Ada juga adegan kaki dan tubuh korban diikat dengan tali tambang oleh salah satu senior. Namun, menurut pelaku yang mengikat, tindakan itu dilakukan untuk meluruskan kaki korban yang keram dan tidak bisa berjalan.
Aksi kekerasan tidak hanya dilakukan oleh ketiga tersangka, sejumlah mahasiswa lain yang merupakan senior dan panitia terlihat turut melakukan kekerasan sehingga potensi jumlah tersangka bertambah.
“Dari rangkaian kegiatan yang sama-sama kita saksikan, kita bisa melihat gambaran fakta real di lapangan. Kita juga undang kejaksaan untuk melihat langsung fakta-fakta di lapangan tersebut,” kataKapolres Ogan Ilir AKBP Imam Tarmudi, Senin.
Kasat Reksrim Polres Ogan Ilir AKP Malik Fahrin mengatakan, dari rekan adegan yang dilakukan, sangat mungkin tersangka kasus kekerasan yang menyebabkan Muhammad Akbar tewas akan bertambah.
“Kemungkinan tersangka bertambah iya, tapi berapa jumlahnya belum bisa kami sampaikan. Dari rekonstruksi ini kita dapat gambaran,” ujar Malik.

Anaknya Tewas Kejang-kejang Usai Kemaluannya Ditendang dengan Alasan Sepele, Ibu Mahasiswa di Palembang Histeris Minta Pelaku Dihukum Mati
Fasseta, ibu dari Muhammad Akbar, mahasiswa Universitas Taman Siswa (Unitas) Palembang yang tewas saat mengikuti diksar Menwa di Desa Tanjung Baru, Ogan Ilir Sumatera Selatan, hadir saat reka adegan yang digelar, Senin (11/11/2019).
Fasseta ingin melihat langsung apa yang sesungguhnya dilakukan para senior, hingga membuat anaknya tewas.
Namun, pasca-menyaksikan reka adegan, Fasseta tak mampu menahan tangis. Ia menilai apa yang dilakukan para pelaku sangat sadis.
Ia berharap agar Menwa, organisasi yang diikuti anaknya dibubarkan dan pelaku dihukum mati.