"Saya panik. Ambil pisau lipat langsung menusuk leher korban itu. Saya takut digerebek warga kalau dia (korban) teriak terus," kata YF.
Setelah itu, YF memasukkan mayat Monik ke dalam kardus bekas lemari es. Wakapolrestabes Surabaya AKBP Hartoyo mengatakan, tersangka sempat membakar kaki korban menggunakan kompor kecil.
"Rencananya akan dibakar sampai berabu, tapi karena takut apinya membakar rumah, tersangka kemudian mematikan kompor yang digunakan membakar korban," kata Hartoyo.
Upaya itu terlihat dengan kondisi kaki kanan korban yang mengalami luka bakar. Setelah membunuh Monik, YF melarikan diri ke rumah bibinya di Ngoro, Mojokerto. Ia ditangkap polisi di rumah bibinya.
Dari keterangan sejumlah saksi, YF dikenal sebagai sosok yang temperamental dan sering melawan orangtua.
"Keluarga tersangka juga kooperatif sehingga kami dapat mengungkap kasus ini lebih cepat," kata Hartoyo.
(Kompas.com/Kontributor Surabaya, Ghinan Salman)