Saya juga mendapatkan informasi, adanya seorang tokoh masyarakat di daerah Wouma yang menyelamatkan 16 orang dengan cara menyembunyikan mereka di dalam kamarnya.
Saya berusaha melacak keberadaan para penyelamat ini. Saya lalu ke Wouma. Saat itu situasi masih tampak sepi. Puing-puing bangunan Pasar Wouma yang dibakar massa menjadi saksi bisu kerusuhan. Saya lalu mencari Theodorus Pawika.
Theodorus nekat menyembunyikan 16 orang di tempat tidurnya dan tidak mau menyerahkan mereka meskipun ratusan warga mengancam akan membunuhnya. Saat itu, tidak kurang dari 500 orang mendatangi rumah Theodorus.

Theodorus Pawika
Namun, pria berusia 60 tahun ini tetap keras kepala. Ia dengan tegas menolak permintaan massa. Salah satu perkataan Theodorus yang berkesan, ”Mereka anak-anak saya. Jika mereka mati, saya juga harus mati.”
Kemudian saya bersama Yudhi mengunjungi Titus di rumahnya di Kampung Mawampi. Perjalanan ke sana tidak jauh karena daerah tersebut berada tidak jauh dari area Bandar Udara Wamena.
Tiba di sana, saya memperkenalkan diri kepada warga setempat dan menanyakan lokasi rumah Titus. Mereka lalu mengantar kami ke sana. Titus pun menyambut kami dengan ramah.
Ia mengaku sangat senang bisa menyelamatkan 100 warga yang kemudian mengungsi ke Markas Polres Jayawijaya. Bagi Titus dan warga setempat, para pengungsi seperti saudara kandung mereka walaupun berasal dari lain daerah.

Titus Kogoya
Titus bersama ratusan warga setempat menutup jalan masuk ke Kampung Mawampi dengan kayu. Mereka lalu berjaga-jaga. Berkat usaha mereka, massa tak berani masuk untuk menyerang dan merusak rumah warga.