Fotokita.net-Pemerintah provinsi DKI Jakarta resmi menerapkan status PSBB di Jakarta mulai Jumat (10/4/2020) selama 14 hari atau sampai 23 April 2020.
Warga Jakarta diminta mematuhi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) guna memutus rantai penularan Covid-19.
Sebab, belum ada tanda-tanda perlambatan penularan Covid-19, baik di level Jakarta maupun skala nasional.
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya akan menindak para pengendara kendaraan bermotor yang melanggar aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, mulai hari ini, Senin (13/4/2020).
Aturan PSBB bagi para pengendara kendaraan bermotor diatur dalam Pasal 18 Peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Petugas Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Pekanbaru mulai melakukan pemeriksaan terhadap pengendara sehari sebelum PSBB di Kota Pekanbaru, Riau, dalam rangka mencegah wabah Covid-19, Kamis (16/4/2020).
Langkah-langkah lockdown virus corona di India telah mengakibatkan ketegangan yang memanas antara para migran dan polisi.
Hal itu terekam dalam sebuah video viral yang menyoroti bentrokan selama sebuah proteskarenalockdown.
Awal pekan ini, Perdana Menteri Narendra Modi mengumumkan bahwa India akan memperpanjang lockdown virus corona tanpa batas.
MelansirExpress.co.uk, Selasa (14/4/2020), keputusan ini telah membuat banyak migran di negara tersebut frustrasi dan bingung tentang apa artinya ini bagi mereka.

Lockdown virus corona di India sebabkan bentrokan antara migran dan polisi
Protes besar meletus Selasa sore ketika ribuan pekerja migran berkumpul, di luar stasiun kereta api Bandra di Mumbai.
Para pekerja memprotes perluasan lockdown di India dan dampaknya pada para migran.
Polisi dipaksa untuk campur tangan dan bentrokan besar antara demonstran migran terjadi.
Dalam rekaman video, kerumunan orang terlihat melarikan diri ketika polisi memukuli para pekerja dengan tongkat untuk membubarkan kelompok massa yang besar.

Polisi diserang sekelompok orang di India.
Sebelumnya, dalam pidatonya, Perdana Menteri Modi mengatakan, "Teman-teman, mengingat semua saran, telah diputuskan bahwa lockdown di India akan diperpanjang hingga 3 Mei."
"Jika Anda melihatnya dari sudut pandang ekonomi, itu mungkin terlihat sangat mahal."
"Kami telah membayar harga yang besar, tetapi tidak seberapa jika dibandingkan dengan kehidupan orang India."
"Teman-teman, mulai 20 April pelonggaran pembatasan di berbagai sektor sedang dilakukan, ingatlah mata pencaharian saudara-saudari kita yang miskin."
"Dari pengalaman beberapa hari terakhir, jelas bahwa jalan yang kami ambil adalah yang tepat bagi kita dalam situasi saat ini."
"Negara telah mengamati social distancing dan lockdown."
Karena populasi besar India, diperkirakan 1,3 miliar orang, dan kesulitan lockdown di negara yang padat, kekhawatiran tentang terjadinya kerusuhan akhirnya terjadi.
Ranu Bhogal dari Oxfam India memperingatkan kerusuhan sipil di India di masa depan karena lockdown virus corona.
Dia berkata, "Sekarang, emosi semakin tinggi dan orang-orang stres."
"Mereka tidak memiliki pekerjaan, uang mereka habis dan makanan langka."
"Kami kemungkinan akan melihat skenario di mana orang akan bertarung."

Lockdown Di India Berujung Petaka, Seorang Polisi Terpotong Tangannya Setelah Larang Kawanan Bersenjata Masuk Wilayah Pasar
"Virus corona telah memberikan tekanan besar pada sistem India."
"Kami telah melihat kasus di mana petugas kesehatan dikucilkan di masyarakat perumahan."
"Beberapa dari mereka telah diminta untuk mengosongkan rumah mereka karena takut mereka akan membawa virus ke masyarakat."
Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul: Hal yang Dikhawatirkan Terjadi, India Perpanjang Masa Lockdown, Penduduk Migran dan Polisi Bentrok Besar-besaran