerintah memaksakan kehendak dan kepentingannya atas kerja kesenian dan kebudayaan semata-mata untuk keuntungan politik atau keuntungan finansial,” kata Radhar Panca, Minggu (24/11/19).

Baca Juga: Terlanjur Nekat Promosikan Ayu Ting Ting Hingga Bikin Nagita Slavina Tersenyum Kecut, Ternyata Bisnis Raffi Ahmad yang Satu Ini Bangkrut: Kita Kan Masih Belajar Bro

Radhar Panca Dahana kini telah tiada. Pejuang kelestarian seni dan budaya Indonesia itu meninggalkan pertanyaan dalam tulisan "Sakratul Maut Seni-Budaya" yang entah kapan dapat menemukan jawaban.

"Saya tidak tahu sampai kapan kedegilan pemerintah ini terjadi? Apakah hingga kebudayaan dimakamkan, dan bangsa menjadi mayat, atau zombi yang hidup hanya untuk menciptakan keburukan dan kebobrokan? Sesuatu yang indikasinya terlihat saat ini, di sekitar, mungkin dalam diri kita?" ungkap Radhar Panca.

Baca Juga: Kritis Dikeroyok 7 Orang di Depan Kafe, Ini Foto Serda Donatus Boyau Anggota Pasukan Rahasia Kopassus, Ternyata Bukan Sosok Sembarangan

(*)

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest