Saat lapar, Syamsuddin hanya menaburkan garam atau vetsin ke lidahnya, kemudian meminum air yang dibawanya.
Dia tidak menemukan tanaman buah atau hewan yang bisa dimakan saat menyusuri kedalaman Hutan Krayan.
"Jadi dia rasa-rasa saja itu garam dan vetsin. Nah, hanya itu saja dia bawa bekal, tidak ada dia bilang jumpa pohon buah, hewan juga tidak ada dijumpa selama jalan kaki berapa malam itu," tambahnya.
Tidak pernah meninggalkan ibadah
Suasana Hutan Krayan masih terbilang asri, masih banyak hewan buas, seperti beruang, babi hutan, dan binatang khas Kalimantan yang menghuni hutan tersebut.
Dari cerita Syamsuddin saat menelepon keluarga besarnya di Sulawesi Selatan, ia sering mendengar suara binatang buas, tetapi tidak pernah sekali pun melihat keberadaan mereka.
Hal tersebut diyakini karena dia tidak pernah meninggalkan ibadah meski terus saja berjalan kaki di tengah hutan.
"Memang dari dulu dia (Syamsuddin) tidak pernah itu yang namanya tinggalkan shalat, selalu dia bangun malam tahajud, itu juga yang dia cerita.
Kenapa jelas sekali banyak suara binatang buas, tapi tidak ada sedikit pun sentuh dia, biar di hutan, tahajud dia selalunya," katanya.
Cerita Nursiah juga dibenarkan salah satu anaknya, Suryaningsih. Keluarga mereka berusaha rajin menjalankan shalat tahajud meminta agar ayah mereka ditemukan dalam keadaan selamat.