Follow Us

Terima Penghargaan Musik Bergengsi, Penyanyi Ini Nekat Enggak Pakai Penutup Dada. Lantas, Kenapa Dia Lakukan Hal Itu di Depan Kamera?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 16 November 2019 | 19:48
Ratusan perempuan Kanada melakukan unjuk rasa sambil telanjang dada di kota Ontario memprotes aksi p
Lutfi Fauziah

Ratusan perempuan Kanada melakukan unjuk rasa sambil telanjang dada di kota Ontario memprotes aksi p

Fotokita.net - Aksi itu sengaja dilakukan oleh penyanyi Mon Laferte setelah Chile dihantam unjuk rasa selama satu bulan yang diawali dari naiknya harga tiket kereta.

Mon Laferte pun langsung menjadi sorotan ketika berjalan di karpet merah dalam acara Latin Grammy di Las Vegas, Amerika Serikat (AS).

Ya, Mon Laferte, seorang penyanyi Chile telanjang dada sebagai bentuk protes atas apa yang terjadi di negaranya ketika menerima penghargaan musik.

Dalam penghargaan yang dihelat Kamis (14/11/2019), dia tampil telanjang dada dengan tulisan "Di Chile, mereka menyiksa, memperkosa, dan membunuh."

Baca Juga: Alih-alih Dalami Ilmu Agama, Artis Sinetron dan Penyanyi Cantik Itu Malah Gigit Jari: Bertahun-tahun Abaikan Keluarga Demi Ikuti Ritual Makan Makanan Jin

Dilansir BBC Indonesia Jumat (15/11/2019), Santiago pun mengumumkan bakal menggelar referendum terkait dengan konstitusi mereka.

Komisi HAM setempat menyatakan, mereka telah mengangkat 179 kasus, di antaranya dugaan pembunuhan, kekerasan seksual, dan penyiksaan oleh polisi militer.

Penyanyi Chile Mon Laferte tampil telanjang dada ketika menghadiri penghargaan Latin Grammy di Las Vegas, Amerika Serikat, pada 14 November 2019. Terdapat tulisan yang berarti Di Chile, mereka memperkosa, membunuh, dan menyiksa.
AFP/BRIDGET BENNETT

Penyanyi Chile Mon Laferte tampil telanjang dada ketika menghadiri penghargaan Latin Grammy di Las Vegas, Amerika Serikat, pada 14 November 2019. Terdapat tulisan yang berarti Di Chile, mereka memperkosa, membunuh, dan menyiksa.

Saat menerima penghargaan itu, dia Mon Laferte membacakan puisi dari pujangga La Chinganera, yang berjudul "Chile, Penderitaanmu Menyakitkanku".

Penyanyi 36 tahun itu merupakan satu dari sejumlah artis dalam Latin Grammy yang berani untuk mengangkat dan menyuarakan protes soal politik di Amerika Selatan.

Para demonstran menuntut reformasi sosial yang lebih banyak, dengan perubahan konstitusi yabg dibuat pada masa sebelum demokrasi, atau saat dipimpin diktator Augusto Pinochet.

Referendum akan digelar April tahun depan, dan menjadi kesempatan bagi warga Chile untuk menentukan pilihan apakah konstitusi mereka diubah atau tidak.

Baca Juga: Mantan Istri Ungkap Kebiasaan Buruk Berjudi dalam Sidang Cerai, Penyanyi Jebolan Indonesia Itu Bahagia Nikahi Pengusaha Sukses Ini. Sang Mantan Akhirnya Galau Tak Diundang?

Sebagian besar warga turun ke jalan dalam empat minggu terakhir untuk menuntut perbaikan kehidupan, dan berkembang menentang pemerintah.

Dalam konstitusi saat ini, negara tidak bertanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan dan pendidikan, dua tuntutan utama demonstran.

Presiden Senat Chile Jaime Quintana berkata, warga mempunyai peluang untuk merancang konstitusi baru dengan pilihan lembaga yang dipilih.

Seperti dewan perwakilan rakyat, politisi yang ditunjuk, ataukah nantinya konstitusi itu bakal digodok secara bersama-sama.

Adapun dalam aksi protes yang berlangsung dalam sebulan terakhir, sekitar 20 orang tewas dan 1.000 lainnya mengalami luka-luka. (BBC Indonesia)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest