Mereka tidak menyadari ada sesuatu yang salah karena sang pemilik “warung” tampak ramah melayani mereka.
Hingga tiba waktunya memesan minum, Azam sedikit curiga kalau ada yang salah.
Tiba-tiba saja sang pemilik “warung” memberikan teh manis kepada mereka sebelum Azam memesan satu jenis minuman pun.
“Spontan saya bertanya, ‘Apakah ini bukan warung makan, Makcik?’, lalu dia menjawab, ‘Bukan, ini rumah saya’,” ujar Azam yang berprofesi sebagai guru tersebut.
Seketika Azam mengaku malu bukan kepalang dan sesegera mungkin mengajak keluarganya pergi dan pamit kepada pemilik rumah.
Namun, sang pemilik rumah mencegah Azam beserta keluarganya pamit dan mengatakan bahwa rezeki jangan ditolak.
“Makcik itu memanggil anak-anak saya, lalu mengambilkan lauk. Awalnya mereka tak mau sebab malu, tapi mereka akhirnya mau juga,” tutur Azam.
Setelah itu Azam bertanya kepada pemilik rumah itu, kenapa waktu dia lewat ada banyak sekali orang yang mengantre untuk mengambil makanan.
“Rupanya mereka membuat kenduri. Orang yang mengantre mengambil makan itu bukan pelanggan, tapi tamu,” sambung Azam.