Follow Us

youtube_channeltwitter

Tersimpan Rapat Selama 40 Tahun, Jati Diri Kondektur Nan Penuh Liku Ini Akhirnya Terkuak: Anak Soekarno, Pindah Agama Hingga Diminta Tes DNA

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 27 April 2020 | 04:15
 Kondisinya Kian Memburuk Hingga Akhirnya Tutup Usia, Tangis Keluarganya Pecah Saat Soekarno Ucap 1 Kata Lirih Tak Sanggup Tuntaskan Kalimat Akhir
Foto via trubunbatam

Kondisinya Kian Memburuk Hingga Akhirnya Tutup Usia, Tangis Keluarganya Pecah Saat Soekarno Ucap 1 Kata Lirih Tak Sanggup Tuntaskan Kalimat Akhir

Soekarno baru dapat menggendong anaknya untuk pertama (dan terakhir kali) tahun 1960.

Baca Juga: Bukan Cuma Bikin Susah Orang Miskin, Pandemi Covid-19 Berhasil Lenyapkan Harta Kakak Beradik Ini Senilai Rp 196 Triliun dalam 1 Bulan Saja!

Menurut Gempar, ada beberapa pejabat dekat Soekarno yang mengetahui soal pernikahan ini.

Seperti Mayor Sugandi (ajudan Presiden), Henk Ngantung (Gubernur Jakarta), Ibnu Sutowo (kemudian menjadi Dirut Pertamina), atau Ali Sadikin.

Dalam ingatannya, ia pernah beberapa kali menemani ibunya menemui bebe-rapa pejabat itu di Jakarta.

Belakangan setelah jati dirinya dibuka, Gempar juga sempat bertemu Ali Sadikin. "Pak Ali masih ingat dan menanyakan kabar ibu saya," katanya.

Ketika Soekarno masih berkuasa, Jetje sempat menikmati kehidupan yang layak dengan diberi rumah di Jln. Tikala, sebuah kawasan elite khusus pejabat di Manado.

Gempar di usia balita juga mendapat kiriman mainan yang bagus dan mahal dari Jakarta.

"Waktu sekolah saya juga sering dibilang teman, 'Siap, Bung Karno', karena katanya mirip Bung Karno kalau memakai peci," kata Gempar yang awalnya menganggap itu sebagai sekadar olok-olok, tapi belakangan diterimanya sebagai semacam petunjuk bahwa dirinya anak Soekarno.

Baca Juga: Kabar Kesehatan Kim Jong Un Makin Tak Jelas, Warga Korea Utara Ini Blak-blakan Alasan Negara Terisolasi Itu Selalu Tutupi Kasus Covid-19: Ada Hubungannya dengan China?

Diminta tes DNA

Keberadaan "satu lagi anak Soekarno" ini terkuak ke publik setelah Majalah Kartini memuat serial kehidupan Gempar, pada terbitan awal tahun 2000.

Editor : Fotokita

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

x