Anak-anak Timor Leste itu ikut para tentara, tanpa tahu bahwa itu adalah tempat yang jauh dari kampung halamannya. Lebih lagi, bahwa itu bisa membuat mereka terpisah dari keluarganya berpuluh-puluh tahun, bahkan selamanya.
Salah satu dari tentara itu adalah Sumiya Atmaja, dia membawa Alis pulang bersamanya ke Jawa Barat dan mengadopsinya.
Alis mungkin sedikit beruntung karena tentara yang mengadopsinya memperlakukannya dengan baik.
Namun, tetap saja itu berarti ia direnggut dari kebersamaannya dengan keluarga kandungnya dan tak pernah kembali ke kampung halamannya.
"Sama ABRI ini, kebetulan orangnya baik, dia bilang itu anak pribadi, saya tidak dianggap siapa-siapa 'kamu adalah anak saya yang sebenarnya', begitu," kata Alis.
Alis pun dipertemukan dengan keluarga barunya, ibu dan kelima anak Sumiya Atmaja.
Selanjutnya menurut Ali, ia dan saudaranya angkatnya, yang semuanya perempuan, bahwa mereka hidup seperti saudara kandung.
Tentara itu mengubah nama Alis menjadi Sumiya Putra yang artinya anak laki-laki Sumiya, dan menyekolahkannya di sekolah indonesia.
Seiring berjalannya waktu, ingatan Alis tentang keluarganya diTimor Lestememudar.
Namun, pada tahun 2019, setelah 42 tahun Alis hidup sebagai anak Sumiya Atmaja di Jawa Barat, ingatan Alis menyeruak muncul.