Pesawat mengangkut 62 orang yang terdiri dari 12 kru, 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Pesawat Sriwijaya Air sempat keluar jalur, yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40.
Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat. Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak.
Seperti diketahui, pada tahun 2019, maskapai penerbangan Sriwijaya Air sempat memutuskan berhenti terbang. Penyebab Sriwijaya Air berhenti operasi, bangkrut? Bukan karena tiket mahal, direksi blak-blakan masalah besarnya.
Satu grup maskapai swasta di Tanah Air tumbang, yakni Sriwijaya Air Group (Sriwijaya Air dan NAM Air).
Masalah besar sedang menyandung maskapai yang dimiliki keluarga Lie itu.
Direktur Operasi Sriwijaya Air Fadjar Semiarto merekomendasikan agar maskapai tersebut menghentikan operasionalnya untuk sementara waktu.
Sebab saat ini, dia menilai pesawat yang dimiliki maskapai itu berpotensi menimbulkan bahaya jika tetap beroperasi.
“Kalau dibilang sangat membahayakan (tidak), (tapi) berpotensi (berbahaya) iya. Karena dari sisi pesawat yang dirawat dalam kondisi yang limited berpotensi terjadi hal-hal yang di luar yang kita perkirakan,” ujar Fadjar Semiarto di Jakarta, Senin (30/9/2019).
Fadjar Semiarto menjelaskan, potensi bahaya muncul karena Hazard Identification and Risk Asessment (HIRA) operasional Sriwijaya Air menunjukan angka 4A.