Warga pun langsung meminta kepala lingkungan dan pengurus Masjid Al-Furqon untuk masuk ke dalam rumah kosong itu.
Ternyata benar ada sepetak lantai keramik yang mencurigakan karena warnanya berbeda dan saat diketuk mengeluarkan bunyi kopong.
Ia juga membeberkan bahwa di lokasi keramik tersebut memang didapati informasi dari para santri menjadi ruang penyiksaan dan pelecehan seksual.
Kecurigaan warga semakin besar karena pemilik rumah Tahfiz baru saja tersandung kasus pelecehan anak di bawah umur.
Seorang santri yang dijumpai di lokasi, Yn, mengaku pernah melihat temannya disiksa dan disodomi di kamar yang dicurigai itu.
"Saya tidak pernah dipanggil. Tapi kawan saya santri yang berumur 13 tahun pernah dipanggil ke kamar itu karena melanggar peraturan. Di situ dia dilecehkan," tuturnya.
Kepala Lingkungan VI Tanjung Sari Medan, Dayat Iskandar mengatakan, setelah dibongkar, ternyata tidak ditemukan sumber bau busukyang dilaporkan warga.
Belasan polisi bersama perangkat desa mengikuti proses pembongkaran rumah itu. Dayat mengatakan, pihaknya sudah menggali sedalam satu meter, dan hanya menemukan pasir.
"Tidak ada temuan apapun. Bila pernah ada mayat di dalamnya pasti berubah warna tanah itu. Tapi ini tidak," tuturnya. Ia menyebutkan bahwa penggalian tersebut telah disaksikan oleh warga setempat agar tidak ada kecurigaan.