Bagai Neraka Dunia, Pasukan Tempur Militer Kita Dihujani Timah Panas oleh Militan Fretilin. Lantas, Bagaimana Cara Mereka Lolos dari Hadangan Itu?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 12 November 2019 | 18:26
 
Batatyon Tim Pendarat Korps Marinir ketika melancarkan operasi Amphibi di Timor Timur
Tribunnews
Tribunnews

Batatyon Tim Pendarat Korps Marinir ketika melancarkan operasi Amphibi di Timor Timur

Baca Juga: Waktu Jabat Pangkostrad Ketahuan Kerahkan Pasukan ke Istana Merdeka, Apa yang Akan Dilakukan Prabowo Sebagai Menteri Pertahanan yang Punya Keuntungan Seperti Ini?

Ia tewas saat itu juga.

Mengetahui hal ini kedelapan personel Yonif Linud langsung keluar mobil sambil berlindung dan membalas tembakan milisi Fretilin.

Satu lagi personel Yonif Linud 501, Pratu Imam terkena tembakan dan meregang nyawa.

Sadar kalah jumlah, sisa personel Yonif Linud 501 yang tinggal tujuh orang tetap nekat bertahan dari serangan Fretilin menggunakan rifle SS-1.

Bagai neraka dunia, ketujuh personil Yonif Linud 501 itu dihujani tembakan dari segala arah.

Tahu lawannya terdesak, ratusan milisi Fretilin meneriakkan "Apanca Maubere!" yang berarti "maju terus" untuk segera menghabisi sisa personel Yonif Linud 501.

Antara hidup dan mati, tujuh personel Yonif Linud 501 berusaha menahan serangan Fretilin.

Milisi Fretilin semakin dekat, namun ketika jarak antara mereka tinggal 10 meter lagi datang bala bantuan.

Sebuah helikopter dan tembakan mortir yang berasal dari pasukan Marinir Indonesia menyalak menerjang posisi musuh.

Bantuan dadakan itu membuat Fretilin kocar-kacir karena maju tanpa perlindungan sama sekali.

Tembakan mortir Marinir kemudian menghantam kelompok milisi Fretilin.

Editor : Fotokita

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

x