Indarto mengatakan, dari informasi tersebut, tim gabungan kemudian melakukan pencarian dan pelacakan.
Hingga akhirnya diketahui keberadaan kedua kapal berbendera China tersebut di perairan Batu Cula, Selat Philip, Belakang Padang, Batam, Kepri.
"Saat dilakukan evakuasi kondisi pekerja WNI yang meninggal dan disimpan di freezer masih mengenakan baju dan diselimuti," kata Indarto.
Indarto mengatakan, awalnya tim gabungan memang tidak mengetahui bahwa jenazah berada di kapal yang mana, tetapi kedua kapal saling berkaitan.
Akhirnya tim gabungan mengejar kedua kapal tersebut, yaitu Lu Huang Yuan Yu 117 dan 118.
"Kapal Lu Huang Yuan Yu 117 berbendera China ini nyaris gagal ditangkap karena nyaris masuk perairan Singapura, namun berkat kesigapan tim gabungan akhirnya berhasil dilumpuhkan," jelas Indarto.

Penemuan jenazah ABK Indonesia di freezer kapal China.
Disinggung apakah ditemukan tanda-tanda kekerasan pada jenazah, Indarto mengaku hingga saat ini belum diketahui karena jenazah baru saja diturunkan dan dibawa ke kamar jenazah RS Bhayangkara untuk dilakukan visum.
"Dari keterangan keluarga, korban sudah tidak bisa dihubungi sejak tanggal 29 Juni 2020," ungkap Indarto.
Lebih jauh, Indarto mengatakan, di kedua kapal yang diketahui kapal pencari cumi-cumi ini terindikasi telah terjadi human trafficking atau perdagangan orang.
Untuk selanjutnya, kasus ini akan didalami pihak kepolisian, dalam hal ini Polda Kepri.