Dia menjelaskan lebih lanjut, prinsip vaksin dilihat dari protein yang berada di permukaan virus, yang dapat dikenali oleh antibodi manusia.
"Asam amino itu berlipat-lipat atau terdiri dari lipatan-lipatan sehingga menjadi satu protein. Asam amino itu ada yang berada di luar, dalam artian terekspos ke luar lingkungan. Ada yang terlipat berada di dalam, tidak terkespos lingkungan," terangnya.
"Jadi yang berada di dalam, tidak akan bisa dikenali antibodi. Sedangkan yang berada di luar, yang terekspos di luar, itu yang bisa dikenali antibodi," sambungnya.
"Nah, apabila variasi berada di luar permukaan, maka akan susah. Namun jika variasi (protein) berada di dalam, mungkin masih aman dan bisa menjadi target vaksin," terangnya.

Ternyata Virus Corona di Indonesia Berbeda dengan Negara Lain, Menristek Bambang Brodjonegoro Optimis Vaksin Bisa Segera Ditemuka
Oleh sebab itu, untuk melihat vaksin biasanya dilihat dari asam amino yang seragam di semua kelompok dan dilihat dari konfigurasi protein, apakah dia berada di dalam atau di luar.
"Jadi yang menjadi target vaksin biasanya yang berada di luar tapi seragam di semua region (kelompok jenis virus). Itu yang menjadi target vaksin," ujarnya.
Hal inilah yang masih diteliti lebih jauh oleh para peneliti, bagaimana sebenarnya karakteristik virus corona yang ada di seluruh dunia.
Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman berhasil memetakan materi genetik virus corona SARS-CoV-2 yang menginfeksi tiga pasien Covid-19 di Indonesia.
Diberitakan sebelumnya, sekuensing atau pengurutan materi genetik virus ini berguna untuk lebih memahami karakteristik virus corona baru dan pada akhirnya membantu mengembangkan vaksin virus yang tepat.