Pria yang berasal dari Desa Plambik, Lombok Tengah, ini sudah tiga tahun menjalankan usahanya untuk melayani para pelanggannya yang memiliki masalah pada gadget atau smartphone.
Sebelum pandemi, dia berhasil mengantongi omzet hingga Rp 250.000 per hari. Namun, sejak adanya pandemi, omzetnya pun merosot drastis hingga Rp 70.000 per hari.
"Jadi memang terasa banyak pelanggan saya yang berkurang, yang biasanya Rp 250.000 per hari, sekarang hanya Rp 70.000 atau Rp 100.000," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (30/10/2020).
Hal ini pula yang membuat dia harus memutar otak mencari tambahan pendapatan.
Hingga suatu hari, ketika dia sedang asyik bermain media sosial, dia membaca sebuah berita yang isinya pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM akan memberikan bantuan kepada pelaku UMKM yang terkena pandemi, sebesar Rp 2,4 juta.
Lalu, setelah membaca berita tersebut, dia pun mulai mencari informasinya secara detail, mulai dari persyaratan hingga cara mendaftarkannya.
"Setelah saya baca semuanya, saya langsung kumpulkan syaratnya dan mengajukan diri ke dinas koperasi di daerah saya," katanya.
Lalu, setelah membaca berita tersebut, dia pun mulai mencari informasinya secara detail, mulai dari persyaratan hingga cara mendaftarkannya.
"Setelah saya baca semuanya, saya langsung kumpulkan syaratnya dan mengajukan diri ke dinas koperasi di daerah saya," katanya.