Follow Us

Alami Kelelahan Mental, Ahli Ingatkan Warga Harus Punya 2 Modal Ini Agar Bisa Survive di Masa Pandemi Covid-19

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 19 September 2020 | 07:26
Ilustrasi razia. PSBB Jakarta makin ketat
Kompas.com

Ilustrasi razia. PSBB Jakarta makin ketat

“Ada orang yang memiliki pendidikan tinggi tapi tidak memiliki kapabilitas itu banyak terjadi,” katanya.

Persoalan pertama yang sering kali menjadi paradigma di masyarakat Indonesia, pendidikan yang tinggi itu sama dengan kecerdasan, padahal menurutnya dua hal itu berbeda.

Baca Juga: Mendadak Digugat Suami Mayangsari, Tangan Kanan Menteri Sri Mulyani Malah Komentar Begini: Mau Ngapain Ya Keluar Negeri?

Pendidikan dijelaskan Prof Rhenald merupakan suatu alat yang diberikan di sekolah dasar hingga jenjang perguruan tinggi yang kerap disebut kecerdasan intelektualitas.

Namun hal tersebut menurutnya tidak selalu dapat mengukur kecerdasan lainnya, seperti kecerdasan emosional, kecerdasan membangun relasi dengan orang, kecerdasan moral, kecerdasan teknologi, kecerdasan eksploratif, dan sebagainya.

Baca Juga: Nenek Iroh Terus-terusan Minta Uang Hingga Bikin Curiga, Baim Wong Akhirnya Tertunduk Lesu Saat Dengar Permintaan Terakhir Sang Nenek, Ada Apa?

“Ditengah pandemi kehidupan ini berubah tiba-tiba menjadi dunia digital. Kita menemui kendala, orang seusia saya dituntut untuk memiliki kemampuan teknologi,” katanya

“Tidak harus bikin tik tok tapi bisa lah menggunakan video dan ilmu pengetahuan di dunia online,”lanjut Rhenald

Prof Rhenald menambahkan satu kecerdasan lagi yang dibutuhkan saat ini adalah kecerdasan kontekstual.

Baca Juga: Kisah Cinta Terlarangnya Jadi Sorotan, Ternyata Pangeran Cendana Ini Dilarang Sri Mulyani Pergi Keluar Negeri, Ada Perkara Apa?

Algoritma di era digital seperti saat ini membuat seseorang terjebak dalam sebuah kotak yang jika tidak disikapi dengan bijak akan berdampak tidak baik tanpa adanya validasi.

“Misalnya anda tidak suka dengan Presiden Jokowi maka ketika anda sekali membuka hal berbau negatif di internet tentang Jokowi, maka akan dikirimi terus konten-konten yang tidak menyukai Jokowi dan anda tidak melakukan validasi maka anda tidak memiliki kecerdasan kontekstual,” ujar Rhenald.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest