Alis mungkin menjadi satu dari segelintir anakTimor Lesteyang beruntung, akhirnya dapat pulang ke tanah kelahirannya.
Sebelum terbang keTimor Leste, Alis mengikuti sebuah workshop di Bali, Pulau Dewatayang juga mengumpulkan orang-orang yang bernasib serupa dengannya, terpisah dari keluarga saat masih anak-anak.
Alis mengaku gugup saat akan bertemu keluarga yang sudah berpuluh-puluh tahun tak pernah ia tahu kabarnya, apalagi berkomunikasi.
Namun, bersama dengan kegugupannya, Alis pun merasakan kerinduan dan keinginan untuk mengetahui kabar mereka. Meski di sana, orangtua Alis telah tiada.
Setelah mendarat di Timor Lestedan melanjutkan perjalanan ke rumahnya, ingatan-ingatan akan masa kecilnya pun bermunculan.
"Di pasar saya udah inget di sana, di lapangan yang ada kuda-kuda di situ saya masih ingat," ungkapnya.
Sesampainya Alis di halaman rumahnya yang telah dipenuhi keluarga dan orang-orang, suasana haru pun mewarnai pertemuan mereka setelah puluhan tahun.
"Aku masih hidup, jangan dibilang aku sudah mati", merupakan kalimat yang berulang kali diucapkan Alis ketika memeluk saudara-saudara kandungnya.(*)