Fotokita.net -Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan nilai impor produk petrokimia mencapai Rp317 triliun.
Dibutuhkan investasi untuk mendirikan industri petrokimia di dalam negeri untuk memproduksi barang subtitusi impor sehingga dapat memperbaiki kondisi neraca perdagangan Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga akan mengembangkan industri biodiesel B30 untuk mengurangi impor bahan bakar minyak.
Pesan Jokowi itu disampaikan olehKomisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/10/2019). Ahok datang bersama Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Sejak Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan namaBasuki Tjahaja Purnama atau Ahok diangkat sebagai Komisaris Utama Pertamina untuk menggantikan Tanri Abeng, sejumlah pihak ramai-ramai berkomentar.
Bahkan, isu penolakan pun muncul dari dalam, sejumlah karyawan Pertamina terang-terangan menyatakan ketidaksetujuan mereka atas penetapan itu. Tapi, keputusan itu jalan terus.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah merombak susunan dewan direksi dan komisaris PT Pertamina (Persero). Perombakan itu dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Pertamina yang digelar di Kementerian BUMN pada Senin (25/11/2019).
Dalam RUPSLB tersebut, terdapat tiga jabatan komisaris dan satu jabatan direksi Pertamina yang dirombak.
“Jadi sekitar jam 10 sudah diadakan penyerahan keputusan dari Menteri BUMN selaku RUPSLB ya PT Pertamina tentang pemberhentian dan pengangkatan anggota direksi maupun Dewan Komisaris baru," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.
Dalam struktur Dewan Komisaris, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diangkat sebagai Komisaris Utama Pertamina menggantikan Tanri Abeng.
Lalu, Budi Gunadi Sadikin diangkat menjadi Wakil Komisaris Utama (Wakomut) Pertamina menggantikan Archandra Tahar.