"Saat ini mereka sudah dalam kondisi yang tidak memiliki logsitik yang cukup," ujar Boy, dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Teror di Sigi, BNPT Sebut karena MIT Ali Kalora Kekurangan Logistik'
"Artinya dengan cara inilah, dengan cara merampok, dengan cara membunuh masyarakat, karena kita tahu bahwa kelompok ini adalah pengusung ideologi kekerasan.
Jadi itulah salah satu untuk bertahan hidup," sambungnya.
Boy Rafli menuturkan, kelompok teroris ini bertahan hidup di lereng-lereng Pegunungan Biru, Kabupaten Poso.
Belakangan ini, mereka mengincar harta benda di wilayah pemukiman warga sekitar lereng Pegunungan Biru untuk menutupi logistik yang kian menipis.
Salah satu pemukiman warga yang pernah menjadi sasaran perampasan adalah Dusun Taman Jeka, sebuah wilayah yang terletak di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso.
Selain perampasan harta benda, kelompok ini juga acap kali melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap warga di lereng Pegunungan Biru.
"Ada yang mereka rampas harta bendanya dan ada juga beberapa tindak pidana pembunuhan yang telah mereka lakukan," kata Boy Rafli.
Boy meyakini MIT semakin tersudut karena masyarakat Kabupaten Poso dan sekitarnya sudah tidak lagi memberikan simpati dan dukungan terhadap eksistensi mereka.