Follow Us

Dituding Jadi Mafia Judi di Indonesia, Taipan yang Dekat dengan Jenderal Kepercayaan Soeharto Malah Santai Lakukan Hal Ini

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 30 September 2020 | 06:26
Tomy Winata dan Gatot Nurmantyo
dok. NET

Tomy Winata dan Gatot Nurmantyo

Baca Juga: Sesumbar Jadi Prajurit Sejatinya Prabowo Subianto, Ahmad Dhani Koar-koar di Depan Kevin Aprilio Sanggup Bongkar Kecurangan Ini: Partai Saya yang Berkuasa, Jadi Bisalah

Tomy Winata juga dikenal sebagai pengusaha yang dekat dengan kalangan militer, dua di antaranya adalah Letjen TNI (Purn) Tiopan Bernard Silalahi dan Jenderal Edi Sudrajat.

Jenderal Edi Sudrajat adalah salah satu tokoh berpengaruh dalam militer Indonesia. Pada 2 Februari 1988, perwira tinggi TNI penyandang 4 bintang di pundak ini dilantik menggantikan Jenderal Try Sutrisno sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Beberapa tahun menjabat KSAD, Jenderal Edi kembali dipercaya oleh Presiden RI ke-2 Soeharto menggantikan Try Sutrisno.

Kali ini jabatannya lebih tinggi lagi, yaitu sebagai Panglima ABRI (TNI dan Polri).

Baca Juga: Bak Disambar Geledek, Namanya Bikin Geger Lagi Karena Film G30S/PKI, Ternyata Gatot Nurmantyo Akui Bertemu Setya Novanto Hingga Minta Lakukan Hal Ini

Mayangsari berfoto bareng Titiek Soeharto dan Try Sutrisno di pernikahan Danny Rukmana
Instagram @mayangsaritrihatmodjoreal

Mayangsari berfoto bareng Titiek Soeharto dan Try Sutrisno di pernikahan Danny Rukmana

Jenderal Edi dilantik menjadi Panglima ABRI pada 19 Februari 1993. Padahal beliau masih memiliki masa tugas sebagai KSAD.

Akhirnya ketika itu Jenderal Edi menjabat Panglima ABRI ke-10 sekaligus KSAD.

Namun yang cukup mengejutkan, belum sebulan menjadi Panglima ABRI, Jenderal Edi diminta Presiden Soeharto untuk mengisi kursi jabatan Menteri Pertahanan dan Keamanan ke 18.

Peristiwa itu terjadi pada 17 Maret 1993. Jenderal Edi menggantikan LB Moerdani di kursi Kabinet Pembangunan VI.

Jadi saat itu Jenderal Edi menjabat 3 posisi sekaligus, yaitu KSAD, Panglima ABRI dan Menhankam. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya dan tak pernah bisa terulang kembali hingga saat itu.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest