Untuk wilayah Indonesia selain yang disebutkan di atas, hanya akan menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian. Gerhana Matahari Sebagian (GMS) berbeda dengan Gerhana Matahari Total (GMT) atau Gerhana Matahari Cincin (GMC).
Dalam fenomena GMS bulan hanya berdekatan dengan salah satu titik nodalnya saja. Sehingga cakram Bulan tidak sepenuhnya menutupi cakram Matahari di puncak gerhana pada lokasi manapun.
Dalam konfigurasi ini cahaya Matahari yang terblokir Bulan hanya akan membentuk satu bayangan, yaitu penumbra (bayangan tambahan).
Karenanya, daerah yang berada di lokasi penumbra, hanya akan terlihat gerhana sebagian.

Gerhana matahari cincin bisa dilihat di Tanjung Pinang.
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) meminta umat Islam untuk melakukan shalat gerhana pada 26 Desember nanti.
Hal ini berhubungan dengan adanya fenomena Gerhana Matahari Cincin (GMC) yang diramalkan akan terlihat di Indonesia. Untuk diketahui, GMC terjadi setiap satu sampai dua tahun sekali. GMC terakhir terjadi pada 26 Februari 2017.
GMC dalam enam tahun ke depan akan terjadi pada 26 Desember 2019, 21 Juni 2020, 10 Juni 2021, 14 Oktober 2023, dan 2 Oktober 2024.
"Dari semua tanggal itu, hanya GMC pada 2019 yang dapat diamati di wilayah Indonesia," tulis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam keterangan resminya.
"Peristiwa langit yang sangat langka ini perlu disambut dengan penyelenggaraan shalat gerhana, dzikir, kegiatan sosial, kegiatan pengamatan Gerhana Matahari dan kegiatan kefalakiyahan lainnya," tulis Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) mengimbau.