Follow Us

Jadi Bangunan Heritage, Inilah Fakta Gedung Utama Kejaksaan Agung yang Terbakar, Dibangun Era Soekarno Dinikmati Saat Soeharto Berkuasa

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 22 Agustus 2020 | 21:48
Gedung Kejaksaan Agung di Jalan Sultan Hasanudin Dalam, No. 1, RT.011/RW.007, Kelurahan Kramat Pela, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan terbakar Sabtu (22/8/2020) malam.
KOMPAS.COM/ BONFILIO PUTRA

Gedung Kejaksaan Agung di Jalan Sultan Hasanudin Dalam, No. 1, RT.011/RW.007, Kelurahan Kramat Pela, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan terbakar Sabtu (22/8/2020) malam.

“Memang Mahkamah Agung di situ, tapi tidak satu kantor dengan Kejaksaan Agung. Gedung MA dulunya di sebelah gedung Kementerian Keuangan sekarang. Di belakangnya ada bangunan kecil, model lama dan antik. Kami berkantor di gedung itu,” kata Marthen kepada hukumonline.

Bangunan kecil yang dimaksud Marthen sekarang telah berganti menjadi Gedung Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan.

Baca Juga: Hati-hati! 4 Negara ASEAN Laporkan Infeksi Virus Corona yang 10 Kali Lebih Menular, Indonesia?

Marthen mengaku, gedung Kejaksaan Agung di Lapangan Banteng Timur hanya dihuni sekitar 20 jaksa. Jumlah jaksa masih sangat sedikit, sehingga gedung berukuran kecil tidak menjadi masalah.

Seiring dengan berjalannya waktu, pembangunan gedung Kejaksaan Agung di Kebayoran Baru mulai dirintis. Marthen sempat ditugaskan ke Palu sebelum meletusnya Gerakan 30 September pada tahun 1965. Departemen Kejaksaan telah berganti pimpinan, dari Goenawan menjadi Kadaroesman kemudian Soegih Arto.

Sebagaimana tercatat dalam buku “Potret 47 Tahun Kejaksaan RI”, Jaksa Agung ke-IX Soegih Arto dilantik di kantor Kejaksaan Agung Jalan Lapangan Banteng Timur oleh Wakil Perdana Menteri bidang Pertahanan dan Keamanan/Panglima Angkatan Darat Letjen Soeharto. Pada masa kepemimpinannya, dimulailah era orde baru.

Kejaksaan banyak mengalami perubahan mendasar, baik menyangkut kedudukan lembaga, maupun dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Soegih Arto memimpin langsung Departemen Kejaksaan dibantu tiga Deputi Menteri Jaksa Agung dalam bidang intelijen/operasi, pembinaan, dan pengawas umum/Inspektur Jenderal.

Pada tahun 1968, gedung di Lapangan Banteng Timur sudah tidak lagi difungsikan sebagai kantor Kejaksaan Agung. Departemen Kejaksaan di bawah pimpinan Menteri Jaksa Agung Soegih Arto telah berpindah kantor ke Jalan Sultan Hasanuddin No.1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang dibangun di atas tanah pemerintah.

Baca Juga: Air Ketubannya Sudah Pecah, Ibu Hamil Ini Alami Pendarahan Tapi Kata Petugas Harus Rapid Test, Ujungnya Berakhir Tragis

Marthen mengisahkan, saat kembali bertugas di Jakarta tahun 1968, gedung Kejaksaan Agung belum sebesar sekarang. Hanya terdapat satu gedung utama yang menjadi tempat kerja Jaksa Agung dan jaksa-jaksa lainnya. Kemudian, mulai dibangun gedung bidang Pengawasan, bagian rumah tangga, dan Poliklinik di belakang gedung utama.

“Tadinya, semuanya masih gabung semua di gedung depan. Makin lama makin bertambah pegawai dan jaksa, dibangunlah gedung bidang Pengawasan, Rumah Tangga, dan Poliklinik. Dulunya itu tanah kosong. Saya dengar dulu SMA 6 dan SMA 70 tanah dari Kejaksaan Agung, lalu dipersilakan untuk dibangun sekolah,” ujarnya.

Gedung bundar

Editor : Fotokita

Latest