Follow Us

Viral Video Jenazah Lambaikan Tangan Waktu Diturunkan ke Liang Lahat, Inilah Penjelasan Ahli Atas Kejadian di Manado Itu

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 20 Mei 2020 | 11:01
Potongan video yang menunjukkan mayat melambaikan tangan dari dalam peti mati saat dimakamkan. Peristiwa ini diduga terjadi di Manado, Sulawesi Utara, pada Selasa (5/5/2020).
(YouTube RAFAEL OFFICIAL)

Potongan video yang menunjukkan mayat melambaikan tangan dari dalam peti mati saat dimakamkan. Peristiwa ini diduga terjadi di Manado, Sulawesi Utara, pada Selasa (5/5/2020).

Fotokita.net - Beberapa waktu lalu netizen dikejutkan dengan sebuah video yang viral. Di dalam video itu menunjukkan mayat terlihat melambaikan tangan saat dimakamkan.

Media asing menyebut kejadian itu di Manado, Sulawesi Utara.

Dikabarkan tahun lalu ada penelitian yang mengungkapkan, mayat-mayat "terlihat bergerak" saat membusuk.

Penelitian itu dilakukan oleh Australian Facility for Taphonomic Experimental Research (AFTER).

Rekaman dibuat secara time-lapse untuk mempelajari bagaimana mayat bergerak.

Alyson Wilson peneliti yang terlibat dalam proyek itu berkata kepada ABC News, "Apa yang kami temukan adalah lengan-lengan itu bergerak."

Kemudian Dr Xanthe Mallet yang mengawasi penelitian ini mengatakan, "Saya pikir orang akan terkejut betapa banyak gerakan yang ada, karena saya terkesima melihatnya, terutama seberapa banyak lengan bergerak, Sangat mencengangkan."

Baca Juga: Nyaris Lepas Masa Lajang dengan Pramugari Awal Tahun Ini, Sule Akhirnya Pasrah di Depan Raffi Ahmad: Mau Itu Mama Amy Qanita, Kalau Sudah Jodoh Kita Nggak BIsa Nolak

(ilustrasi) Peti mati
Freepik

(ilustrasi) Peti mati

Para peneliti percaya bahwa gerakan ini disebabkan oleh penumpukan gas dalam tubuh pada tahap awal hingga pertengahan pembusukan.

Ini berarti mengamati gerakan mayat dapat membantu menentukan waktu kematian, ujar para peneliti itu.

Wilson menambahkan, "Penelitian ini sangat penting untuk membantu penegakan hukum dalam menyelesaikan kejahatan dan membantu penyelidikan bencana."

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest