Jenis yang paling agresif dari SARS-CoV-2 dapat menghasilkan viral load hingga 270 kali lebih banyak dibandingkan jenis yang paling lemah.
Strain virus corona ini juga membunuh sel-sel dengan sangat cepat.
"Itu adalah hasil tak terduga dari sedikitnya selusinan pasien yang menunjukkan perbedaan dari strain virus yang sebagian besar masih diremehkan," jelas Prof Li.

Pasien sembuh virus corona ternyata bisa postitif lagi tapi bukan karena terjangkit ulang (gambar ilustrasi)
Peneliti juga menemukan tiga perubahan yang terjadi secara berturut-turut yang dikenal sebagai mutasi tri-nukleotida yang terjadi pada seorang pasien berusia 60 tahun.
Ilmuwan mengklaim itu adalah peristiwa yang langka terjadi. Sebab, biasanya gen bermutasi pada satu situs pada satu waktu.
Pasien tersebut menghabiskan masa perawatan sekitar 50 hari di rumah sakit, lebih lama dari pasien Covid-19 lainnya.
Bahkan, feses pasien tersebut sangat menular dengan strain virus yang hidup.
"Menyelidiki dampak fungsional dari mutasi tri-nukleotida ini akan sangat menarik," kata Prof Li.
Adapun gen virus corona yang bermutasi saat ini berbeda dari strain paling awal yang diisolasi di Wuhan, tempat virus ini pertama kali terdeteksi.
Peneliti mengungkapkan pada umumnya, virus corona berubah dengan kecepatan rata-rata satu mutasi per bulan.